nusabali

Sudikerta Pun Menyerah

  • www.nusabali.com-sudikerta-pun-menyerah

Sudikerta ngaku bersedia ambil posisi Cawagub pendamping Rai Mantra, karena ini penugasan partai yang tak bisa ditolak

Tarung KBS-Ace vs Mantra-Kerta di Pilgub Bali


JAKARTA, NusaBali
Pilgub Bali 2018 jadi ajang tarung head to head pasangan Wayan Koster- Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (KBS-Ace) vs IB Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Ini setelah Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, akhirnya menyerah dan bersedia terdegradasi menjadi Cawagub pendamping Rai Mantra. Sudikerta pun hadir dalam penyerahan rekomendasi Mantra-Kerta di Kantor DPP Golkar, Jalan Angrek Murni Slipi, Jakarta Barat, Jumat (5/1) sore.

KBS-Ace maju tarung ke Pilgub Bali, 27 Juni 2018 mendatang, dengan diusung PDIP-PKPI-PAN-Hanura. Wayan Koster alias KBS (Koster Bali Satu) adalah politisi asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang kini Ketua DPD PDIP Bali dan sekaligus anggota Komisi X DPR RI Dapil Bali tiga periode. Sementara Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace adalah tokoh pariwisata dari Puri Agung Ubud yang mantan Bupati Gianyar 2008-2013.

Sedangkan Mantra-Kerta maju tarung ke Pilgub 2018 dengan siusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) yang beranggotakan Golkar-Demokrat-Gerindra-NasDem. Rai Mantra adalah tokoh non kader asal Desa Sumerta Kelod, Kecamatan Denpasar Timur yang kini Walikota Denpasar dan sebelumnya sempat mental dari pencalonan Cagub di PDIP. Sebaliknya, Sudikerta adalah politisi Golkar asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung yang kiini Wakil Gubernur Bali 2013-2018 dan sempat direkomendasi DPP Golkar sebagai Cagub Bali, namun kemudian didegradasi menjadi Cawagub.

Rekomendasi Mantra-Kerta baru diserahkan DPP Golkar di Jakarta, Jumat sore. Rai Mantra dan Sudikerta hadir langsung menerima rekomendasi yang diserahkan Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto. Sebaliknya, KBS-Ace sudah lebih dulu direkomnendasi DPP PDIP sebagai Cagub Bali bertepatan Hari Raya Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu, 11 November 2017 lalu.

Sehari sebelum menyerah dan bersedia menerima penugasan sebagai Cawagub pen-damping Rai Mantra, Sudikerta sempat bersikukuh dirinya tetap berjuang agar tetap jadi Cagub Bali, Kamis (4/1) lalu. Melalui jumpa pers sore itu, Sudikerta bahkan menunjukkan rekomendasi DPP Golkar (waktu masih dipimpin Setya Novanto) yang menugasi dirinya sebagai Cagub Bali.

Namun, pada akhirnya Sudikerta bersedia juga menjadi Cawagub pendamping Rai Mantra, meskpun dia sudah 2 tahun lebih mensosialisasikan dirinya sebagai Calon Gubernur (Cagub) Bali. Pantauan NusaBali, Rai Mantra-Sudikerta naik panggung bersama saat menerima rekomendasi dari DPP Golkar di Jakarta, Jumat sore.

Kenapa Sudikerta rela didegradasi jadi Cawagub? Ditemui NusaBali seusai penyerahan rekomendasi di DPP Golkar kemarin sore, Sudikerta mengatakan dirinya bersedia ambil posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub), karena merupakan penugasan partai yang tidak bisa ditolak.

"Saya ditugasi partai, sehingga harus berkomitmen terhadap penugasan tersebut sebagai sebuah tanggung jawab, meski ini sangat berat," ujar Sudikerta yang kemarin sore didampingi mantan Ketua DPD II Golkar Klungkung, Dewa Made Widiyasa Nida.

Sudikerta pun optimistis Mantra-Kerta bisa memenangkan Pilgub Bali 2018. Apalagi, Sudikerta sendiri sudah bekerja sejak menjadi Wakil Bupati Badung (2005-2010, 2010-2013) dan Wakil Gubernur Bali (2013-2018). Selama ini, dia sudah intens turun mendekati hati rakyat. Bagi Sudikerta, itu merupakan sebuah investasi politik.

Ketika disinggung lawannya, KBS-Ace pasang target menang 65 persen di Pilgub Bali 2018, menurut Sudikerta, target itu terlalu muluk-muluk. Tapi, dia menilai sah-sah saja kubu lawan pasang target tinggi. Berdasarkan survei, kata Sudikerta, 60 persen kemenangan bisa diraih, lantaran Mantra-Kerta unggul di 33 kecamatan dan 6 kabupaten/kota se-Bali.

Sementara, Dewa Nida mengatakan keputusan Sudikerta menerima posisi sebagai Cawagub merupakan keputusan partai. Pihaknya pun mengapresiasi tindakan Sudikerta tersebut. "Beliau legowo, walau sudah 4 tahun menjabat Wagub. Kans menang dia di Pilgub masih ada, apalagi tim pemenangannya terus berjalan," kata Dewa Nida.

Sedangkan Wakil Bendahara Umum DPP Golkar yang juga Korwil Bali DPP Golkar, Wayan Geredeg, menyatakan siap memenangkan pasangan Cagub-Cawagub yang direkomendasi partainya. “Saya tunduk perintah partai dan konsisten dengan yang selama ini telah diusulkan DPD II Golkar dan disetujui KRB," kata mantan Bupati Karangasem dua periode (2005-2010, 2010-2015) yang sempat diajukan Sudikerta sebagai alternatif Cawagub pendamping Rai Mantra ini di Jakarta, Jumat kemarin.

Sebaliknya, Ketua Pemenangam Pemilu Wilayah Bali-NTB-NTT DPP Golkar, AA Bagus Adhi Mahendra Putra alias Gus Adhi, menyatakan pihaknya mengapresiasi keputusan Sudikerta. “Dengan menerima posisi Cawagub Bali, menunjukkan bahwa Sudikerta adalah kader partai yang baik, teruji, dan memiliki loyalitas tinggi,” terang Gus Adhi yang juga anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali.

Sementara itu, kubu KBS-Ace menyambut santai munculnya Mantra-Kerta sebagai lawan mereka di Pilgub Bali 2018. Wakil Ketua Bappilu DPD PDIP Bali IGN Alit Kusuma Kelakan mengaku sudah mendengar penyerahan rekomendasi buat Mantra-Kerta. “Bagi kami di KBS-Ace, baguslah (munculnya Mantra-Kerta, Red). Kita sudah siap berkompetisi secara demokratis,” tegas Alit Kelakan saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah di Denpasar, Jumat kemarin.

Alit Kelakan menegaskan, sejak awal KBS-Ace sudah siap dengan head to head maupun tarung segitiga dan dengan figur mana pun. “Namanya berkompetisi, tidak pilih-pilih lawan. Kita sudah siap tarung segitiga ataupun head to head. Tidak ada masalah, kami siap,” tandas mantan Wagub Bali 2003-2008 dan anggota DPD RI Dapil Bali 2009-2014 ini. *nat

Komentar