nusabali

VAR Langka, Dinas Kesehatan Gianyar Selektif

  • www.nusabali.com-var-langka-dinas-kesehatan-gianyar-selektif

GIANYAR, NusaBali - Maraknya kasus gigitan anjing menyebabkan stok Vaksin Anti Rabies (VAR) di Kabupaten Gianyar mulai menipis. Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar menyiapkan anggaran Rp 400 juta untuk pengadaan VAR.

Namun, VAR secara nasional masih langka. Imbasnya, pengadaan VAR tidak bisa terealisasi. Dinas Kesehatan Gianyar lebih selektif mengeluarkan VAR. Suntikan VAR hanya diberikan kepada korban gigitan anjing yang terindikasi rabies.

Kadis Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, mengatakan stok VAR di Kabupaten Gianyar sangat menipis. Peruntukannya diberikan kepada kasus gigitan dari hewan yang sudah dinyatakan positif rabies. Masyarakat diingatkan semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gigitan anjing. Sebab tidak semua kasus gigitan anjing bisa mendapatkan suntikan VAR. “Kasus gigitan anjing karena anjing beranak, anjing diinjak ekornya, dipermainkan, dan gigitan lain karena adanya provokasi tidak perlu diberikan VAR,” terang Ariyuni, Rabu (18/10).

Ariyuni menjelaskan, jika terjadi kasus gigitan anjing, masyarakat agar melakukan penanganan pertama yakni mencuci luka dengan sabun atau deterjen pada air mengalir selama 10-15 menit. Selanjutnya penanganan luka dengan antiseptic seperti alkohol 70% atau lainnya. “Pantau juga anjingnya,” tegas istri Camat Blahbatuh ini. Dalam pemantauan itu, jika ditemukan ada indikasi atau dicurigai tanda-tanda anjing yang menggigit ke arah rabies, korban diberikan VAR. “Indikasi ini dikoordinasikan dengan Puskeswan dalam pemantauan kondisi anjing. Jadi tidak semua kasus gigitan mendapatkan VAR,” tegasnya.

Pencegahan dan pengendalian penyakit rabies, Ariyuni berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan bahaya rabies. “Binatang peliharaan agar rutin vaksin, selalu mengikat atau mengandangkan dan tidak melepasliarkan. Jika terjadi gigitan anjing atau kucing, kera, walaupun sedikit luka agar datang ke Puskesmas terdekat untuk mendapat pelayanan kesehatan,” harap Ariyuni. Dia juga meminta masyarakat jujur pada petugas kesehatan. “Berikanlah informasi yang benar kepada petugas kesehatan sehingga dapat memberikan penanganan luka sesuai dengan standar kesehatan,” pintanya. 7 nvi

Komentar