nusabali

Ogoh-Ogoh ST Dharmaning Yowana Angkat Tema Kalpataru: Lestarikan Lingkungan dan Kesehatan

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-st-dharmaning-yowana-angkat-tema-kalpataru-lestarikan-lingkungan-dan-kesehatan

DENPASAR, NusaBali.com - Seiring mendekatnya Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 pada 11 Maret 2024 mendatang, semangat para pemuda di Banjar Wangaya Kaja, Denpasar Utara, dalam menggarap ogoh-ogoh tampak membara.

Para yowana tergabung dalam ST Dharmaning Yowana, dengan penuh dedikasi, tengah merampungkan ogoh-ogoh bertema ‘Kalpataru’.

I Nyoman Raga Sampurna, selaku undagi ogoh-ogoh dan pembina ST Dharmaning Yowana, menjelaskan proses pembuatan ogoh-ogoh yang dimulai sejak Desember 2023. "Kami mulai dari pembuatan sketsa, membentuk panitia, nuasen, ngulat, hingga pembuatan badan ogoh-ogoh," paparnya.

Memasuki bulan Januari 2024, fokus beralih pada pembentukan anatomi, merancang konstruksi, dan memperkuat kerangka dengan pengelasan besi. 

Tahun ini, ST Dharmaning Yowana memilih untuk tidak mengikuti lomba ogoh-ogoh tingkat kota Denpasar. "Kami ingin fokus pada makna dan pesan yang ingin disampaikan melalui ogoh-ogoh," tegas Raga.

Ogoh-ogoh ST Dharmaning Yowana dengan anggaran Rp 15 juta ini dibuat dengan sistem permanen. 

Ogoh-ogoh tahun ini terinspirasi dari bentuk pohon atau tumbuhan, yang diistilahkan dengan ‘Kalpataru’. Dua pohon ini mengapit sosok penjahat super, Kingpin, 

Tema ini dipilih untuk menekankan pentingnya pelestarian lingkungan dan kesehatan bagi masyarakat.

"Pohon merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia dan alam semesta," ungkap Raga. "Harapan kami, ogoh-ogoh ini dapat menjadi pengingat dan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan."

Ogoh-ogoh ini menampilkan satu karakter utama berupa pohon rindang yang dipadukan dengan konsep ‘Acintya’, yang melambangkan sifat-sifat Tuhan: tidak terlihat, tidak terpikirkan, tidak basah oleh air, tidak terbakar oleh api, dan tidak dapat hancur.

Konsep Kalpataru juga selaras dengan ajaran Tri Hita Karana dalam agama Hindu, yang menekankan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan.

"Semua aspek kehidupan berlandaskan ajaran agama Hindu kami tampilkan dalam ogoh-ogoh ini," jelas Raga. "Pada bagian pohon, kami visualisasikan dengan pohon besar seperti Pule, Beringin, dan Taru Menyan, yang dihormati dalam kepercayaan Hindu."

Pohon bakau juga ditampilkan sebagai simbol penjaga pulau dan bumi.  "Sehubungan dengan tema ramah lingkungan, kami ingin berkaca pada ogoh-ogoh zaman dulu yang menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu, kayu, dan kertas," kata Raga.

Meskipun zaman telah berubah dan bahan-bahan baru lebih banyak digunakan, Raga berharap ke depannya akan ada solusi dan jalan keluar untuk penggunaan bahan ramah lingkungan dalam pembuatan ogoh-ogoh.

Raga berharap ogoh-ogoh ST Dharmaning Yowana dapat menginspirasi generasi muda untuk tetap kreatif dan inovatif dalam berkarya, tanpa melupakan budaya dan agama.

"ST sebagai anak-anak muda haruslah mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam mengikuti perkembangan zaman yang berlandaskan budaya dan agama," pungkasnya. *m03

Komentar