nusabali

Dua Anak Sekda Buleleng Maju dari Golkar

  • www.nusabali.com-dua-anak-sekda-buleleng-maju-dari-golkar

Rhadea Prana ke DPRD Buleleng, Nhara Pradnyana ke DPRD Bali

SINGARAJA, NusaBali

Dua kakak adik yang merupakan anak dari Sekda Kabupaten Buleleng, Dewa Ketut Puspaka, maju tarung ke Pileg 2019 melaui Golkar. Si sulung Dewa Gede Rhadea Prana Prabawa, 30, nyaleg DPRD Buleleng, sementara si bungsu Dewa Made Nhara Pradnyana, 26, maju berebut kursi DPRD Bali Dapil Buleleng.

Sebelum banting haluan nyaleg di Golkar, kakak adik Dewa Gede Rha-dea Prana Prabawa dan Dewa Made Nhara Pradnyana sempat menjadi pengurus Partai Berkarya Kabupaten Buleleng. Keduanya kompak terjun ke politik dsengan gabung ke partai besutan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto itu sejak awal 2017. Rhadea Prana menjabat sebagai Ketua Partai Berkarya Buleleng, sementara Nhara Pradnyana menjadi Wakil Ketua Partai Berkarya Buleleng.

Namun, menjelang pendaftaran caleg DPRD Buleleng ke KPU untuk tarung Pileg 2018, kedua putra Sekda Dewa Puspaka ini kompak memilih mundur dari Partai Berkarya. Mereka putuskan bergabung ke Golkar, Mei 2018 lalu. Konon, keduanya merasa tidak nyaman lagi di Partai Berkarya.

Kepada NusaBali, Selasa (17/7) siang, Rhadea Prana dan Nhara Pradnyana juga kompak mengakui ketidaknyamannya di Partai Berkarya. Menurut Rhadea Prana, dia meninggalkan partai yang dipimpinnya itu karena elite di pusat kurang mendukung upaya pembesaran partai di daerah. Ini dirasakan setelah berulangkali kepengu-rusan partai di daerah dirombak oleh pusat. Bahkan, hingga menjelang pencalegan, perombakan kepengurusan partai masih bergulir.

”Sebenarnya, Diklat pertama tiyang tentang perpolitikan itu ya di Partai Berkarya. Ketika tiyang sudah membangun hubungan horizontal yang maksimal, tapi dari vertikal belum ada sentuhan untuk mendukung kesinambungan organisasi. Karenanya, tiyang berpikir sudah saatnya cari penyegaran. Dan, itu tiyang peroleh di Golkar,” ungkap Radhe Prana didampingi sang adik, Nhara Pradnyana, saat ditemui NusaBali di kediamannya kawasan Jalan Jempiring Singaraja, Selasa kemarin.

Rhadea Prana juga mengungkapkan, dirinya punya alasan pribadi memilih berlabuh di Golkar, karena di Partai Beringin sangat menghargai semua kader yang punya prestasi dan kinerja baik. Di Golkar tidak ada sentralisasi figur. “Tiyang hanya melihat jangka panjangnya kalau di Golkar tidak ada sentralisasi figur. Mudah-mudahan ini bisa menjadi kendaraan tiyang untuk berbuat yang lebih bagi Buleleng,” jelas pengelola Sekolah Swasta Mahakarya Gangga, Buleleng ini.

Gayung pun bersambut, begitu gabung, Rhadea Prana dan Rhana Pradnyana langsung dipercaya Golkar maju tarung ke Pileg 2019. Dalam pencalegan DPRD Buleleng, Rhadea Prana dipolot maju tarung dari Dapil Buleleng 4 (Kecamtan Seririt-Kecamatan Gerogak). Politisi muda berusia 30 tahun ini akan memperebutkan salah satu dari 9 kursi DPRD Buleleng yang diperebutkan di Dapil 4. Rhadea Prana diharapkan mampu meraup suara di wilayah ini, karena berasal dari Desa Ringdikit, Kecamatan Seririt.

Sedangkan sang adik, Nhara Pradnyana, diplot Golkar maju ke DPRD Bali Dapil Bali dalam Pileg 2019. Politisi muda berusia 26 tahun ini bertarung dengan dua incumbent DPRD Bali dari Golkar Dapil Buleleng, yakni Nyoman Sugawa Korry dan Ida Gede Komang Kresna Budi. Nhara Pradnyana diplot ke DPRD Bali, karena aktivitasnya selama ini lebih banyak di Denpasar, menjalankan profesinya sebagai notaris. Berbeda dengan si sulung Rhadea Prana, yang tinggal di Singaraja.

Konon, Golkar tak ragu mencalonkan kedua putra dari Sekda Beleleng Dewa Puspaka ini, karena memanfaatkan pengaruh ayahnya untuk mendulang suara di Pileg 2019 mendatang. Sekda Dewa Puspaka sendiri disebut-sebut memiliki pengaruh yang kuat di kalangan PNS dan mantan penjuang. Maklum, Dewa Puspaka adalah Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kabuapten Buleleng. Karena pengaruhnya itu pula, Dewa Puspaka sempat dilirik Ketua DPD I Golkar Bali Ketut Sudikerta  seba-gai tendemnya di Pilgub Bali 2018 lalu.  

Sementara itu, Sekda Dewa Puspaka mengaku akan mendukung penuh pencalonan kedua putranya dalam Pileg 2019. Menurut Dewa Puspaka, selain dalam bentuk dorongan moril, dukungan yang diberikan juga secara material. Dia menyebutkan, keputusan kedua putranya untuk nyaleg lewat Golkar ini sudah mendapat dukungan penuh dari keluarga besarnya.

“Saya melihat dari dua sisi. Pertama, mereka adalah anak saya, di mana ketika mengambil sebuah keputusan, maka saya harus mendukungnya secara moril dan material. Itu wajib sebagai orangtua memberikan dukungan. Kedua, sebagai individu, saya melihat keduanya memiliki kapasitas, sehingga Golkar bersedia menerima mereka. Tinggal nanti bagaimana menyakinkan masyarakat,” tandas Dewa Puspaka saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Singaraja, Selasa kemarin.

Disinggung kapasitasnya sebagai PNS aktif yang harus netral, menurut Dewa Puspaka, dirinya tidak akan ikut berkampanye. Namun, dukungan yang diberikan kepada kledua putranya sebatas arahan atau nasihat. “Sebagai birokrat, saya harus menempatkan diri, karena mesti tetap netral. Tapi karena ini anak sendiri, maka saya tetap akan memberikan advice untuk bisa meraih impiannya,” kilah mantan atlet bulutangkis andalan Bali ketika kuliah di Fakulyas Pertanian Unud ini.

Jika sama-sama lolos ke kursi legislatif nanti, Rhadea Prana dan Nhara Pradnyana praktis akan mengikuti jejak politisi kakak adik asal Buleleng lainnya, Komang Nova Sewi Putra dan Ketut Agus Mas Sewi, dalam Pileg 2014 lalu. Kala itu, si sulung Nova Sewi Putra lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng melalui Demokrat, sementara si bungsi Agus Mas Sewi lolos ke DPRD Bali Dapil Buleleng melalui Gerindra. Mereka merupakan politisi kakak adik asal Desa Pelapuan, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. *k19

Komentar