nusabali

Berhadiahkan Udeng, Kamben, hingga Blakas

  • www.nusabali.com-berhadiahkan-udeng-kamben-hingga-blakas

Paguyuban Tenis Gianyar menyelenggarakan kejuaraan Tenis Werdha berbusana adat Bali madya di Lapangan Tenis Satya Buwana, Gianyar, Jumat (22/4) - Minggu (24/4). 

Kejuaraan Tenis Berbusana Adat Bali

GIANYAR, NusaBali
Kejuaraan ini bertujuan memadukan olahraga dengan kearifan lokal Bali. 

Rabu (20/4), belasan calon perserta kejuaraan melakukan uji coba latihan dengan pasangan masing-masing di lapangan setempat. Ditemui di lapangan tersebut, Rabu kemarin, Pananggungjawab Kejuaraan, Ida Bagus Gaga Adisaputra menjelaskan kejuaraan unik ini muncul setelah dirinya melihat seringnya ada beberapa penghobi tenis lapangan datang ke lapangan ini saat masih berbusana adat. Karena mereka habis kerja adat dan undangan adat Bali. Biasanya, mereka ke lapangan ingin melihat teman latihan, dan merasa mustahil bisa ikut latihan karena masih berbusana adat. ‘’Akhirnya, dengan nada agak bercanda saya sarankan mereka tetap latihan. Akhirnya, muncul usulan teman-teman penghobi, ayo adakan kejuaraan tennis berbusana adat,’’ jelas Sekkab Gianyar yang akrab disapa Gus Gaga ini. 

Terlepas dari itu, Gus Gaga ingin membuktikan bahwa busana adat Bali itu sangat inklusif. Artinya, bisa dipakai kapan, oleh siapa saja, dan untuk kegiatan apapun. Terpenting lagi, olahraga tenis adalah salah satu cabang olahraga biasa, bisa diikuti siapa saja, baik anak-anak, remaja dan orang tua. Kejuaraan ini juga untuk mereunikan hobi tenis para tua-tua dengan semangat kalangan anak-anak dan remaja untuk lebih berprestasi. Tentu, tanpa mengabaikan nilai-nilai lokal Bali, terutama kehidupan bermasyarakat Bali yang tak lepas dengan kegiatan adat. ‘’Semangat kami, melalui olahraga tenis, kami bisa sehat, sekaligus menghormati nilai-nilai kearifan lokal Bali itu,’’ jelasnya.

Selain itu, kata Gus Gaga, Gianyar sebagai Kota Pusaka juga menjadi inspirasi bagi paguyuban tenis Gianyar untuk membuat kejuaraan tenis berpakaian adat madya ini. Gus Gaga menyadari kejuaraan ini pasti unik, dan bisa memunculkan gelak tawa para peserta dan penonton. "Hidup ini ada kalanya jangan terlalu serius," ujar laki-laki asal Griya Kawan, Kelurahan Gianyar, Gianyar ini. 

Kejuaraan diikuti peserta berusia di atas 40 tahun, tertua yang mendaftar usia 72 tahun. Hingga kemarin, sudah 32 pasang pendaftar. Peserta kejuaraan baru di lingkup paguyuban tenis Gianyar. 

Setiap peserta saat bertanding wajib berbusana adat Bali madya, mengenakan udeng, kamben, dan saput poleng. Tinggi kamben di bawah lutut. Peserta wajib menggunakan saput poleng, kecuali peserta dari unsur Polri  atau TNI, karena punya stelan kostum busana adat Bali. Wasit dan penonton juga berpakaian adat, hingga setiap pertandingan akan mirip seperti ada upacara adat.

Kejuaraan memperebutkan hadiah menarik. Juara I berupa kamen, saput, udeng, blakas. Juara II kamen, saput, udeng. Juara III saput serta udeng, juara IV berupa udeng. Kejuaran  ini baru pertama kali dilaksanakan. ‘’Jika ke depan respon peserta dan penonton makin baik, kita akan gelar kejuaraan yang sama, namun dengan inovasi-inovasi lebih menarik,’’ jelasnya. 7cr62, lsa

Komentar