nusabali

Senator Lolak Didorong Maju Pilkada Klungkung

  • www.nusabali.com-senator-lolak-didorong-maju-pilkada-klungkung

Anggota DPD RI Dapil Bali dua kali periode (2009-2014 dan 2014-2019), I Kadek Lolak Arimbawa, dilirik sejumlah partai besar untuk diusung sebagai Calon Bupati (Cabup) Klungkung ke Pilkada 2018. 

DENPASAR, NusaBali
Partai besar yang disebut-sebut tertarik usung Senator yang juga pelawak ini adalah PDIP dan Demokrat.

Salah satu elite partai besar menyatakan, Kadek Lolak Arimbawa berpotensi maju sebagai Cabup Klungkung ke Pilkada 2018, karena elektibilitasnya lumayan bagus. “Kami sudah mulai menginventaririsir semuanya,” ujar salah satu kader elite partai besar yang wanti-wanti namanya tidak dikorankan kepada NusaBali, Kamis (7/4) lalu. 

Lolak Arimbawa selama ini cukup familiar di beberapa partai besar, seperti PDIP dan Demokrat. Senator asal Klungkung ini dikenal dekat dengan pengurus DPD PDIP Bali dan DPD Demokrat Bali. Bahkan, Lolak Arimbawa dikabarkan sudah jadi kader PDIP. Pendek kata, Lolak bisa muncul di mana-mana.

Saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis sore, Lolak awalnya mengatakan belum berpikir maju ke Pilkada Klungkung 2018. Namun, saat didesak, suami dari penyanyi Pop Bali Ni Made Suastini alias Dek Ulik ini mengaku dirinya sempat ditelepon elite partai untuk diajak membangun Klungkung. “Saya diajak membangun Klungkung, tanah kelahiran saya sendiri,” cerita Lolak.

Hanya saja, Lolak menegaskan kepada para elite partai yang mendekatinya bahwa dia ingin mengabdi di Senayan sebagai Senator sampai 2019. “Saya tegaskan kepada beliau-beliau bahwa saya ini masih ingin mewakili rakyat Bali di DPD RI sampai 2019,” tandas Lolak.

Menurut Lolak, dirinya tidak mau dibilang getol membawa program infrastruktur ke Bali, karena mau maju Pilkada 2018. Itu sebabnya, Lolak terpaksa menunda sejumlah agenda pejabat pusat yang ingin membawa program ke Klungkung terjun ke Gumi Serombotan, karena dirinya diisukan akan jadi Cabup Klungkung.

“Hari ini saya lewati dulu Klungkung. Saya malah ke Bangli dan Jembrana.” ujar Lolak, yang hari itu terjun ke Bali bersama Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan Kementerian Desa-Pembangunan Daerah Tertinggal, Joshua Mark Yoltowu.

Kenapa? “Nanti dikira saya membawa bantuan ke Klungkung karena agenda Pilkada 2018. Saya nggak mau dikira seperti itu. Saya masih pikirkan jadi Senator sampai 2019. Program-program infrastruktur untuk Bali yang bisa saya perjuangkan, saya glontor rata di 9 kabupaten/kota. Ini bukan untuk tujuan Pilkada 2018,” ujar anggota Komite II (membidangi infrastruktur dan energi) DPD RI ini.

Sementara itu, tahapan Pilkada Klungkung 2018 belum dimulai sampai saat ini. Berdasarkan hasil Pileg 2014, terbuka peluang m uncul empat paket calon dari parpol/gabungan parpol berbeda di Pilkada Klungkung 2018. Ada 7 parpol yang memiliki kursi di DPRD Klungkung 2014-2019 hasil Pileg 2014.

Dari 7 parol tersebut, yang Gerindra dan PDIP yang bisa mengusung paket calon secara mandiri, karena memenuhi syarat minimal 20 persen suara parlemen. Gerindra saat ini mendominasi 8 dari total 30 kursi DPRD Klungkung atau kuasai 26,67 suara parlemen. Gerindra kemungkinan besar akan usung kembali pasangan incumbent I Nyoman Suwirta-I Made Kasta alias Paket Suwasta (Bupati-Wakil Bupati Klungkung 2013-2018) ke Pilkada 2018. pahkan, Paket Suwasta telah dideklarasikan beberapa waktu lalu.

Sedangkan PDIP menjadi partai terbesar kedua dengan kekuatan 7 kursi DPRD Klungkung 2014-2019 (kuasai 23,33 persen suara parlemen). Sementara, 5 partai lainnya harus membangun koalisi untuk bisa mengusung paket calon ke Pilkada Klungkung 2018, karena perolehan suaranya di parlemen tidak mencapai sayarat minimal 20 persen. 

Mereka adalah Hanura yang kuasai 5 kursi DPRD Klungkung (berkekuatan 16,67 persen suara parlemen), Golkar yang kuasai 4 kursi DPRD Klungkung (berkekuatan 13,33 persen suara parlemen), Demokrat yang kuasai 3 kursi DPRD Klungkung (berkekuatan 10,00 persen suara parlemen), PKPI yang punya 2 kursi DPRD Klungkung (berkekuatan 6,67 persen suara parlemen), dan NasDem yang hanya punya 1 kursi DPRD Klungkung (berkekuatan 3,33 persen suara parlemen).

Kubu Golkar telah menegaskan akan mengusung kader sendiri ke Pilkada Klungkung 2018. Golkar harus berkoalisi dengan parpol lain untuk bisa tarung ke Pilkada, karena kursinya di parlemen tidak memenuhi syarat minimal. Sejauh ini, ada tiga kader Golkar yang dijagokan maju ke Pilkada Klungkung 2018.

Tiga kader Beringin tersebut masing-masing I Made Ariandi (politisi asal Kelurahan Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung yang kini menjabat Ketua DPD II Golkar Klungkung 2015-2020), Ni Luh Komang Ari Ayu Ningrum (Srikandi Beringin asal Kelurahan Desa Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung yang kini menjabat Ketua Fraksi Golkar DPRD Klungkung dan sekaligus Ketua Harian DPD II Golkar Klungkung), dan I Mmade Wijaya (politisi asal Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung yang kini menjabat Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD I Golkar Bali 2016-2021).

Meski namanyua dijagokan, Made Ariandi menegaskan posisi Cabup Klungkung tidak harus ditempati seorang Ketua DPD II Golkar. “Target politik jadi pimpinan partai memang membidik kursi ekskeutif dan legislatif. Tapi bagi saya, kalau ada kader yang layak dan lebih berkualitas dengan elektibilitas bagus, ya kader bersangkutan harus diutamakan,’ ujar Ariandi saat dikonfirmasi NusaBali.

Menurut Ariandi, dalam Pilkada Klungkung 2018 mendatang, Golkar kemungkinan akan bikin paket calon kombinasi figur dari Klungkung daratan dan kawasan seberang Nusa Penida. Figur yang diusung bisa dari kader partai berbeda dal;am jalinan koalisi. “Bisa usung kombinasi kader-kader, bisa kader-non kader. Kami harus berkoalisi,” tandas Ariandi.

Sementara, Made Wijaya menegaskan Golkar harus bangkit di Pilkada Klungkung 2018. Soal siapa yang diusung, termasuk tentang dirinya yang dijagokan maju ke Pilkada Klungkung 2018, Wijaya menyerahkan sepenuhnya kepada partai. “Saya tunduk perintah partai. Kalau partai menugaskan, saya siap,” ujar Wijaya. 7 nat

Komentar