nusabali

KPU Denpasar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara Pemilu 2024

  • www.nusabali.com-kpu-denpasar-simulasi-pemungutan-dan-penghitungan-suara-pemilu-2024

DENPASAR, NusaBali.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Denpasar melakukan simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 30 Banjar Kedaton, Desa Sumerta Kelod, Minggu (24/12/2023).

Simulasi melibatkan 237 orang yang masuk daftar pemilih tetap (DPT) asli. Ketua KPU Denpasar Dewa Ayu Sekar Anggraeni mengatakan, simulasi ini dilakukan untuk memetakan potensi masalah yang dapat muncul saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024.

"DPT asli ini dilakukan untuk memetakan potensi masalah yang dapat muncul saat pemungutan suara pada 14 Februari 2024," kata Sekar.

Tak hanya pemilih sebenarnya, KPU juga menggandeng panitia pemungutan suara setempat, panitia pengawas, serta saksi peserta Pemilu untuk melihat gambaran Pemilu secara nyata.

"Tujuan simulasi ini, kami ingin mendapatkan gambaran nyata seperti apa potensi-potensi masalah yang mungkin muncul, kemudian terkait penggunaan portal SiRekap karena baru pertama kali digunakan. Dari simulasi ini, kami ingin menginventarisasi masalah yang bisa dicegah sehingga pada Pemilu 2024 dapat kita atasi dan lebih lancar di TPS," kata Sekar.

Dalam simulasi ini, para pemilih diminta mencoblos lima contoh surat suara, yaitu surat suara presiden-wakil presiden, DPD, DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dengan total surat suara yang disiapkan penyelenggara sebanyak 237 lembar ditambah 2 persen cadangan sehingga totalnya 242 lembar.

"Tak ingin memunculkan ketegangan, KPU Denpasar menghadirkan surat suara dengan peserta Pemilu berbeda dengan yang nyata, seperti dengan menghadirkan jumlah kandidat berbeda dan nama-nama parpol diganti dengan nama-nama buah," kata Sekar.

Untuk semakin memperjelas kondisi hari-H Pemilu 2024, KPU juga melibatkan pemilih disabilitas, pemilih yang masuk daftar pemilih tambahan, serta pemilih yang menjadi daftar pemilih khusus atau mereka yang hadir hanya berbekal KTP elektronik.

Sekar mengatakan, belum ada masalah yang muncul saat kegiatan simulasi. Namun, pihaknya masih terus memantau berjalannya simulasi hingga akhir tahapan. Nantinya, setelah kelompok panitia pemungutan suara (KPPS) terbentuk, KPU akan memaparkan proses simulasi ini melalui bimbingan teknis lebih mendetail.

"Dari tadi berjalan lancar, mungkin yang lebih kami fokuskan partisipasi masyarakatnya nanti, mau tidak masyarakat datang ke TPS karena pada Pilpres 2019 partisipasi kita 78 persen, jumlah pemilihnya sekarang kan 495.896 orang. Kami diberi target oleh Provinsi Bali untuk bisa mencapai target 81 persen, cukup berat dan itu butuh support pemda dan jajaran," ujarnya.

Dari kebutuhan waktu, terlihat setiap pemilih rata-rata memerlukan waktu 5 hingga 7 menit, mulai dari dipanggil namanya oleh petugas, melakukan pencoblosan, hingga memasukkan surat suara ke kotak suara.

Salah satu warga Banjar Kedaton yang menjadi pemilih tetap di TPS 30, Ni Ketut Witri (55), menceritakan pengalamannya mengikuti simulasi. Ia mengaku kondisinya tak jauh berbeda dari Pemilu sebelumnya.

"Tadinya berpikir karena tumben simulasi, tapi setelah lihat biasa-biasa, dulu sudah pernah. Kalau yang dilihat tadi membingungkannya karena banyak gambar, bingung lihat gambar buah bukan orang," kata Witri yang menghabiskan waktu 5 menit saat simulasi pencoblosan.*ant


Komentar