nusabali

10 Jalan Shortcut Senilai Rp 2 T

  • www.nusabali.com-10-jalan-shortcut-senilai-rp-2-t

Dari 10 shortcut yang dirancang, 4 diantaranya yang menjadi prioritas dengan alokasi anggaran Rp 620 miliar. Keempat shortcut dimaksud, masing-masing di Candi Kuning (cut and fill), Bedugul (cut and fill dan jembatan), Wanagiri (cut and fill) serta Air Terjun Gitgit.

DENPASAR, NusaBali
Pemerintah melalui Direktorat Pembangunan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, merencanakan pembangunan 10 shortcut (jalan pintas) untuk ruas jalan yang menghubungkan Mengwitani, Kabupaten Badung dengan Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Pembangunan ke-10 shortcut ini direncanakan dibiayai APBN.

Untuk memastikan rencana tersebut, Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba bersama anggota, melakukan kunjungan kerja ke Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum di Jakarta, Kamis (3/3). Mereka diterima Subdit Direktorat Pembangunan, Singgih, serta Balai Jalan, Satrio.

"Dari pertemuan ini, diketahui bahwa untuk trase Mengwitani-Singaraja ada 10 shortcut yang direncanakan, dengan total anggaran Rp 2 triliun lebih," papar Tamba, saat dikonfirmasi melalui saluran telepon, usai kunjungan tersebut.

Dari 10 shortcut yang dirancang, 4 diantaranya yang menjadi prioritas dengan alokasi anggaran Rp 620 miliar. Keempat shortcut dimaksud, masing-masing di Candi Kuning (cut and fill), Bedugul (cut and fill dan jembatan), Wanagiri (cut and fill) serta Air Terjun Gitgit.

"Untuk empat shortcut ini perlu biaya Rp 624 miliar, belum termasuk pembebasan tanah. Feasibility Study (FS) sudah dilakukan tahun 2015 dan Detail Engineering Design (DED) untuk 10 titik pada tahun 2016. Adapun Amdal dilakukan tahun 2017 dan rencana pembebasan lahan 2018. Selanjutnya direncanakan proses konstruksi pada tahun 2019," beber Tamba.

Menurut politisi Partai Demokrat asal Jembrana ini, pada kesempatan tersebut Subdit Direktorat Pembangunan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Singgih, mengusulkan agar Pemprov Bali dapat berkontribusi dalam hal pembebasan lahan. Untuk hal ini, Pemprov Bali didorong agar meminta dukungan DPRD Bali.

"Untuk usulan ini, saya hanya sampaikan bahwa itu bisa dilakukan dengan menggunakan APBN atau sharing seperti pada pembangunan Bendungan Titab di Buleleng. Tentunya dalam waktu dekat kita akan diskusikan hal ini dengan Pak Gubernur," jelas Tamba.

Ia optimistis, untuk keempat prioritas pembangunan shortcut ini akan berjalan sesuai rencana. "Sebab kalau dari empat prioritas itu ada salah satu hambatan, maka bisa diambil sisa lagi yang enam. Karena DED untuk 10 shortcut," pungkas Tamba, seperti dilansir beritabali.com.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pekerjaan Umum akan mendanai pembangunan empat shortcut atau jalan pintas di ruas jalan yang menghubungkan Mengwitani, Kabupaten Badung dengan Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng dan satu di daerah Antosari, Kabupaten Tabanan.

"Mudah-mudahan segera (terealisasi-red), karena itu jalan nasional, ya jadi APBN. Pak Menteri sudah siap untuk itu," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika dalam Rapat Evaluasi Program Pembangunan Semester II/2015, di Denpasar, Senin lalu. 

Oleh karena pembangunan shortcut itu akan didanai lewat APBN, ujar Pastika, kemungkinan kontribusi Pemprov Bali dari sisi pembebasan lahan. Untuk pembangunan empat shortcut dari Mengwitani-Singaraja, estimasi biaya yang dibutuhkan berdasarkan hasil dari studi kelayakan (FS) yang telah selesai disusun sebesar Rp621,68 miliar lebih.

Rinciannya yakni untuk shortcut yang berlokasi di daerah Candi Kuning dengan panjang 749 meter (estimasi biaya Rp266,53 miliar), shortcut Wanagiri 1 sepanjang 378 meter (Rp134,51 miliar), shortcut Wanagiri 2 dengan panjang 402 meter (Rp143,05 miliar) dan shortcut Gitgit 2 (Rp77,57 miliar).

Menurut Pastika, dengan pembangunan shortcut tersebut akan memperpendek jarak dan sekaligus mempercepat waktu tempuh dari Kota Denpasar menuju Singaraja dan sebaliknya. Pembangunan infrastruktur itu juga digenjot dalam upaya untuk meminimalisasi ketimpangan sosial antara wilayah Bali utara dan Bali selatan. "Jika jalannya bagus dan perekonomian berjalan, maka jarak ketimpangan sosial akan akan semakin menipis," ujar Pastika.

Sedangkan satu shortcut di daerah Antosari, Tabanan, dibuat berbentuk jembatan dengan panjang 274,8 meter dan lebar 11,5 meter, dengan estimasi biaya mencapai Rp88 miliar.

Sementara itu, Kepala Seksi Perencanaan Balai Pelaksana Jalan Nasional VIII Wilayah Bali Hendro Satrio mengatakan, studi kelayakan (FS) untuk pembangunan jalan pintas menuju Singaraja itu sudah dirampungkan dan hasil FS dinyatakan layak.

Selanjutnya tahun ini masuk pada tahapan detail engineering design (DED) dan pada 2017 dijadwalkan untuk penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). "Untuk pembebasan lahan direncanakan pada 2018 dan pengerjaan shortcutnya pada 2019," ucap Hendro, seperti dilansir Antara. 7 isu

Komentar