nusabali

Air Sumur Diduga Tercemar Limbah Pabrik Kertas

  • www.nusabali.com-air-sumur-diduga-tercemar-limbah-pabrik-kertas

Pihak pabrik sebelumnya sempat beri pasokan air bersih, namun sejak pergantian manajemen tidak ada lagi.

NEGARA, NusaBali

Air sumur warga Banjar Anakan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana diduga tercemar limbah pabrik kertas. Indikasinya, air sumur keruh dan bau. Warga juga mencurigai sumur bor milik pabrik kertas menyebabkan debit air menurun.

Informasi di lapangan, belasan sumur warga keruh dan bau yang diduga tercemar limbah pabrik kertas. Warga sudah sering mengadu ke kantor desa terkait air sumur yang tercemar. Solusinya, pihak pabrik yang telah beroperasi sejak tahun 2003 itu berikan air bersih ke warga. Namun sejak terjadi pergantian manajemen setahun lalu, pasokan air bersih tidak dijalankan lagi. “Dulu kami demo ke pabrik lalu ada pasokan air bersih. Tetapi sekrang janji tinggal janji,” keluh Aisyah, 50.

Akibat tercemar limbah pabrik, warga sudah tidak berani memanfaatkan air sumur untuk minum. Bahkan banyak warga yang telah menutup sumur mereka. “Jangankan untuk minum, untuk mandi saja bikin gatal. Apalagi kalau hujan, warna air agak hitam,” ungkap warga lainnya, Junaedi, 70. Terpisah, Perbekel Desa Banyubiru, Masturi mengaku sudah mendengar keluhan warganya.

Menurutnya, sejak setahun terakhir ini, ada pergantian manajemen pabrik kertas dari PT Bali Kertas menjadi PT Jaya Paperina Persada. Pihak desa akan panggil pengelola pabrik untuk berjumpa warga yang terkena limbah. “Kalau tidak ada solusi, atau apa yang menjadi kesepakatan tidak diindahkan, kami bisa melakukan tindakan lebih tegas seperti meminta pencabutan izin,” ujarnya.

Sementara pemilik PT Jaya Paperina Persada, Cornelia, saat dikonfirmasi via telepon mengaku dari mulai mengambilalih pengelolaan pabrik sejak setahun lalu tidak pernah mendengar keluhan pencemaran maupun penyusutan air sumur warga sekitar. Menurutnya, sudah ada kolam khusus penampungan limbah di pabriknya. Begitu juga sumur bor di pabrik hanya ada 2 unit. “Ada laporan begini, saya juga bingung. Itu izin-izinnya juga sudah lengkap, harusnya tidak ada masalah. Nanti saya coba cek kembali, karena suami saya yang lebih sering mengurus pabrik,” katanya. *ode

Komentar