nusabali

Koalisi Bali Dwipa Jaya Bisa Bubar

  • www.nusabali.com-koalisi-bali-dwipa-jaya-bisa-bubar

Partai Hanura bisa mengarahkan dukungan ke salah satu kandidat Cagub-Cawagub dengan lebih dahulu komunikasi kepada masing-masing paket.

Rumah Apresiasi Sudikerta Mulai Sepi Aktivitas


DENPASAR, NusaBali
Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta berpeluang tidak bakal berlaga di Pilgub Bali 2018 mendatang, menyusul penugasannya sebagai Cawagub oleh DPP Golkar berpasangan dengan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra melalui Koalisi Rakyat Bali (KRB). Atas kondisi itu Koalisi Bali Dwipa Jaya (KBDJ) yang sebuah ‘sekoci’ Partai Koalisi beranggotakan Partai Hanura, Perindo dan Partai Golkar bisa bubar.

Menurut Koordinator Daerah (Korda) DPP Hanura, I Wayan Adnyana dihubungi NusaBali, Selasa (2/1) Koalisi Bali Dwipa Jaya yang sejak awal dibentuk untuk mengusung Cagub I Ketut Sudikerta di Pilgub Bali 2018 bisa bubar dan Partai Hanura mengalihkan dukungan kepada salah satu kandidat Cagub-Cawagub. Namun semuanya masih menunggu keputusan Sudikerta.

“Koalisi Bali Dwipa Jaya masih menunggu keputusan Pak Sudikerta yang masih berembug dengan keluarga besar untuk memutuskan apakah posisi cagub atau cawagub,” ujar Adnyana. Kalau Sudikerta sudah tidak maju di Pilgub Bali? Menurut Adnyana, Partai Hanura bisa mengarahkan dukungan ke salah satu kandidat Cagub-Cawagub dengan lebih dahulu komunikasi kepada masing-masing paket.

“Kita akan ambil posisi tengah. Bisa mendukung KBS-Ace (paket Cagub-Cawagub usungan PDIP) atau paket yang diusung KRB (Koalisi Rakyat Bali). Tergantung hasil komunikasi kita dengan dua paket yang akan maju nanti. Makanya kita lihat dulu keputusan Pak Sudikerta,” ujar Adnyana.    

Koalisi Bali Dwipa Jaya sebelumnya dideklarasikan di Sebuah Restauran di Kawasan Hotel Inna Grand Bali Beach Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (29/12). Deklarasi tersebut dihadiri para pengurus Hanura dan Perindo Provinsi Bali. KBDJ sepakat usung Sudikerta sebagai Cagub.

Hanya saja Partai Golkar saat itu tidak hadir perwakilannya. Sementara pantauan NusaBali tidak jelasnya Sudikerta akan maju ke Pilgub Bali 2018 membuat kekuatan pendukungnya mundur teratur. Termasuk kondisi Posko Rumah Apresiasi Sudikerta di Jalan Drupadi masih dalam kawasan Niti Mandala Denpasar, Selasa kemarin terlihat sepi aktivitas. Posko SGB yang sudah diplaspas dan diupacara dengan nyejerin tirta suci ini belum jelas, apakah akan difungsikan untuk posko pemenangan atau tidak. Sebelumnya Posko Sudikerta ini selalu ramai oleh relawan.

Diduga beredarnya SGB batal maju ke Pilgub Bali 2018 karena ditawari cawagub membuat relawannya kecewa. Koordinator Spiritual Posko SGB, I Nyoman Penting dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Selasa kemarin mengatakan kegiatan di Posko masih berjalan. Aktivitas di Posko terutama kegiatan spiritual juga masih berjalan. “Saya belum ada perintah. Jadi masih tetap jalan sesuai rencana semula,” ujar Nyoman Penting.

Pria yang juga menjadi Koordinator Spiritual di Sekar Tunjung Centre (STC) yang menjadi Posko Pemenangan Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta (Pasti-Kerta) di Pilgub Bali 2013 ini mengatakan tidak ada kabar dari Sudikerta soal keputusan paket Pilgub Bali 2018. Sehingga kegiatan Posko jalan terus.

“Pak Sudikerta kan belum ada keputusan apapun. Jadi kami tugasnya untuk nunas ica ya jalan, kita tidak terima kabar pasti ini tentang keputusan beliau (Sudikerta),” tegas pria asal Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini. Sementra Ketua Tim Pemenangan Pilgub Bali DPD I Golkar Bali, I Gusti Putu Wijaya secara terpisah mengatakan Posko Pemenangan SGB (Sudikerta Gubernur Bali) akan ditata ulang kalau sudah deklarasi Mantra-Kerta.

“Mantra-Kerta sudah keputusan partai. Soal Posko Pak SGB akan kita tata ulang," kata mantan Ketua DPD II Golkar Tabanan ini. "Sementara ini memang masih kita pertimbangkan dengan partai-partai koalisi untuk pendirian Posko perjuangan. Mungkin nanti parpol pengusung akan mendirikan juga posko yang sama di masing-masing partai. Untuk Posko Mantra-Kerta akan disiapkan tempatnya setelah rapat dengan kandidat,” tambah Wijaya. *nat

Komentar