nusabali

Ditinggal ke Pasar, Rumah Ludes Terbakar

  • www.nusabali.com-ditinggal-ke-pasar-rumah-ludes-terbakar

Mereka baru mengetahui rumahnya terbakar setelah kembali dari pasar, dan mendapati api sudah padam dan tidak ada satupun barang-barangnya yang dapat diselamatkan.

SINGARAJA, NusaBali

Sebuah rumah semi permanen di Banjar Dinas Dharma Yadnya, Desa Tukadmungga, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Senin (26/3) malam, hangus terbakar. Rumah milik Kadek Hepi Suryanto,26, di Pantai Happy, Tukadmungga, terbakar saat ditinggal ke pasar malam bersama istri dan dua anaknya.

Kejadian tersebut berawal saat Hepy bersama istrinya Ketut Kariani,26, dua orang anaknya Luh Ayu Astiti Egosari,6, dan Ni Kadek Sulitri,3, sekitar pukul 18.00 Wita, pergi ke pasar malam. Dia membeli keperluan dapur  sambil mengajak anaknya naik odong-odong. Rumah di lahan milik Desa Pakraman Tukadmungga yang ditempati keluarga kecil Hapi dan adik semata wayangnya Komang Widiada,19, ini, kosong saat kejadian.

“Tadinya saya sudah tidak mau pergi, karena anak saya merengek minta naik odong-odong. Jadi saya pergi ke pasar malam sambil beli keperluan lainnya,” ujar Hepi saat ditemui di rumahnya Senin malam. Sopir toko bangunan ini baru mengetahui rumahnya terbakar setelah nomor HP istrinya dihubungi oleh salah seorang tetangga.

Karena sedang di pasar malam, Kariani tidak mendengar adanya telepon masuk sekitar pukul 20.00 Wita. Mereka baru mengetahui rumahnya terbakar setelah kembali dari pasar, dan mendapati api sudah padam dan tidak ada satupun barang-barangnya yang dapat diselamatkan.

Salah seorang saksi, Gusti Ngurah Darmawangsa yang,54, pemlik toko di utara rumah korban, mengaku melihat kejadian kebakaran tersebut setelah seorang tetangganya yang berjualan nasi campur di seberang jalan berteriak ada kebakaran. Saat keluar, dia mengaku sudah melihat api terlanjur membesar. “Saya panik tadi, bahkan kaki saya ini juga masih gemetar, langsung saya telepon Babinsa, Babhinkamtibmas, Perbekel termasuk petugas Pemadam Kebakaran,” kata dia.

Dari kesaksiannya, dia melihat api pertama kali muncul dari dalam kamar korban paling utara. Selang beberapa menit kemudian dua unit mobil Pemadam Kebakaran tiba di lokasi dan menjinakkan api selama setengah jam.

Kariani mengaku pasrah akan musibah yang menimpa keluarganya bertubi-tubi. Keluarga korban yang tergolong keluarga kurang mampu ini baru saja tertimpa musibah banjir dan tabrak lari. Baik Hepi maupun Kariani mengaku tidak merasakan firasat atau mimpi buruk sebelumnya. Hanya saja sehari sebelum kejadian, anak bontotnya Sulitri tiba-tiba mengatakan pamannya Widiada yang mengalami tuna rungu wicara dan ayahnya Hepi meninggal dunia. “Anak saya yang kecilan tiba-tiba bilang, kolok (sebutan Widiada, Red) mati, bapak mati, katanya. Tetapi saya tidak berpikir akan seperti ini, karena masih anak kecil,” kata dia.

Kini keluarga Hepi terpaksa menginap sementara di rumah keluarga istrinya. Mereka tidak memiliki tempat lain untuk tempat berteduh pasca kejadian.

Kapolsek Kota Singaraja Kompol AA Wiranata Kusuma, mengunjungi lokasi kejadian, Selasa (27/3). Polisi asal Tukadmungga ini memberikan keluarga korban bantuan sembako. Disinggung penyebab kebakaran, pihaknya mengaku sampai saat ini masih menyelidiki. “Dari dugaan sementara ada yang mengarah ke korsleting listrik,” kata dia.

Hal tersebut dikuatkan dengan pengakuan korban yang menyatakan kabel listrik di rumahnya banyak yang terkelupas. Bahkan belum lama ini juga memakan korban seekor tikur yang tiba-tiba meledak saat melewati sambungan kabel-kabel yang bermasalah tersebut. *k23

Komentar