nusabali

Bali Kehilangan Mangku I Nyoman Kandia: Praktisi Pariwisata dan Pejuang Desa Wisata Berdedikasi

  • www.nusabali.com-bali-kehilangan-mangku-i-nyoman-kandia-praktisi-pariwisata-dan-pejuang-desa-wisata-berdedikasi

GIANYAR, NusaBali.com - Bali harus kehilangan seorang tokoh pariwisata yang penuh dedikasi, Mangku I Nyoman Kandia, yang terkenal dengan semangatnya dalam mengangkat potensi desa wisata. Pejuang pariwisata berusia 57 tahun ini mengembuskan nafas terakhirnya dalam perawatan di RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, pada Selasa (16/1/2024) dini hari sekitar pukul 01.00 WITA.

Kepergian Mangku Kandia dirasakan secara mendadak, meninggalkan kekosongan yang sulit diisi di dunia pariwisata Bali. Hingga akhir hayatnya, ia masih aktif mendedikasikan dirinya untuk pengembangan desa wisata. Sebelum mengembuskan napas terakhir, Mangku Kandia bahkan masih bertugas sebagai assesor desa wisata selama empat hari di Yogyakarta.

Putri bungsu almarhum, Ni Kadek Ayu Diah Natalia, mengungkapkan bahwa sang ayah mengeluh sakit pada kaki setibanya dari Yogyakarta. "Bapak merasakan kakinya bengkak. Lalu besoknya langsung merasa sesak di dada," kata Lia di rumah duka Banjar Bantanancak, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Selasa (16/1/2024) sore.

Mangku Kandia kemudian menjalani pemeriksaan di salah satu klinik kesehatan setempat, namun kondisinya semakin memburuk sehingga dirujuk ke Pelayanan Jantung Terpadu RSUP Prof Ngoerah Sanglah Denpasar. "Setelah diobservasi, Bapak akhirnya masuk ruang operasi. Setelah 1 jam berlangsung, Bapak katanya kena serangan jantung. Setelah itu sudah gak ada, sudah diupayakan yang terbaik. Ya mungkin memang sudah segitu," ungkap Lia lirih.

Riwayat kesehatan Mangku Kandia memperlihatkan keluhan pada paru-paru, mungkin dipicu oleh aktivitas masa lalu sebagai perajin kayu di Desa Mas. Lia juga menduga bahwa kelelahan karena kesibukan sebagai assesor desa wisata turut berperan dalam kepergiannya.

Mangku Kandia, yang meninggal pada usia 57 tahun menjelang ulang tahunnya ke-58 pada 25 Februari 2024 meninggalkan seorang istri, Ni Nyoman Tripitasih, 55, dan dua orang anak. 

Selain sebagai praktisi pariwisata, juga aktif sebagai Ketua PHDI Kecamatan Ubud dan Tim Ahli Bupati Gianyar. Upacara kremasi akan dilaksanakan pada Rabu (17/1/2024) sekitar pukul 09.00 WITA di Krematorium Punduk Dawa, Klungkung, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada tokoh yang telah berjuang dengan sepenuh hati untuk kemajuan pariwisata dan desa wisata di Bali. *nvi

Komentar