nusabali

Jumlah Penonton Grammy Merosot Jauh

  • www.nusabali.com-jumlah-penonton-grammy-merosot-jauh

Meski pamornya terus naik, ternyata jumlah penonton tayangan langsung Grammy Awards 2018 turun drastis.

JAKARTA, NusaBali
Bahkan angka tahun ini disebut terendah sejak 2008. Diberitakan Reuters, angka penurunan jumlah penonton Grammy Awards turun hingga 6 juta. Data tersebut dikeluarkan lembaga Nielsen, baru-baru ini. Untuk kawasan Amerika Serikat saja, hanya sebanyak 19,8 juta orang yang menyaksikan tayangan langsung yang disiarkan CBS Corp itu. Padahal tahun lalu, angkanya bisa mencapai 26 juta lebih.
 
Catatan tersebut membuat siaran langsung Grammy Awards 2018 mendekati angka penonton pada 2008. Saat itu, hanya 17,2 juta penonton di Amerika Serikat yang menyaksikannya.
 
Sedangkan dalam sejarah Grammy Awards, angka terendah jumlah penonton adalah 17 juta. Hal itu terjadi pada 2006. Kabar tak menyenangkan lainnya, Grammy diterpa isu adanya kesenjangan gender.
 
Sebagaimana diketahui, setelah tidak ada lagi #GrammySoWhite, tahun ini juga muncul #GrammysSoMale. Hastag tersebut muncul beberapa jam usai ajang Grammy Awards 2018.
 
Sehari sebelum puncak acara, berita mengenai kampanye #MeToo dan #Time'sUp muncul. Grammy pun sepakat memberi dukungan dengan sebuah mawar putih yang bakal dibawa oleh para pengisi acara. Kampanye itu berhasil secara kasat mata.
 
Namun sehari setelah acara digelar, muncul anggapan Grammy sexist karena hanya ada satu wanita yang meraih piala. Ia adalah Alessia Cara sebagai Best New Artist, yang turut disiarkan dalam tayangan selama tiga setengah jam itu.
 
Total hanya 11 dari 84 Grammy yang diberikan tahun ini kepada wanita. Itu juga digarisbawahi sebagai kesenjangan gender yang lebih besar dalam prefensi Grammy.
 
Itu memang tidak lebih mengerikan daripada penjelasan Grammy. Presiden The Recording Academy, Neil Portnow berbicara tentang #GrammysSoMale, yang menekankan bahwa sejauh ini para musisi wanita memang tidak berhasil menerobos atau ia mengatakan untuk 'melangkah' lebih jauh.
 
"Wanita yang punya kreativitas dalam hati dan jiwa mereka, ingin jadi musisi, ingin jadi engineer, produser dan ingin jadi bagian dari industri di tingkat eksekutif. Mereka perlu melangkah karena saya pikir mereka akan disambut baik," katanya seperti dilansir detik.
 
"Memang, Mr Portnow, jika Anda berpikir terserah wanita saja untuk memadamkan seksisme di industri musik, Anda pasti tak akan melakukannya," begitu kicau kritikus musik, Jessica Hopper membalas komentar tersebut.
 
Apa yang ingin Portnow lakukan adalah untuk menghargai keberanian para musisi seperti Kesha yang telah maju menghadapi ketidakadilan dan pelanggaran terhadap wanita. Tapi semua yang terjadi ini memperlihatkan ketidaktahuan sistemik, apalagi produser Grammy, Ken Ehrlich menyebut bahwa alasan #GrammysSoMale muncul karena kurangnya kinerja sosok Lorde, yang kalah bersaing di kategori, Album of the Year. *

Komentar