nusabali

Hari Ini, Bupati Tabanan Buka Posko Pengobatan Sekala Niskala Penari Rejang Sandat Ratu Segara

  • www.nusabali.com-hari-ini-bupati-tabanan-buka-posko-pengobatan-sekala-niskala-penari-rejang-sandat-ratu-segara

Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti melaksanakan persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, Desa Pakraman Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan pada Wraspati Kliwon Menail, Kamis (23/8).

TABANAN, NusaBali
Keesokan harinya, Jumat (24/8) ini, Bupati Eka Wiryastuti juga menggelar Posko Pengobatan Sekala Niskala bagi para siswi penari Rejang Sandat Ratu Segara yang sempat kerauhan (kesurupan). Persembahyangan di Pura Luhur Tanah Lot, Kamis kemarin, sebagai wujud syukur atas terlaksananya Tanah Lot Art dan Food Festival II 2018 dan pementasan kolosal ‘Tari Rejang Sandat Ratu Segara 1.000 Penari’. Dalam persembahyangan yang dilaksanakan siang tepat pukul 12.00 Wita, digelar pura upacara guru piduka sebagai wujud permohonan maaf secara niskala, bilamana saat penyelenggaraan pentas kolosal ‘Tari Rejang Sandat Ratu Segara 1.000 Penari’ di DTW Tanah Lot, 18 Agustus 2018 lalu, ada hal-hal negatif, baik disengaja maupun tanpa sengaja dilakukan penyelenggara dan para penari.

Kepada awak media, Bupati Eka Wiryastuti sempat menjelasan kronologis sebenarnya tentang banyaknya pemberitaan negatif pasca pentas kolosal ‘Tari Rejang Sandat Ratu Segara 1.000 Penari’. Menurut Eka Wiryastuti, fenomena kerauhan (trance) adalah hal yang sering terjadi di mana saja dalam kawasan suci dan tempat ibadah yang diyakini memiliki kekuatan niskala. Kerauhan juga merupakan unsur manunggalnya kesidian Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yang tidak bisa dilihat, tapi bisa dirasakan getarannya.

Sedangkan Tari Rejang Sandat Ratu Segara, kata Eka Wiryastuti, merupakan tarian bersifat sakral. Dari awal ditekankan bahwa penari yang menarikan tarian sakral ini dilarang tampil bila sedang cuntaka maupun kotor kain.

"Tapi setelah menurunkan tim investigasi, ditemukan fakta di lapangan bahwa dari 1.800 penari (semuanya perempuan), tidak ada yang absen. Semua formasi lengkap tidak tergantikan, meskipun panitia telah menyiapkan 100 penari cadangan apabila ada yang mendadak kotor kain dan sebagainya. Selanjutnya, dari sekian siswi yang kerauhan, ada yang memiliki sakit non medis bawaan, seperti bebainan dan terkena cetik," jelas Eka Wiryastuti.

Selain itu, kata dia, ada pula indikasi bahwa setelah menari malam itu, mereka tidak mepamit. Padahal, sejak awal sudah disampaikan oleh Eka Wiryastuti sendiri bahwa penari boleh bubar setelah terlebih dulu mepamit. "Boleh bubar, tapi harus mepamit dulu," katanya.

Maka, banyak unsur yang menjadi penyebab kerauhan di sini. Jadi, tidaklah benar pihak penyelenggara tidak bertanggung jawab. "Mohon lebih bijak menanggapi masalah ini, jangan menyalahkan tanpa dasar yang benar. Karena seungguhnya siswi-siswi ini sangat bersemangat berlatih selama 4 bulan. Saya pun memaafkan apabila mereka tetap bersikeras tampil dengan tidak mengindahkan syarat-syarat yang sudah ditentukan dari awal," tegas Srikanbdi PDIP asal Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Tabanan ini.

Eka Wiryastuti menegaskan, yang perlu diantisipasi pasca pementasan kolosal ‘Tari Rejang Sandat Ratu Segara 1.000 Penari’ adalah mengupayakan agar efeknya tidak panjang. Harus diupayakan agar kondisi para siswi yang sempat kerauhan pasca menari segera pulih.

Terkait hal ini, Pemkab Tabanan bersama Yayasan Siwa Murthi Bali dan Dinas Kesehatan Tabanan serta Bagian Kesra Setkab Tabanan telah menyiapkan Posko Pengobatan Sekala Niskala Penari Rejang Sandat Ratu Segara. Posko pengobatan tersebut dibuka di Wantilan Kantor Camat Kediri, Jumat, 24 Agustus 2018 ini, mulai pagi pukul 9.00 Wita. "Bagi siswi penari Rejang Sandat Ratu Segara yang masih merasa tidak nyaman dan berniat untuk diperiksa, dapat berkoordinasi dengan kepala sekolah dan camatnya masing-masing," jelas Bupati yang juga Pena-sihat Yayasan Siwa Murthi Bali ini.

Eka Wiryastuti mengajak semua pihak membangun bersama-sama, karena dari niat suci akan melahirkan kekuatan yang suci pula dan mendamaikan semua umat sekala lan niskala. Diharapkan tidak ada provokasi dan memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan suatu kelompok atau pribadi. "Semoga dalam 3 hari ke depan, semua berjalan lebih baik dan normal kembali." *de

Komentar