nusabali

KGB Rekomendasi Cok Ibah-Gek Rani

  • www.nusabali.com-kgb-rekomendasi-cok-ibah-gek-rani

Koalisi Gianyar Bangkit (KGB) yang dimotori Golkar-Demokrat-Gerindra-PKPI akhirnya rekomendasi pasangan Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah-Pande Istri Maharani Prima Dewi alias Gek Rani sebagai Calon Bupati (Cabup)-Calon Wakil Bupati (Cawabup) Gianyar ke Pilkada 2018.

GIANYAR, NusaBali

Paket Cok Ibah-Gek Rani nantinya akan tarung head to head melawan jago PDIP, yang hingga kini belum jelas rekomendasinya. Rekomendasi Paket Cok Ibah-Gek Rani ini diperkuat dengan berita acara yang diterbitkan para pimpinan parpol KGB per 27 Oktober 2017, namun beritanya baru disiarkan ke publik, Kamis (2/11). Tjok Ibah merupakan politisi senior Golkar asal Puri Agung Ubud, Gianyar yang kini duduk di DPRD Bali. Selain itu, mantan Ketua DPD II Golkar Gianyar ini dikenal sebagai politisi-tokoh adat yang kini menjabat Bendesa Pakraman Ubud. Sedangkan Gek Rani merupakan Srikandi politik asal Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar yang kini menjabat sebagai Bendahara DPC Demokrat Gianyar.

Informasi yang dihimpun NusaBali, lembar berita acara yang merekomendasikan Paket Cok Ibah-Gek Rani sebagai Cabup-Cawabup Gianyar yang diusung KGB ini merujuk hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia), yang dipresentasi di Hotel Ibah, Desa/Kecamatan Ubud, 27 Oktober 2017 lalu. Presentasi hasil survei LSI kala itu dihadiri pimpinan parpol KGB (Golkar, Demokrat, Gerindra, PKPI) dan anggota DPRD Gianyar dari keempat parpol tersebut.

Berita acara penetapan Paket Cok Ibah-Gek Rani ditandatangani Ketua DPD II Golkar Gianyar I Made Dauh Wijana, Ketua DPC Demokrat Gianyar Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati alias Cok Asmara, pimpian DPC Gerindra Gianyar Made Arta Rimbawa, dan Ketua DPK PKPI Gianyar Ngakan Ketut Putra. Hal ini juga diakui Ngakan Ketut Putra, yang bertindak selaku Humas KGB, saat dikonfirmasi NusaBali, Kamis kemarin.

Menurut Ngakan Putra, Paket Cok Ibah-Gek Rani direkomengasi sebagai Cabup-Cawabup Gianyar ke Pilkada, 27 Juni 2018 mendatang, berdasarkan hasil survei LSI. Namun, Ngakan Pura enggan menyebutkan secara detail hasil survei LSI tersebut. “Selain dari hasil survei LSI, rekomendasi Paket Cok Ibah-Gek Rani ini tentu berdasarkan kajian matang kami di internal KGB,” jelas politisi PKPI asal Lingkungan Sampiang, Kota Gianyar ini.

Ngakan Putra yakin sejumlah figur yang mendaftar di KGB tidak kecewa setelah terpental dari pencalonan karena rekomendasi jatuh ke Paket Cok Ibah-Gek Rani. Pasalnya, dalam proses penjaringan hingga pencaringan figur, KGB mengutamakan komitmen untuk menjaga kebersamaan, yakni semangat untuk melahirkan pemimpin yang mampu mewujudkan  perubahan dan mensejahterkan rakyat. “Kami yakin para figur yang pendaftar di KGB itu bukan sosok politisi semata. Tapi, mereka juga calon pemimpin yang berkarakter negarawan,” katanya.

Figur publik yang mendaftar nyalon di KGB, namun akhirnya terpental, antara lain, Anak Agung Gede Waisnawa Putra alias Gung Wes, tokoh asal Puri Anyar Saraswati, Kota Gianyar. Sedangkan figur publik seperti Ida Bagus Gaga Adisaputra, birokrat asal Griya Kawan, Kota Gianyar yang baru lengser dari jabatan Sekda Kabupaten Gianyar, sengaja diikutkan KGB dalam survei LSI, meskipun tidak mendaftar nyalon.

Sayangnya, Cok Ibah belum berhasil dikonfirmasi NusaBali terkait rekomendasi Paket Cok Ibah-Gek Rani sebagai Cabup-Cawabup Gianyar ke Pilkada 2017. Saat dihubungi NusaBali per telepon, Kamis kemarin, ponsel dari anggota Fraksi Golkar DPRD Bali dua kali periode ini dalam keadaan mailbox.

Paket Cok Ibah-Gek Rani nantinya akan  tarung head to head melawan jago PDIP di Pilkada Gianyar 2018. Sejauh ini, PDIP belum turunkan rekomendasi pasangan Cabup-Cawabup Gianyar. Namun, sejak awal PDIP digadang-gadang akan usung pasangan Made Agus Mahayastra-AA Gde Mayun (Paket Aman) sebagai Cabup-Cawabup Gianyar. Agus Mahayastra adalah Ketua DPC PDIP Gianyar yang kini masih menjabat Wakil Bupati Gianyar 2013-2018. Sedangkan gung Mayun adalah politisi asal Puri Agung Gianyar yang notabene adik kandung Bupati Gianyar AA Gde Agung Bharata.

Sementara itu, Gek Rani menyatakan dirinya hingga kemarin belum menerima pemberitahuan dari KGB tentang berita acara rekomendasi Paket Cok Ibah-Gek Rani tersebut. Namun, Gek Rani berterima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan oleh para responden melalui survei LSI. Politisi-pengusaha pariwisata ini juga berterima kasih atas kerja keras KGB hingga lahir Paket Cok Ibah-Gek Rani.

“Jika memang demikian tekad KGB, tiyang (saya) siap berjuang bahu membahu dengan Pak Cok Ibah,” tegas Gek Rani kepada NusaBali, Kamis kemarin. Bagi Gek Rani, kepercayaan KGB ini adalah tantangan yang tidak ringan dan harus diwujudkan dengan penuh rasa tanggung jawab. Gek rani meyakini pilihan KGB benar-benar menjadi representasi perjuangan partai sekaligus inti dari semangat masyarakat untuk mewujudkan perubahan di Gianyar.

Dikonfirmasi terpisah, kandidat terpental Gus Gaga mengatakan saat KGB meminta persetujuan kepada dirinya untuk bersedia disurvei, dia telah berkomitmen siap menghormati dan mendukung apa pun keputusan parpol koalisi. “Bagi saya, ini sebuah penghargaan karena saya salah seorang yang sempat dilirik oleh KGB. Meski akhirnya saya tidak terpilih sebagai calon di Pilkada Gianyar 2018, namun saya tetap menghargai keputusan KGB. Komitmen adalah harga mati,” tegas Gus Gaga. *lsa

Komentar