nusabali

Kunjungan Wisatawan Turun 30 Persen

  • www.nusabali.com-kunjungan-wisatawan-turun-30-persen

Wisatawan yang sudah booking hotel banyak yang membatalkan pmeesanan hotelnya

24 - 26 Juli, Tunda Nyeberang ke Nusa Penida Pakai Fast Boat

SEMARAPURA, NusaBali
Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal  Perhubungan Laut,  Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa, kembali mengeluarkan surat edaran (SE) untuk penundaan penyeberangan lewat mengunakan fast boat ke Nusa Penida, 24-26 Juli 2018. Padahal menurut pamantauan petugas, gelombang laut cukup landai tidak seperti prakiraan BMKG tinggi gelombang sampai 4-5 meter.

Atas kondisi itu, para penumpang yang hendak ke Nusa Penida, yang sebagian besar lewat Sanur, Denpasar, tidak bisa berangkat. Termasuk warga dan wisatawan yang akan berlibur. Hal ini menyebabkan banyak tamu membatalkan liburannya ke Nusa Penida mengakibatkan hunian hotel, restoran dan jasa transportasi turun drastis. “Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida turun drastis sampai 30 persen. Wisatawan yang sudah booking hotel banyak yang membatalkan pmeesanan hotelnya," ujar Ketua PHRI Klungkung I Wayan Kariana, Selasa (24/7).

Pihaknya pun sudah mendatangi Satker Syahbandar di Sanur untuk mengklarifikasi surat edaran  tersebut pada Minggu (22/7), atau 2 hari setelah surat edaran pertama tentang penundaan keberangkatan Fast Boat dilayangkan. Disebutkan itu surat penundaan bukan penutupan keberangkatan fast boat. "Artinya selama gelombang teramati baik dipersilakan menyeberang. Buktinya di Kusamba bisa diberangkatkan Speed Boat seperti biasa," ujarnya.

Namun kesimpangsiuran pemberitaan dan informasi tidak satu pintu mengakibatkan banyak wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Nusa Penida. Karena kondisi gelombang bersahabat maka Selasa kemarin beberapa boat terlihat tetap diberangkatkan. Yakni, Angle Billabong Fast Boat tetap melayani rute Sanur - Nusa Penida. Ketua Bidang Pemasaran PHRI Klungkung I Wayan Moko  berharap pemerintah selaku regulator  diharapkan memberlakukan buka tutup, tidak saklek ditutup padahal gelombang laut biasa saja. “Atas kondisi ini operator Fast Boat harus lebih cermat dan teliti menyikapi surat edaran tersebut. Jangan serta merta di tutup, mestinya harus ada komunikasi dan penerjemahan dari isi surat itu," katanya.

Kata dia, ketika erupsi Gunung Agung abunya menyebabkan pesawat tidak bisa landing, ketika  itu di diberlakukan buka-tutup. Artinya, tidak 3 -5 hari full ditutup. Bila kebijakan ini diberlakukan akan memberikan dampak sistemik. Tidak saja pariwisata tetapi juga tentang kebutuhan pokok dan logistik di kepulauan Nusa Penida yang sebagian besar dari Bali daratan jumlahnya terbatas. "Tentunya akan menyebabkan harganya meningkat drastis," harap Moko Wijaya.

Anggota DPRD Klungkung Ni Luh Komang Ari Ayu Ningrum meminta kepada pihak terkait yang membidangi pelabuhan agar melihat kondisi  gelombang secara objektif. "Sebaiknya ada patroli terlebih dahulu di laut, kalau langsung ditutup maka akses penyeberangan menjadi lumpuh," ujarnya. Karena hal ini, lanjut dia, akan berdampak terhadap beberapa sektor, di antaranya harga sembako menjadi naik. Kemudian sektor pariwisata, pasca penutupan pelabuhan ini tentu pemulihannya juga memerlukan waktu. Kemudian pelayanan kesehatan juga terkendala ketika ada rujukan dari RS Pratama Nusa Penida menuju RSUD Klungkung. "Penyeberangan pelabuhan pada saat gelombang yang tidak menentu, bisa menggunakan sistim buka-tutup," kata politisi Golkar ini. *wan

Komentar