nusabali

Banjar Kaja Panjer Siapkan Ogoh-Ogoh Knock Down

  • www.nusabali.com-banjar-kaja-panjer-siapkan-ogoh-ogoh-knock-down
  • www.nusabali.com-banjar-kaja-panjer-siapkan-ogoh-ogoh-knock-down

DENPASAR, NusaBali.com - Ogoh-ogoh merupakan salah satu ikon budaya Bali yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya pada setiap perayaan Nyepi. Persiapan dan proses pembuatan pun sudah dilakukan menyongsong Tahun Baru Caka 1946 pada Maret mendatang

Ogoh-ogoh biasanya diarak keliling desa pada malam sebelum Nyepi untuk dibakar sebagai simbol penyucian diri dan peleburan segala hal negatif.

Salah satu kelompok pemuda di Banjar Kaja Panjer, Denpasar Selatan, yang mempertahankan tradisi membuat ogoh-ogoh adalah ST Dharma Laksana. 

Pada tahun ini, ST Dharma Laksana akan kembali membuat ogoh-ogoh untuk diikutsertakan dalam lomba ogoh-ogoh. 

Ketua Panita Ogoh-Ogoh ST Dharma Laksana, I Gede Putu Adi Satria Wibawa (Utuk), mengatakan bahwa ogoh-ogoh yang mereka buat tahun ini akan menampilkan karakter tokoh manusia dan gajah.

"Untuk konsep dan judulnya masih belum dapat dipastikan. Kami masih fokus mengerjakan ogoh-ogoh. Pada bagian ogoh-ogoh kami rancang dengan menggunakan mesin pada salah satu tokoh karena kebetulan salah satu tokoh akan memiliki sayap. Dan kami rancang dengan sistem bongkar pasang (knock down)," ujar Utuk.

Utuk mengatakan bahwa proses pengerjaan ogoh-ogoh tahun ini dimulai pada tanggal 4 Desember dan saat ini baru memasuki tahap 20 persen. Anggaran yang dibutuhkan untuk membuat ogoh-ogoh ini kurang lebih Rp 42 juta, dan saat ini sudah mengeluarkan biaya Rp 10 juta untuk membeli plaster dan besi.

"Rencananya ogoh-ogoh ini akan kami ikutkan lomba. Kami berharap bisa meraih juara, tetapi kami di sini tidak semata-mata mencari juara, melainkan kami dalam berkarya selalu berusaha untuk mewujudkan suatu karya-karya kami khususnya ogoh-ogoh agar sejalan dengan ekspektasi kami yakni dalam pembuatan ogoh-ogoh agar pesan moral dapat kami sampaikan serta kami selalu berusaha menampilkan yang terbaik," ujar Utuk.

Utuk juga berharap agar budaya/seni ogoh-ogoh ini tidak dicampuri oleh politik. "Saya harap tahun 2024 yang akan datang ini tentunya akan menjadi tahun politik. Pandangan saya terkait dengan hal ini adalah semoga semua dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya problem. Saya harap budaya/seni ogoh-ogoh ini tidak dicampuri oleh politik karena kami melihat setiap tahun perubahan dalam seni ogoh-ogoh terus meningkat dan berkembang selain itu saya juga melihat banyak sektor yang bergerak dalam pengerjaan ogoh-ogoh ini," ujar Utuk.

Selain itu, Utuk juga berharap agar pandemi COVID-19 dapat segera berakhir sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan normal. "Selain politik adanya isu pandemi saya berharap agar semua masyarakat sehat selalu dan semoga kejadian di tahun 2020 lalu tidak terulang kembali, melihat kala itu banyak sektor yang mati dan hancur, kami harap ke depannya bisa menjadi tahun yang lebih baik dalam menjalankan demokrasi dan menjalankan kebudayaan serta semua dalam keaadan sehat," ujar Utuk. *m03

Komentar