nusabali

Meningkat, Animo Investor Asia

  • www.nusabali.com-meningkat-animo-investor-asia

Animo kalangan investor dari sejumlah negara di Asia meningkat dalam mencari properti baik yang berbentuk komersial maupun industrial di berbagai daerah di Indonesia.

JAKARTA, NusaBali

"Kami melihat meningkatnya ketertarikan dari kelompok berskala besar dari China daratan untuk berinvestasi di Indonesia, sebagaimana juga Vietnam dan Filipina," kata Head of Capital Markets Research Southeast Asia Jones Lang LaSalle, Regina Lim, Rabu (26/7).

Menurut Regina Lim, di Jakarta diperkirakan bakal ada pencarian aset perkantoran yang saat ini sedang dibangun sebagai potensi terbesar akses masuk ke sektor properti. Dia mengemukakan bahwa pihaknya mengantisipasi terus meningkatnya animo untuk aset industri dan logistik dalam jangka enam bulan hingga satu tahun mendatang.

Hal tersebut antara lain karena kawasan ASEAN terus menunjukkan kinerja perekonomian yang kuat dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen pada kuartal I-2017. Selain itu, faktor lainnya yang meningkatkan animo atas pencarian properti antara lain adalah rata-rata menurunnya biaya sewa perkantoran di Jakarta karena banyaknya pasokan ruang kantor.

Sebagaimana diwartakan, kenaikan peringkat investasi yang diperoleh Republik Indonesia dari sejumlah lembaga pemeringkatan global dinilai bakal berdampak kepada pertumbuhan positif bagi sektor properti yang ada di Tanah Air. "Kenaikan peringkat dari S&P (lembaga pemeringkatan) membuat kami sangat optimistis terhadap melesatnya penanaman modal asing secara langsung, yang pada gilirannya juga akan bermanfaat bagi pasar properti pada beberapa tahun mendatang," kata Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto.

Meski saat ini sejumlah bidang properti seperti penjualan apartemen mengalami pertumbuhan yang melambat, Ferry mengungkapkan bahwa fenomena perlambatan pertumbuhan oleh pasar itu dapat dijelaskan dari beberapa segi. Menurut dia, hal tersebut antara lain karena pada kuartal II-2017, masyarakat lebih memfokuskan diri kepada alokasi pengeluaran uang untuk keperluan bulan puasa-lebaran serta keperluan tahun ajaran baru. Di Jakarta, ujar dia, pembeli potensial masih menunggu arah kebijakan setelah pelantikan gubernur baru, serta uang repatriasi hasil program amnesti pajak masih lebih banyak tersimpan di bank. *ant

Komentar