nusabali

Desa Adat Tolak Tower di SDN 2 Ketewel

  • www.nusabali.com-desa-adat-tolak-tower-di-sdn-2-ketewel

Kepala SDN 2 Ketewel Drs I Made Oka Putra tak bisa banyak komentar. Sebab, rekomendasi turun begitu saja dari atasan.

Khawatirkan Keamanan Anak-anak, KPPAD Cek Lokasi


GIANYAR, NusaBali
Desa Pakraman/Adat Lembeng menolak keberadaan bangunan tower monopol mikro seluler di areal SDN 2 Ketewel, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Terkait ancaman atas tower itu rentann tumbang dan menimpa anak-anak setempat, Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali meminta agar tower tersebut direlokasi atau dipindahkan.

Bendesa Pakraman Lembeng Made Cakra mengatakan penolakan ini sudah berdasarkan hasil paruman desa. Tower itu ditolak lantaran dinilai cukup berbahaya bagi anak-anak maupun krama desa yang beraktivitas di sekitar areal itu. "Kami kaget tiba-tiba saja tiang besar sudah berdiri. Mereka kerja di malam hari dan tidak pernah ada sosialisasi maupun pemberitahuan. Seharusnya kalau mau jujur, kan minta izin dulu ke pihak desa sebagai pemilik wilayah. Boleh, apa tidak?," ungkapnya.

Dikatakan Cakra, di wilayah desanya cukup banyak lahan kosong yang bisa dibanguni tower. "Kan tidak harus di sekolah, di tempat lain kan bisa," terangnya.

Cakra pun mengaku sudah mengkroscek terkait pembangunan tower yang direkomendasi Sekda Gianyar dan Dinas Pendidikan Gianyar itu. "Saya tidak tahu kegunaannya untuk apa itu. Karena memang tidak ada sosialisasi sama sekali. Yang saya baca di rekomendasi itu, katanya untuk keperluan IT. Tapi apa benar tower ini menguntungkan siswa?" tanyanya.

Terlepas dari keuntungan IT, pihaknya merasa khawatir dengan berdirinya tower di areal publik. Sebab, areal tersebut selain sebagai tempat aktivitas siswa juga dimanfaatkan oleh 500an krama desa untuk kegiatan adat. "Yang jelas tower ini sudah menggangu secara psikis. Kami semua merasa was-was ada tower disini. Apalagi di sebelah tower itu ada bekas sumur gali yang dalamnya 12 meter. Bahaya itu tanahnya labil," jelasnya. Sebagai tindak lanjut, pihaknya pun sudah melayangkan hasil paruman desa kepada instansi terkait khususnya Dinas Pendidikan Gianyar.

Sementara itu, Jumat (3/11) kemarin, Komisioner KPPAD Bali Kadek Ariasa turun menyerap aspirasi para guru, tokoh masyarakat dan para siswa terkait keberadaan tower itu. "Pada prinsipnya, mari kita pertimbangkan kembali posisi tower ini. Apakah harus disini? Tidak boleh direlokasi ke tempat yang lebih nyaman?," tanyanya. Sebab, kata Ariasa, dari hasil surveinya ke beberapa siswa sebagian besar mengatakan khawatir melihat ada tower di sekolah. "Semua pihak merasa was-was. Psikologis anak-anak ini harus dipertimbangkan. Apalagi tower ini akan berdiri tahunan. Kenapa tidak dicari lokasi lain selain sekolah?," ujarnya heran.

Menurutnya, relokasi tower ini belum terlambat. Dia beranalogi, lebih baik mencegah daripada mengobati penyakit di kemudian hari. "Harus bercermin pada proyek lain. Kasus terakhir, pabrik kembang api. Rekomendasinya untuk gudang, tak ada pengawasan berubah fungsi jadi pabrik kembang api. Dan, setelah meledak makan korban, baru semua menyesal. Apa mau terjadi seperti itu?," ujarnya.

Disisi lain, Kepala UPT Dinas Pendidikan Gianyar Kecamatan Sukawati Ni Ketut Yuriati dan Kepala SDN 2 Ketewel Drs I Made Oka Putra tak bisa banyak komentar. Sebab, rekomendasi turun begitu saja dari atasan. Terlebih saat ini proses belajar di sekolah sedang libur Galungan-Kuningan. Sejak penampahan sampai Pahing Kuningan anak-anak libur. "Seingat tiyang (saya), sekitar sebulan lalu mulai ada pekerja. Tapi tiyang tidak paham betul pembangunan tower ini. Yang jelas dari kami, hanya berharap anak-anak bisa belajar nyaman," jelasnya. *nvi

Komentar