nusabali

Briket Sorgum SMAN Bali Mandara Raih Perak

Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI)

  • www.nusabali.com-briket-sorgum-sman-bali-mandara-raih-perak

SINGARAJA, NusaBali - Dua siswa SMAN Bali Mandara Kadek Bintang Januarta dan I Kadek Krisna Adi Sueta, baru saja dinobatkan sebagai peraih medali perak pada Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) SMA/SMK tingkat nasional Tahun 2023. Keduanya menciptakan briket berbahan limbah tanaman sorgum sebagai salah satu alternatif arang bebas polusi.

FIKSI 2023 dilaksanakan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) Pusat Prestasi Nasional pada 25-30 September lalu di Jakarta Selatan. Ditemui di sekolahnya Rabu (11/10), Bintang dan Sueta menerangkan ide pembuatan briket berbahan sorgum ini melihat limbah organik dari tanaman sorgum di lingkungan sekolah cukup banyak. Selain juga tanaman sorgum menjadi salah stau ikon Kota Singaraja melalui patung Singa terbang yang menggenggam batang dan buah tanaman sorgum.

 “Misi kami bisa mengalihkan penggunaan arang konvensional ke briket, untuk mengurangi emisi karbon dan juga polusi udara. Selain juga penggunaan limbah tanaman sorgum dengan mengedepankan aspek keberlanjutan. Jadi tidak hanya penjual yang mendapatkan manfaatnya, tetapi juga petani yang terserap limbah tanamannya serta lingkungan juga,” terang Bintang.

Briket sorgum ini dijelaskannya dibuat dari limbah batang dan daun sorgum yang sudah dipanen buahnya. Batang dan daun sorgum awalnya dicacah sebelum melalui proses karbonisasi dengan pembakaran tertutup. Bintang dan Sueta juga menggunakan reaktor pirolisis sederhana sehingga dalam proses pembakaran tidak menimbulkan polusi. Bahkan asap yang timbul akibat pembakaran berubah menjadi uap air.

Lalu setelah menjadi arang, batang dan daun sorgum dihaluskan menjadi serbuk dan tahap terakhir dicampur dengan tepung kanji kemudian dimasukkan ke mesin press sampai berbentuk balok-balok kecil.

Sueta menambahkan briket buatan mereka selain ramah lingkungan juga memiliki banyak keunggulan. Abu briket setelah digunakan untuk pembakaran masih bisa digunakan sebagai pupuk organik. Lama waktu saat pembakarannya pun diklaim lebih lama jika dibandingkan dengan arang lainnya. Jika arang pada umumnya hanya bisa bertahan 30 menit, briket sorgum ini bisa tetap menyala selama 2 jam dengan panas cukup tinggi yakni 29 megajoule.

Selama pengerjaan proyek penelitiannya, Bintang dan Sueta memang sedikit bekerja keras. Terutama soal pemasaran produk secara berkelanjutan. Kini mereka mulai mengembangkan pemasaran digital melalui media sosial. Satu kilogram briket sorgum dijual dengan harga Rp 18.000.

Guru Pembina I Wayan Madiya menjelaskan pembibitan dan pembinaan siswa-siswi SMAN Bali Mandara untuk mengikuti lomba penelitian memang tidak pernah absen. Pada Fiksi tahun ini di tahap awal SMAN Bali Mandara mengirim 36 tim dengan berbagai karya. Namun yang berhasil masuk ke final hanya 6 tim dan hanya 1 tim yang tembus meraih medali.

Siswa-siswi SMAN Bali Mandara yang sudah pasih dengan penelitian ini berhadapan dengan total ribuan peserta dari SMA/SMK se-Indonesia. Dan yang masuk final hanya 300 tim di 12 kategori lomba. Mulai dari bidang lomba fashion, boga, desain grafis, kriya aplikasi game hingga budidaya dan lintas usaha. Masing-masing kategori dibagi kembali menjadi dua yakni tataran ide dan usaha sedang berjalan.

Madiya menyebut jika dilihat dari gagasan dan hasil penelitian yang dibuat siswanya tidak kalah dengan peserta lain. Hanya saja yang menjadi kelemahan tim SMAN Bali Mandara terkait sertifikat Hak Kekayaan Intelektual maupun izin Pangan Industri Tangga untuk kategori lomba boga. “Tentu ini menjadi pembelajaran kami di sekolah untuk kembali menyiapkan lebih awal HKI maupun izin-izin yang ternyata menjadi acuan penilaian dewan juri. Sebenarnya kami punya banyak karya siswa yang bagus-bagus tetapi masih terkendala untuk pengurusan HKI dan izin-izin tersebut,” terang Madiya.

Hal senada juga disampaikan Kepala SMAN Bali Mandara Ni Made Sri Narawati, kekurangan-kekurangan yang masih mengganjal siswa meraih prestasi puncak akan menjadi bahan evaluasi. Namun yang lebih penting menurutnya menjaga keberlangsungan prestasi siswa di bidang penelitian. Program unggulan SMAN Bali Mandara Riset Based School (RBS) masih tetap diterapkan. Walaupun saat ini SMAN Bali Mandara sudah menjadi sekolah reguler.

“Pembinaan siswa di Riset Based School tetap dilakukan, termasuk praktik-praktik baik lainnya seperti kegiatan literasi siswa reguler biasa sudah di sekolah pukul 06.45 wita pulang pukul 16.00 wita. Mereka secara tidak langsung ikut membudaya anak-anak di asrama,” kata Narawati.

Dia pun berharap nama harum SMAN Bali Mandara di tingkat nasional dan internasional dari hasil penelitian siswanya tidak akan terputus dengan perbedaan sistem pembelajaran di sekolah saat ini. 7k23

Komentar