nusabali

Kebangkitan ST Putra Kencana dengan ‘Kala Toksil’ yang Memukau

  • www.nusabali.com-kebangkitan-st-putra-kencana-dengan-kala-toksil-yang-memukau

DENPASAR, NusaBali - Seolah bangkit dari tidurnya, ST Putra Kencana, Banjar Dauh Tungkluk, Kesiman, kembali menunjukkan taringnya dalam perlombaan ogoh-ogoh tahun 2024.

Mengangkat tema ‘Kala Toksil’, karya mereka berhasil meraih peringkat 5 (juara harapan 2) dalam lomba ogoh-ogoh on the spot se-Kelurahan Kesiman pada Minggu (3/3/2024).

Perjalanan ST Putra Kencana yang dikenal dengan nama Puken 45 dalam dunia ogoh-ogoh terbilang panjang. Di era ogoh-ogoh gabus (2010-2012), mereka langganan juara di tingkat Kota Denpasar. Era berikutnya (2015-2017), mereka kembali berjaya di tingkat Desa Kesiman dengan ogoh-ogoh ngulat.

Namun, setelah kepergian arsitek mereka, almarhum Bli Ali di tahun 2018, ST Putra Kencana sempat mengalami pasang surut. Tahun 2020, ogoh-ogoh mereka gagal diarak karena pandemi Covid-19.

Kebangkitan di Tahun 2024

Tahun 2024 menjadi titik balik bagi ST Putra Kencana. Di bawah arahan Ida Bagus Agung Surya Bramantara, mereka kembali bangkit dan menghasilkan ogoh-ogoh Kala Toksil yang memukau.

"Proses pembuatan ogoh-ogoh ini memakan waktu 1-2 bulan. Meskipun dengan anggaran yang terbatas (Rp 12 juta), kami berhasil lolos di tingkat desa dan mendapatkan nominasi 5," ungkap Gus Agung, sang arsitek.

Sinopsis Kala Toksil

Ogoh-ogoh Kala Toksil terinspirasi dari manuskrip Astabumi dan Asta Kosala. Tema ini mengangkat kisah tentang undagi atau tukang yang menyimpang dari aturan dalam pembuatan wadah (bade), lembu (petulangan), bade, dan sarana prasarana untuk ngaben di Bali.

"Ketika wadah dipalaspas sebelum diarak ke setra, apabila lupa memasang lait dengan baik dan upakara yang kurang, maka seorang undagi akan dihantui oleh Bhuta Toksil," jelas Gus Agung.

Pesan di Balik Ogoh-Ogoh

Lebih dari sekadar karya seni, ogoh-ogoh Kala Toksil memiliki pesan moral yang ingin disampaikan. Ogoh-ogoh ini mengingatkan kita untuk selalu mengikuti aturan dan norma yang berlaku, khususnya dalam tradisi ngaben.

"Semoga di tahun Caka 1946 ini, kita dapat meningkatkan sifat baik dan mengendalikan sifat buruk/sifat Bhuta Kala," pungkas Gus Agung.

Kebangkitan ST Putra Kencana menjadi bukti bahwa semangat dan kreativitas pemuda Bali dalam tradisi ogoh-ogoh tidak pernah padam.*m03

Komentar