nusabali

Titik Terang Kematian Mantan Wakapolda Sumut

  • www.nusabali.com-titik-terang-kematian-mantan-wakapolda-sumut

Hasil autopsi sementara, tulang rusuk patah dan ada luka gores di bagian paha

MALANG, NusaBali

Polisi belum dapat menyimpulkan penyebab kematian Agus Samad, mantan Wakapolda Sumatera Utara, di rumahnya Malang, Jawa Timur. Namun, mulai ditemukan titik terang dari teka-teki peristiwa itu.
 
Polisi awalnya mengembangkan tiga analisis dugaan kematian korban, yaitu karena kecelakaan, dibunuh, atau bunuh diri. Analisis pertama sudah diabaikan karena tidak ditemukan petunjuk atau bukti yang mengarah ke dugaan itu.
 
"Untuk (faktor penyebab) kecelakaan dikesampingkan," kata Kepala Bidang Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera di Surabaya pada Senin (26/2) dilansir vivanews.
 
Tinggal dua analisis penyebab yang kini diselidiki oleh penyidik, berdasarkan petunjuk dan bukti yang ditemukan di lokasi kejadian. Penyidik juga menunggu hasil autopsi dari laboratorium forensik yang kemarin dilakukan oleh dokter ahli.
 
Penyidik sudah meminta keterangan lima orang saksi untuk menguatkan kesimpulan yang nantinya dikeluarkan. Lima saksi itu cukup mendukung karena diduga mengetahui keberadaan korban saat detik-detik ditemukan tewas di dalam kamar.
 
Barung menolak menjelaskan hasil keterangan dari lima saksi dimaksud. "Saksi-saksi yang ada memang mendukung. Ada ruang privat yang tidak perlu saya sampaikan kepada rekan-rekan, menyangkut tentang apa yang terjadi," katanya.
 
Polisi Kota Malang menyatakan akan memeriksa tiga orang lagi sebagai saksi atas kasus kematian bekas perwira menengah berpangkat komisaris besar polisi itu. Berarti total delapan orang yang diperiksa sebagai saksi.
 
Tiga saksi yang akan diperiksa ialah istri korban, petugas keamanan kompleks perumahan, dan tetangga. Sang istri yang bernama Suhartutik sebenarnya dijadwalkan diperiksa kemarin, tetapi batal karena masih syok. Dua anaknya, Timur Dikman Sasmita dan Radiasa Agung Wicaksana, sudah diperiksa di rumahnya pada Minggu malam.
 
Polisi juga sedang menunggu hasil autopsi jenazah korban dan uji laboratorium atas sampel darah, bekas makanan, dan cairan muntahan dari korban. "Sampel darah dan cairan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Hasil muntahan juga. Kami tunggu hasilnya untuk keluar," kata Kepala Polres Kota Malang Ajun Komisaris Besar Polisi Asfuri.
 
Sementara itu Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha mengatakan polisi sudah memiliki hasil autopsi sementara. Hasil sementara menyebutkan ada beberapa tulang rusuk korban patah. Belum diketahui faktor penyebab pastinya. Selain itu, ada luka gores di paha.
 
Ditambahkan Ambuka, dalam autopsi juga ditemukan luka sayat kedua pergelangan tangan korban. Luka yang diduga akibat sayatan silet ditemukan di ruang makan rumah korban.
 
"Ada luka sayat di kedua pergelangan tangan korban. Dugaan karena silet. Hasil identifikasi sidik jari pada silet adalah milik korban," terangnya seperti dilansir detik.
 
Sementara itu kematian Kombes (purn) Agus Samad, membawa kesedihan bagi orang yang mengenalnya. Alumni Akpol tahun 1970 ini dikenal baik dan memiliki jiwa sosial tinggi.  "Kami mengenalnya baik, beliau aktif di masyarakat maupun di masjid," kata Syamsul Hadi (58), tetangga yang juga sahabat korban, Senin (26/2).
 
Saat kejadian, kata dia, Suhartatik istri korban tengah berada di Bali. Pasutri ini memang memiliki rumah makan, dan istrinya mengganti adik kandung korban yang bertugas menjaga usaha itu. "Jika ditinggal, korban seorang diri, karena kedua anaknya sudah memiliki rumah sendiri," beber Syamsul.
 
Syamsul mengungkapkan, saat pertemuan di rumahnya. Korban banyak mengucapkan permintaan maaf, hal serupa dilakukan kepada para teman yang dikenalnya di lingkungan sekitar. "Minta maaf terus, bukan saja ke saya. Tetapi juga ke lainnya. Entah mengapa terus meminta maaf, saya juga tidak tahu," terangnya.
 
Sebagai sahabat, Syamsul juga mengetahui jika korban memiliki penyakit. Yakni asam urat, ketika penyakit itu kambuh korban tidak bisa berjamaah ke masjid di komplek perumahan yang ditempati. "Pokoknya kalau asam uratnya kambuh, tidak pergi ke masjid," tandasnya. *

Komentar