nusabali

SMAN 1 Denpasar Diteror Siswanya

  • www.nusabali.com-sman-1-denpasar-diteror-siswanya

Diamankan polisi, dua siswa Kelas XII IPA SMAN 1 Denpasar ngaku tebar surat ancaman di Ruang Guru hanya sekadar iseng.

Ditambahkan Hery, polisi juga telah memeriksa alat komunikasi kedua siswa SMAN 1 Denpasar ini, apakah mereka terlibat dari jaringan ISIS atau tidak. Termasuk melacak komunikasi via telepon, SMS, maupun BBM. Dari pemeriksaan oleh Tim Cyber Crime, tidak ada keterlibatan mereka dengan jaringan teror. “Dari pemeriksaan alat komunikasi mereka, sama sekali tidak ditemukan ada kejanggalan,” urai Hery.

Sementara itu, Kasek SMAN 1 Denpasar Nyoman Purnajaya menyatakan kedua siswanya ini, Putu CM dan Putu Ayu TKM, merupakan siswa Kelas XII IPA ‘Percepatan’. Purnajaya mengaku belum tahu apa motif di balik aksi ‘teror’ kedua siswa tersebut. Purnajaya menyerahkan sepenuhnya proses interogasi kepada pihak kepolisian.

Ditanya soal acara yang akan diporakporandakan kedua siswa tersebut sebagaimana dalam surat ancamannya, menurut Purnajaya, pihaknya juga tidak tahu. Yang jelas, SMAN 1 Denpasar memang mengagenakan acara Festival Karmani, Jumat (29/1) besok. “Saya tidak tahu maksudnya apa. Tapi, kalau acara itu (Festival Karmani) memang ada kami selenggarakan hari Jumat,” kata Purnajaya menjawab NusaBali, Rabu kemarin.

Terkait sanksi yang akan dijatuhkan untuk kedua siswa yang bikin teror, kata Purnajaya, pihaknya belum berpikir sejauh itu. "Saya tidak bisa tentukan sendiri. Harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Guru BK dan orangtua/wali siswa bersangkutan," jelas Purnajaya. "Yang penting saat ini kondisi sekolah sudah kondusif."

Dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin, Kabid Pendidikan Menenagan Disdikpora Denpasar, I Wayan Supartha, mengaku pihaknya sudah menerjunkan petugas ke SMAN 1 Denpasar untuk mengetahui apa yang terjadi. “Informasinya itu, hanya bercanda saja. Tapi, kalau pihak kepolisian kan tidak bisa hanya bilang sebatas bercanda atau iseng. Harus diketahui kenapa siswa-siswa itu melakukan hal aneh ini. Masalah sanksi, kita serahkan ke pihak sekolah,” papar Supartha. 

Ini untuk kedua kalinya dalam kurun 9 hari terakhir terjadi aksi ancaman teror melalui surat yang mengatasnamakan ISIS di Bali. Sebelumnya, aksi lebih seram terjadi di Kantor Camat Buleleng di Singaraja, 18 Januari 2016 pagi sekitar pukul 08.30 Wita. Peristiwa bermula saat sopir Camat Buleleng, IB Wismartha, sedang menyiapkan mobil bagi atasannya yang akan hadiri rapat Forum Komunikasi Kepala Desa/Lurah di Lovina, Kecamatgan Seririt. 

Tiba-tiba, sopir asal Desa Banjar, Kecamatan Banjar, Buleleng ini melihat seorang pria tak dikenal kelihatan bingung di depan Kantor Camat. Setelah dihampiri, pria tak dikenal tersebut menyerahkan surat. Ternyata, isi surat tersebut cukup mencengangkan, berupa ancaman bom bunuh diri yang disebutkan siap meledak.

Surat tersebut diawali dengan tulisan Arab yang terbaca Allah’u Akbar. Kemudian, di baris kedua, pengirim menulis tujuan surat yang ditujukan kepada seluruh kepala wilayah kota. Sedangkan di baris berikutnya, pengirim surat menyatakan dirinya adalah anggota jaringan teror bom Sarinah yang sudah memasuki wilayah Bali, di antaranya di Denpasat dan Singaraja.

Sedangkan pada alenia kedua, disebutkan bahwa setelah melakukan pengeboman di Sarinah, mereka siap meledakkan kota yang disebutkan di atas (Denpasar dan Singaraja). Disebutkan, teror bom dan serangan akan dilakukan di pusat perbelanjaan, perkantoran, dan pusat wisata. Tak puas dengan ancaman dua alenia tersebut, di bagian bawah kembali dituliskan kata-kata ancaman bahwa mereka tidak main-main dan siap untuk meledakkan diri. Hingga kini, pelaku yang naik motor plat AG belum tertangkap. 7 da,nv

Komentar