nusabali

Kisah Garuda Mencari Amerta Tertuang dalam Desain GrAnaT

  • www.nusabali.com-kisah-garuda-mencari-amerta-tertuang-dalam-desain-granat

T-shirt berwarna dasar hitam dengan desain di bagian depan ini memiliki makna yang mendalam.

DENPASAR, NusaBali.com
Tak terasa, event tahunan terbesar bagi music Underground di Bali, GrAnaT (Gelar Apresiasi anak Teknik), bakal kembali digelar tahun 2020 ini. Beberapa persiapan pun telah mulai dilakukan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana selaku penyelengara. Satu yang tak luput dari perhatian, yakni official merchandise GrAnaT pada tahun ini yang berupa T-shirt hitam. 

Siapa yang menyangka, T-shirt berwarna dasar hitam dengan desain di bagian depan ini memiliki makna yang mendalam. I Kadek Agus Andre Yoga Permana, sosok di balik desain ini, mengungkapkan makna dibalik desain tersebut. Pada dasarnya, desain ini mengambil filosofi dari kisah Garuda yang mencari Tirta Amerta dalam mitologi Hindu. 

Dikisahkan, sang Garuda mencari Tirta Amerta yang tidak diketahui tempatnya untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Pada akhirnya, sang Garuda mendapatkan tirta tersebut dari Dewa Wisnu, dengan syarat sang Garuda mau menjadi tunggangannya yang kelak dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana. Kisah ini, dapat dimaknai bagi GrAnaT yang berupaya mewadahi, membangkitkan, dan memperjuangkan band-band Underground di Bali agar mampu menampilkan karya yang bebas dan independen. 

Jika diperhatikan, dalam desain ini terdapat sosok sang Garuda bersama sebuah sosok di tengahnya yang memiliki wajah ganda. “Bagian tengahnya itu Dewa Wisnunya, bermuka ganda yang dibelakang itu muka ibu sang Garuda,” ungkap sang seniman, I Kadek Agus Andre Yoga Permana pada NusaBali, Senin (14/9).

Dalam menciptakan desain ini, Andre Yoga melalui tahap brainstorming, di mana dirinya bertukar pikiran bersama GrAnaT. Andre Yoga sendiri membuat tiga desain sebelum desain ini kemudian terpilih, dan dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni pada detail dan pewarnaan. 

Dalam desain ini, wrna merah menjadi warna yang mendominasi, yang secara umum merupakan simbol keberanian dan semangat. Bagian kaki sang Dewa dan Garuda pun tak luput menjadi fokus dalam desain ini. “Pada desain tersebut aku menitikberatkan pada cakar atau cokor atau kaki dari Garuda dan Dewa Wisnunya sebagai simbol niat dan kemauan yang kuat supaya di tengah pandemi ini teman-teman panitia GrAnaT bisa tetap kuat dan semangat dalam melaksanakan acara GrAnaT 2020 seperti cengkraman burung Garuda,” lanjut alumnus Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini.

Sebagai seorang seniman desain, dirinya memiliki teknik yang menjadi ciri khasnya tersendiri. Terungkap, dirinya menuangkan pandangannya sendiri terhadap isu yang diberikan. Selain itu, dirinya juga khas dengan teknik drawing dan arsiran hatching atau crosshatching. Teknik inilah, yang kerap dijumpai pada desain-desain miliknya, termasuk pada desain GrAnaT kali ini. 

“Kalau segi teknik aku khas di drawing dan teknik arsirannya yang bernama hatching atau crosshatching. Dan juga menggunakan unsur pattern Bali seperti kain batik Bali dan lainnya agar tetap harmonis dengan budaya Bali,” tandas pemuda yang kini tengah mengembangkan brand jewelry atau perhiasannya sendiri, Studio Tanda.*cr74

Komentar