nusabali

Keluarga Korban Menangis Histeris

  • www.nusabali.com-keluarga-korban-menangis-histeris

Suasana pilu terjadi di tengah upaya pencarian tiga korban hilang tenggelam di Pantai Pantai Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Senin (23/4).

Bupati Klungkung Nonaktif Pun Ikut Tenangkan Mereka

SEMARAPURA, NusaBali
Keluarga korban menangis histeris. Sedangkan korban selamat I Nengah Karna, 54, yang notabene mantan Kelian Dinas Banjar Semseman, Desa Sangkan Gunung, Kecamatan Sidemen, Karangasem terus memanggil-manggil istrinya, Ni Wayan Sutami, 52, yang hilang tenggelam.

Pantauan NusaBali, Nengah Karna terduduk lemas di atas pasir pantai Watu Klotok, sembari memanggil-manggil istrinya. Tangannya terus bergerak menggali pasir di depannya. Kendati sangat terpukul atas hilangnya sang istri yang gagal dia selamatkan akibat digulung ombak saat malukat, Nengah Karna berusaha tegar. Kepada NusaBali, Nengah Karna mengaku sengaja mengajak sang istri malukat (mandi suci) ke Pantai Watu Klotok sebagai upaya kesembuhan atas penyakit jantung dan maag yang dideritanya.

“Istri saya menderita maag dan sakit jantung. Ini sudah untuk ketiga kalinya malukan di sini (Pantai Watu Klotok) sejak tiga Minggu lalu. Kami malukat setiap Senin,” cerita Nengah Karna sambil menangis.

Nengah Karna sendiri kemarin terpaksa dituntun petugas kepolsian untuk berteduh di gubuk istrihat yang kerap digunakan pencari batu sikat di Pantai Watu Klotok. Setelah berada di gubuk itu, dia juga tidak henti-hentinya memanggil sang istri. Siang sekitar pukul 13.30 Wita, salah seorang anaknya yang bertugas sbagai polisi di Polda Bali, I Komang Sutrisna, tiba di lokasi kejadian. Masih mengenakan seragam dinas kepolisian, Komang Strisna berusaha tabah saat menemui sang ayah, Nengah Karna. Namun, isak tangis anak dan bapaknya ini pecah juga. Mereka menangis sambil berpelukan.

Bahkan, Komang Sutrisna sempat teriak histeris atas hilangnya sang ibu, Wayan Sutami, yang tenggelam diseret ombak di Pantai Watu Klotok. Petugas kepolisian lainnya pun sempat memegangi Komang Sutrisna. Karena kondisinya drop akibat terpukul kehilangan sang ibu, Komang Sutrisna kemudian dibawa menuju mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan medis.

Kondisi serupa juga dialami keluaga korban tenggelam lainnya, I Kadek Sudiasta, 36 (pencari batu sikat asal Banjar Jero Agung Kaler, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung) dan I Wayan Budiastrawan, 30 (pencari batu sikat asal Banjar Tojan Kelod, Desa Tojan, Kecamatan Klungkung), yang ikut digulung ombak saat berusaha menolong korban Wayan Sutami. Istri korban Kadek Sudiasta, yakni Ni Wayan Somawati, datang ke lokasi bersama kedua anaknya: Putu Nanda, 13 (siswa kelas I SMPN 3 Semarapura) dan Made Galang Kurniawan, 6 (siswa Kelas I SDN 1 Gelgel).

“Mulih pak, mulih pak (pulang ayah, pulang ayah, Red),” rengek si bungsu Made Galang sambil mengangis. Sedangkan kakaknya, Putu Nanda, ingin mencari sang ayah ke tengah laut. Namun, petugas dan keluarganya berusaha memegangi bocah berusia 13 tahun ini tidak lari ke tengah laut.

Sedangkan keluarga korban Wayan Budiastrawan, juga tiada henti menangis. Maklum, korban hilang tenggelam dengan meninggalokan dua anak yang masih kecil-kecil. Anak bungsunya bahkan baru berusia 3 bulan. Bayi tersebut kemarin sore ikut diajak ke lokasi TKP di Pantai Watu Klotok.

Adik bungsu korban Wayan Budiastrawan, yakni Putu Rahayu, mengaku sempat bermimpi aneh, Senin dinihari. Dalam mimpinya, dia melihat ombak besar. Namun, mimpi aneh tersebut baru diceritakan boxah SD ini setelah kakak sulungnya hilang tenggelam di laut. “Saya mimpi aneh melihat ombak besar, Pak. Ternyata, ini firasat kalau kakak sulung saya akan kena musibah seperti ini,” cerita Putu Rahayu yang masih mengenakan seragam sekopah kepada Bupati Klungkung (nonaktif) I Nyoman Suwirta di Pantai Watu Klotok, Senin kemarin.

Bupati Suwirta yang sedang cuti kampanye Pilkada Klungkung 2019, kemarin merasa terpanggil secara moral atas musibah maut di Pantai Watu Klotok. Calon Bupati Klungkung yang diusung Gerindra-Golkar-Demokrat-NasDem ini sempat berusaha menghibur keluarga korban hilang tenggelam, termasuk Putu Rahayu.

“Walau saya cuti, tanggung jawab sebagai Bupati melekat. Tanggung jawab sosial, bukan selaku calon, tapi secara pribadi saya ke sini tanpa mengenakan atribut partai,” tandas tokoh asal kawasan seberang Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung ini. *wan

Komentar