nusabali

'Kalau Hujan Lagi, Putu Nggak Masuk Ya Bu Guru'

  • www.nusabali.com-kalau-hujan-lagi-putu-nggak-masuk-ya-bu-guru

Putu Rika, Bocah Tewas Karena Longsor di Mengening

SINGARAJA, NusaBali

Satu keluarga beranggotakan empat orang yakni Ketut Budikaca,33, istri Luh Sentiani,27, serta dua anaknya, Putu Rikasih,9, dan Kadek Sutama,5, asal Dusun Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, tewas tertimbun material rumah dan senderan. Saat keluarga ini tertidur pulas, tiba-tiba rumah mereka diterjang longsoran material senderan setinggi 3 meter, Selasa (29/1) subuh.

Kematian sekeluarga itu amat dirasakan pihak sekolah,  tempat Putu Rikasih,9 bersekolah. Putu Rika, demikan Putu Rikasih dipanggil, duduk dibangku kelas 2 SDN 2 Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Saat keluarga Budikaca dikabarkan ikut meninggal dalam musibah senderan ambles yang menimpa rumahnya, beberapa guru pengajar dan Wali Kelas Putu Rika, datang ke lokasi memastikan kabar tersebut, Selasa (29/1) pagi. Begitu tiba di lokasi, mereka tidak bisa menahan tangis begitu melihat jenazah dari Rika yang terbaring berjejer bersama kedua orangtuanya dan adiknya di lantai teras rumah. Mereka sempat memegang wajah Rika yang penuh lebam.

Wali Kelas Putu Rika, Heny mengaku mendapat kabar kematian salah satu muridnya itu dari media sosial facebook (FB). Awalnya ia belum percaya, kalau yang meninggal itu adalah salah satu muridnya, Putu Rika. Karena dalam postingan di FB, yang ditulis hanya nama orangtua dari Putu Rika, Ketut Budikaca. Namun, karena penasaran, Heny mengaku mencocokan nama Ketut Budikaca dengan daftar nilai dari Putu Rika, dimana dalam daftar nilai itu, ada tertera nama orangtua murid yakni Ketut Budikaca. “Saya sampai mengambil daftar nilai, dan memang benar yang meninggal itu adalah murid saya, karena orang tuanya saya tahu Ketut Budikaca,” ungkap Heny.

Setelah memastikan, Heny bersama beberapa guru pengajar langsung menuju ke lokasi guna melihat jasad anak didiknya. Heny tidak bisa menahan tangis begitu melihat jasad Putu Rika yang terbaring dengan wajah penuh lebam. Heny mengaku, sehari sebelum kejadian Senin (18/1), Putu Rika sempat meminta izin untuk tidak sekolah, dengan alasan kalau hujan deras. Saat itu, Putu Rika dijemput oleh ibunya ke sekolah. Begitu pulang, Putu Rika sempat menemuinya untuk minta izin tidak sekolah.

Awalnya, Heny sempat berfikir karena baru kali ini Putu Rika meminta izin, padahal Putu Rika tergolong anak rajin bersekolah. Namun kala itu, Heny menganggap permohonan izin hal biasa, karena cuaca ekstrem. “Kalau besok hujan lagi, Putu nggak masuk ya bu guru. Dia sempat ngomong seperti itu,” ujar Heny menirukan pamitan Putu Rika.

Selain rajin, Putu Rika juga dikenal penurut di sekolah. Setiap ada tugas pekerjaan rumah (PR), Putu Rika selalu mengerjakan. Selain rajin dan penurut, di rumahnya Putu Rika dikenal anak yang ceria. Ia kerap bermain ke rumah kakek dan pamannya. Bahkan, ia sering menginap di rumah kakek atau pamannya. Namun, saat kejadian, ia tidak menginap di rumah kakek atau pamannya. Padahal, Senin sore, kakeknya sempat membujuk Putu Rika menginap. “Nak sorenya, tunden dini nginep, nak sing  nyak. Biasane sing tunden, nak saian nginep. Tumben jani ajak nginep sing nyak. (waktu sorenya, saya suruh menginap, tidak mau. Tidak seperti biasanya, tidak disuruh dia menginap. Seringan menginap, sekarang kok tumben tidak mau,red),” ungkap Nyoman Dania, kakek Putu Rika. *k19

Komentar