nusabali

Melik Apit Wangke Ditandai Tai Lalat di Kemaluan

Upacara Pabayuhan Otonan Melik di Duda Timur

  • www.nusabali.com-melik-apit-wangke-ditandai-tai-lalat-di-kemaluan
  • www.nusabali.com-melik-apit-wangke-ditandai-tai-lalat-di-kemaluan

AMLAPURA, NusaBali -522 krama dari Kabupaten Karangasem dan luar Karangasem mengikuti upacara Pabayuhan Otonan Melik massal. Upacara ini berlangsung di Griya Agung Taman Narmada, Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur, Kecamatan Selat, Karangasem, Anggara Kliwon Prabangkat, Selasa (31/10).

Dari upacara ini terungkap, antara lain, Melik Apit Wangke. Ciri-cirinya, ada tanda lahir berupa tai lalat atau andeng-andeng di kemaluan seseorang.

Upacara Pabayuhan tersebut untuk menetralisir pengaruh atau kekuatan negatif bawaan krama sejak lahir. Paguyuban Pinandita Daksa Sadhu, Kecamatan Selat, Karangasem,  selaku penyelenggara upacara yang bersifat gratis. Ini "Paguyuban ini dibentuk untuk melayani umat sedharma dan untuk meringankan beban umat," jelas Ketua Panitia yang juga Ketua Paguyuban Pinandita Daksa Sadhu Kecamatan Selat, Jro Mangku Sudana, di ruang kerjanya, Banjar Selat Kelod, Desa/Kecamatan Selat, Kamis (2/11).

Pentingnya menggelar upacara Pabayuhan yang lahir melik, katanya, agar umat tidak mengalami masalah dalam perjalanan hidupnya. Upacara Pabayuhan Sanan Empeg misalnya, lanjut Jro Mangku Sudana, bertempat di Catus Pata Banjar Wates Tengah, Desa Duda Timur. Upacara ini dengan pamuput Ida Pandita Mpu Nabe Darma Putra dari Griya Agung Taman Narmada, Banjar Wates Tengah, Desa duda Timur.

Selebihnya, upacara lain berlangsung di Griya Taman Agung Narmada debgan empat sulinggih muput. Mereka yakni, Ida Pandita Mpu Nabe Trisadu Daksa Nata, Ida Pandita Mpu, Ida Pandita Mpu Sadhu Daksa Nata Siwa Resi, dan Ida Pandita Mpu Istri Wimala. "Pentingnya menggelar upacara Pabayuhan agar di kemudian hari tidak menemui masalah. Agar tidak celaka, menyebabkan umur pendek, agar tidak boros," kata Jro Mangku Sudana yang juga Ketua PHDI Kecamatan Selat.

Pabayuhan itu, jelas Mangku Sudana, merupakan upacara meruwat diri. Lahir melik banyak macamnya, antara lain, Melik Adnyana, Melik Abimata, Melik Ceciren, Melik Wangke, Melik Apit Telaga, Melik Apit Pancoran, dan sebagainya.

Hanya saja umat sedharma yang lahir melik, sulit pembuktiannya. Namun, semua itu bisa terlihat dari ciri-ciri yang terjadi selama menjalani kehidupan. Misalnya, sering sakit-sakitan, sering kecelakaan, makannya selalu lahap, boros, dan lain-lain.

"Melik itu terbawa sejak lahir. Melik Adnyana, misalnya, membawa bakat ilmu pengetahuan sejak lahir. Caranya dengan mengupacarai pikirannya," tambahnya.

Begitu juga Melik Apit Wangke dengan ada tanda lahir, berupa andeng-andeng di kemaluannya. Biasanya yang punya ciri itu, susah punya keturunan, atau bermasalah di rumah tangga tanpa sebab. Begitu juga yang lahir di Wuku Wayang, ruwatannya dengan Nyapuh Leger.

Hadir dalam upacara itu, Bendesa Alitan Majelis Desa Adat Selat I Komang Sujana, Perbekel Duda Timur I Gede Pawana, dan segenap tokoh masyarakat. "Saya mengapresiasi pelaksanaan upacara itu, yang sangat membantu umat sedharma," jelas Sujana.7k16

Komentar