nusabali

Siswa SDN 3 Depeha Belajar di Emper Kelas

  • www.nusabali.com-siswa-sdn-3-depeha-belajar-di-emper-kelas

Aktivitas belajar mengajar di SDN 3 Depeha, Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng belum sepenuhnya berjalan normal pasca sekolah ini porakporanda diamuk gempa Lombok 7,0 SR, Minggu (5/8) malam.

SINGARAJA, NusaBali
Setidaknya, ada 28 siswa SDN 3 Depeha yang terpaksa harus belajar di emper ruang kelas. Kondisi belajar di emper ruang kelas ini masih berlangsung hingga Jumat (10/8). Pantauan NusaBali di lokasi, Jumat kemarin, 28 siswa tersebut tampak belajar berderet di depan ruang Kelas VI SDN 3 Depehan. Mereka yang semuanya siswa Kelas III ini belajar di emper dengan menghadap ke tembok.

Mereka terpaksa berhimpitan di emper kelas, karena kekurangan bangku untuk belajar. Maklum, sebagian bangku belajar rusak akibat tertimpa rerutuhan bangunan akibat gempa. Semula, 28 siswa Kelas III SDN 3 Depeha ini sempat harus belajar di bawah pohon Mangga yang berada di halaman sekolah, Rabu (8/8) lalu. Namun, karena terganggu debu proyek renovasi ruang kelas lainnya yang tengah dikerjakan, akhirnya proses belajar mengajar digeser ke emper ruang Kelas VI, sejak Kamis (9/8).

“Tadinya sempat belajar di bawah pohon Mangga, biar lebih leluasa. Tapi, di sana terganggu debu karena ada proyek renovasi pasca gempa. Kami pindah saja ke sini (emper ruang kelas), agar tidak terganggu,” ujar seorang guru SDN 3 Depeha kepada NusaBali.

Akitivitas belajar mengajar di SDN 3 Depeha sendiri sempat lumpuh, karena seluruh ruang kelas rusak diguncang gempa, Minggu malam. Plafon semua ruang kelas jebol, sementara atap genting bangunan sebagian berjatuhan. Kerusakan paling parah terjadi di Ruang Kelas III, yang memanfaatkan mess guru. Tembok Ruang Kelas III bahkan sampai ambruk.

Sedangkan ruangan yang dimanfaatkan para siswa Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI saat ini, kondisi fisik bangunannya sudah retak, bahkan diperkirakan mengalami pergeseran kontruksi. Demikian juga Ruang Kelas I dan Kelas II, yang mengalami kursakan plafon dan atap, di mana rangka baja ringan sudah bergeser.

Karena kerusakan akibat damuk gempa 7,0 SR, seluruh siswa SDN 3 Depeha yang berjumlah 128 orang tidak bisa mengikuti proses belajar secara noram. Hampir tiap hari mereka dipulangkan lebih awal. Bahkan, proses belajar mengajar sempat terpaksa dihentikan selama dua hari, Senin (6/8) dan Selasa (7/8). Para siswa baru kembali sekolah, Rabu (8/8).

Saat ini, para siswa Kelas I, Kelas II, Kelas IV, Kelas V, dan Kelas VI memang bisa belajar di dalam ruang kelas. Namun, kondisinya kurang aman, melihat konstruksi bangunan yang rawan roboh, karena temboknya terlihat retak di beberapa titik. Di samping itu, dari sisi kenyamanan juga kurang mendukung proses belajar, karena seluruh ruang kelas tidak berisi plafon, sehingga suara dari ruang kelas sebe-lahnya terdengar gaduh.

“Ya, mau bagaimana lagi? Memang kalau ada satu kelas yang ribut, suaranya pasti kedengaran di kelas lain. Mudah-mudahan, renovasi tiga ruang kelas saat ini bisa selesai secepatnya,” ujar salah satu guru SDN 3 Depeha, Ketut Sulatra.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengantakan pemanfaatan emper ruang kelas untuk belajar di SDN 3 Depeha, sifatnya sementara. Dia memperkirakan dalam 2-3 pekan ke depan, renovasi atas tiga ruang kelas di sisi utara SDN 3 Depehan akan rampung.

”Sebenarnya, gedung yang direnovasi itu sudah selesai dalam minggu ini. Tapi, karena gempa, plafonya ikut jatuh. Jadi, sekarang harus dipasang lagi dan perkiraan sudah rampung tidak sampai sebulan,” terang Gede Suyasa saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Jumat kemarin.

Menurut Suyasa, untuk ruang kelas yang kondisinya rusak akibat gempa, pihaknya telah mengadakan penghapusan aset. Rencananya, ruang kelas tersebut akan dibangun kembali tahun 2019 mendatang. “Memang harus dibangun ulang, makanya kemarin tim yang turun itu sudah lakukan penghapusan aset,” tandas Suyasa. *k19

Komentar