nusabali

Penataan Teluk Gilimanuk Dinilai Setengah Hati

  • www.nusabali.com-penataan-teluk-gilimanuk-dinilai-setengah-hati

Fasilitas publik DTW Teluk Gilimanuk, seperti jembatan kayu, tempat bilas, dan kamar mandi, mendapat sorotan Ketua DPRD Jembrana.

NEGARA, NusaBali

Upaya penataan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Teluk Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, oleh Pemkab Jembrana, belum bisa memuaskan DPRD Jembrana. Bahkan penataan dengan kucuran anggaran miliaran rupiah tersebut, dinilai setengah hati, karena mengabaikan fasilitas publik yang sudah ada sebelumnya.

Tudingan tersebut disampaikan Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa, ketika melakukan inspeksi mendadak ke DTW Teluk Gilimanuk, Selasa (2/1). Dalam sidak tersebut, Sugiasa turun bersama anggota Komisi C  Nyoman Renteb, didampingi Kadis Pariwisata dan Kebudayaan (Parbud) Jembrana I Nengah Alit, menyoroti kondisi jembatan kayu di DTW tersebut. Jembatan kayu kondisinya sudah keropos, namun tidak mendapat penanganan. “Hal-hal kecil begini masih diabaikan. Harusnya ini juga  diperbaiki. Kalau perlu ditata lebih bagus,” ujar Sugiasa.

Menurutnya, ketika jembatan kayu yang juga berfungsi sebagai dermaga ini dibiarkan begitu saja, dikhawatirkan mengganggu kenyamanan. Apalagi jembatan kayu itu sering digunakan warga sebagai tempat berfoto. “Kalau dishare (dibagikan ke media sosial) foto-foto dengan kondisi rusak begitu, itu akan memalukan. Bagaimana juga kalau banyak yang selfie di sini, apakah aman dengan kondisi begini? Ini sudah tidak bagus, sudah banyak kayu jebol, sudah tidak aman,” tegas Sugiasa.

Selain itu, Sugiasa juga menyoroti fasilitas penunjang wisata diving setempat. Seperti ruang bilas, ruang ganti maupun kamar mandi, yang diinginkan agar benar-benar bagus. Apalagi yang banyak berkunjung untuk melakukan diving adalah wisatawan manca negara. “Di sini kan sudah banyak wisatawan asing yang datang untuk diving sejak dulu. Jangan sampai di luar, atau hanya promosi saja kelihatan bagus, tetapai di dalam ternyata tidak. Promosi harus diimbangi dengan pelayanan dan fasilitas yang baik,” kata politisi PDI Perjuangan asal Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, ini.

Mengenai sampah kiriman yang biasa mengotori seputaran Teluk Gilimanuk, diharapkanya juga sudah diperhitungkan. Paling tidak ketika terjadi serbuan sampah, segera dibersihkan dengan gotong-royong anggota Pokmas maupun masyarakat setempat.

Hal itu karena pengembangan pariwisata ini juga akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar, sehingga tidak perlu jauh-jauh mencari kerja, dan tidak perlu sampai melakukan tindakan menyimpang, seperti sengaja meloloskan penduduk pendatang (duktang) tanpa KTP.  “Jadi penataan ini juga harus diimbangi dengan pemberdayaan masyarakat. Itu penting,” tandasnya.

Kadis Parbud Jembrana Nengah Alit, mengatakan penataan di DTW Teluk Gilimanuk memang secara berkelanjutan diupayakan untuk menunjang geliat wisatawan ke Jembrana, khususnya Gilimanuk. Sejumlah masukan dalam rangka mendongkrak pengembangan pariwisata, dipastikan akan jadi perhatian pihaknya. “Kami juga pasti ingin yang terbaik, agar wisatawan semakin banyak ke Jembrana. Program peningkatan fasilitas penunjang pariwisata tetap kami maksimalkan,” ujarnya. *ode

Komentar