nusabali

Disbud Bali: Tahun Pemilu, 2024 Tak Ada Lomba Ogoh-Ogoh

  • www.nusabali.com-disbud-bali-tahun-pemilu-2024-tak-ada-lomba-ogoh-ogoh

MANGUPURA, NusaBali.com - Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mewacanakan tidak akan menggelar lomba ogoh-ogoh pada rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1946 pada 2024 mendatang.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, ketika dijumpai di sela acara Konsulat Jenderal Australia di Discovery Mall Bali, Jalan Kartika Plaza Kuta, Badung pada Senin (30/10/2023) sore.

"Yang jelas di tingkat provinsi tidak akan ada (lomba ogoh-ogoh tahun depan). Tahun berikutnya okelah," kata Prof Sugiartha.

Meski belum final, pertimbangan ini diambil lantaran tahun 2024 adalah tahun Pemilu. Kurang dari sebulan sebelum Nyepi yakni 14 Februari 2024 akan ada hajatan besar Pemilu Serentak untuk Pilpres dan Pileg.

Kemudian menjelang akhir tahun, hajatan besar lainnya yakni Pilkada Serentak juga menyusul digelar. Pesta demokrasi ini membuat tahun 2024 sangat sibuk dan dinilai membawa potensi kerawanan.

Mantan Rektor ISI Denpasar ini menegaskan energi masyarakat bakal terkuras. Di samping itu, adanya lomba ogoh-ogoh dinilai menaikkan potensi kerawanan. Sebab, mungkin saja ada pihak-pihak yang tidak puas dengan hasil lomba.

"Lebih baik jangan diadakan lomba karena lomba ini kan rawan. Nanti (khawatirnya) ditumpangi macam-macam," ujar Prof Sugiartha.

Meski begitu, kebijakan pembuatan dan pengarakan ogoh-ogoh dikembalikan ke desa adat dan pemerintah kabupaten/kota. Kata birokrat dan akademisi kelahiran Tabanan ini, ogoh-ogoh yang dibuat dan diarak dalam konteks Nyepi bisa saja dilakukan.

"Tergantung kebijakan nanti ya. Menurut saya, kalau ogoh-ogoh itu dibuat dalam rangka Nyepi ya tidak apa-apa saya kira," jawab Prof Sugiartha ketika ditanya soal kemungkinan pengarakan tetap diperbolehkan.

Di lain sisi, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Nyoman Kenak, pun berharap para yowana agar tetap diberikan ruang kreativitas. Ia secara pribadi bahkan berpendapat pengarakan ogoh-ogoh semestinya tetap bisa dilakukan.

"Ogoh-ogoh adalah produk kreatif generasi muda. Maka momen ini, pengarakan ogoh-ogoh sebaiknya tetap dilakukan. Dengan catatan, semua pihak harus menaati aturan yang berlaku," tegas Kenak ketika dihubungi pada Kamis (26/10/2023).

Namun demikian, Kenak tetap menekankan keutamaan aspek keamanan dan ketertiban. Ia mengaku bakal membahas terkait pangrupukan dan momen Pemilu ini dengan pemangku kepentingan lain sambil memastikan ada ruang kreativitas untuk generasi muda.

Meski ogoh-ogoh tidak wajib jika dilihat dalam konteks ritual Tawur Agung Sasih Kasanga, patung raksasa yang dipertunjukkan ini merupakan tradisi yang tidak terpisahkan dalam menyambut Hari Suci Nyepi. *rat

Komentar