nusabali

GrAnaT 2018 Pecah di Gor Ngurah Rai

  • www.nusabali.com-granat-2018-pecah-di-gor-ngurah-rai

Sekitar 4000 pengunjung ikut ‘meledak’ bersamanya.

DENPASAR, NusaBali
Ajang perhelatan musik bernama GrAnat (Gelar Apresiasi Anak Teknik) kembali digelar tahun ini oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik, Universitas Udayana. Acara yang telah menginjak 24 tahun penyelenggaraan ini, digelar Sabtu (15/09) di Lapangan Gor Ngurah Rai, Denpasar. Mengusung tema ‘Symphony of Divergency 2018,’ GrAnaT terbuka untuk segala keberagaman genre musik bernuansa underground seperti, rockabilly, hardcore, metal, mau pun rock.

Ditanya soal tujuan, Gio, selaku Ketua Panitia GrAnaT 2018 pun memaparkan, bahwa konsep awal dari GrAnaT adalah untuk mewadahi band-band baru yang ingin tampil di atas panggung namun terkendala oleh biaya. Hal ini pula yang kemudian membuat GrAnaT berbeda dari ajang musik mahasiswa lainnya di Bali.

“Konsep awalnya adalah mewadahi band-band baru yang ingin tampil tapi tidak ada dana. Kita memfasilitasi band-band tersebut dari panggung, sound system, agar mereka bisa tampil. Itulah yang membedakan GrAnaT dengan kegiatan acara musik mahasiswa lainnya di Bali khususnya,” papar Gio ketika ditemui NusaBali (15/09) di Gor Ngurah Rai, Denpasar.

Gio pun berharap agar untuk kedepannya, siapa pun yang nantinya menjadi ketua pelaksana, agar selalu ingat dengan konsep awal yang telah disepakati bersama, untuk tetap menampung band-band baru yang berasal dari ‘rumah sendiri’ dan tetap mempertahankan ciri khas dari GrAnaT itu sendiri.

GrAnaT yang kini telah menginjak 24 tahun penyelenggaraannya merupakan program tahunan Senat Mahasiswa Teknik yang dahulu pada tahun 1994 masih berupa pertunjukan sendra tari klasik, namun seiring dengan bergulirnya zaman, acara tersebut berubah menjadi pertunjukan musik bergenre underground. Band-band yang diwadahi pun dipilih melalui tour audisi yang rutin diadakan setiap tahun di berbagai kabupaten di Bali.

Ada sekitar 18 band baik band lokal mau pun nasional yang tampil dalam GrAnaT 2018. Band asal Bandung, Turbidity, merupakan yang ditunggu-tunggu oleh pecinta musik underground di Bali. Selain Turbidity, ada pula band asal Denpasar yang telah mengembangkan sayapnya baik di nasional mau pun internasional, yaitu Scared of Bums.

Adalah Eka, selaku Vokalis dan Gitaris Scared of Bums, yang sempat diwawancara NusaBali mengatakan bahwa bandnya hampir setiap tahun ikut memeriahkan GrAnaT. Dirinya pun mengungkapkan bahwa acara musik tersebut dari tahun ke tahun tidak pernah tidak meriah dan tetap terjaga konsistensinya. Kali ini, grup musik beraliran punk rock tersebut juga akan membawakan dua single baru yang bertemakan gadget dan lagu yang terinspirasi dari pengalaman mereka ketika ketinggalan pesawat.

Terakhir, Eka pun berharap agar GrAnaT untuk ke depannya agar tetap mejaga kreativitas, konsistensi, dan solidaritasnya hingga sukses di setiap acaranya.

“Untuk GrAnaT, tetap jaga kreativitasnya, tetap maju, tetap solid dan konsisten, dan sukses untuk acaranya,” tutup Eka. *ph

Komentar