nusabali

Pagi Cicipi Jaja Bali di CFD, Sore Temui Kelompok Nelayan

Safari Politik Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep di Bali

  • www.nusabali.com-pagi-cicipi-jaja-bali-di-cfd-sore-temui-kelompok-nelayan

Di kawasan CFD, Kaesang dan istri mencicipi jaja injin, giling, dan laklak. Sementara Kelompok Nelayan Segara Ayu Kedonganan menyampaikan harapan dibangun kanal serta jalan inspeksi di hutan mangrove.

DENPASAR, NusaBali
Di tengah safari politiknya di Bali, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyempatkan diri jalan santai pada saat Car Free Day (CFD) di kawasan Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Minggu (1/10) pagi. Sore harinya, Kaesang melakukan kunjungan ke kawasan mangrove, Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Dalam kunjungan itu, putra bungsu Presiden RI Joko Widodo ini turun dan menelusuri kawasan yang dikelola oleh Kelompok Nelayan Segara Ayu Kedonganan.

Didampingi sang istri Erina Sofia Gudono, Kaesang tiba di Lapangan Puputan Margarana sekitar pukul 07.30 Wita dengan mengenakan kaos hitam dan memanggul boneka kecil yang dinamainya James Junior. Dikawal kader PSI di Bali, Kaesang berjalan santai menyusuri Jalan Kusumaatmaja yang ditutup untuk kendaraan bermotor. Selama perjalanan Kaesang dan istri tampak sibuk melayani permintaan warga untuk berfoto bareng.

Sampai di parkir timur Lapangan Puputan Margarana, Kaesang menyapa pelaku UMKM yang berada di sana. Dua bungkus kebab sempat dibelinya, sementara Erina terlihat membeli manisan dari seorang pedagang.

“Enggak nyangka dikunjungi anak presiden, padahal usaha kecil-kecilan,” kata Febi, penjual kebab.  

Jalan santai pun berlanjut. Kaesang berjumpa komunitas pecinta reptil (ular) di tengah jalan. Tidak mau melewatkan kesempatan, salah seorang anggota komunitas menawari Kaesang untuk dikalungi ular berjenis sanca di lehernya. Kaesang tidak kuasa menolak dan memberanikan diri lehernya dikalungi reptil berwarna kuning terang.

“Tahan napas ini saya,” selorohnya saat ular dikalungkan di lehernya.

Lepas dari belitan ular, Kaesang dan istri lanjut berjalan sambil masih melayani permintaan foto bareng para pengunjung CFD. Sampai di pintu sisi timur Lapangan Puputan Margarana, Kaesang dan istri sepakat mencicipi jaja Bali yang terdiri dari jaja injin, jaja giling, dan jaja laklak yang ditaburi kelapa parut dan dilumuri gula aren. Keduanya pun duduk makan ditemani kader PSI sambil dikerumuni ratusan warga yang penasaran.

“Car Free Day ini lho, (sambil) cari makan,” ujar Kaesang setelah bangkit usai makan jaja Bali dan melanjutkan perjalanan. Dia pun memplesetkan CFD sebagai Culinary Food Destination.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni ikut sumringah melihat antusiasme warga atas kehadiran Kaesang yang baru didapuk sebagai Ketum PSI. “Teman-teman menyapa, minta foto itu menandakan teman-teman sudah kenal baik dengan Mas Kaesang. Mudah-mudahan ini menambah daya tarik masyarakat Bali untuk menjatuhkan pilihan kepada PSI,” ucap Raja Juli.

Raja Juli mengakui PSI mengincar suara para pendukung Presiden Joko Widodo di Pulau Dewata, yang belum terafiliasi dengan partai politik lainnya. Selain itu dia mengajak para nasionalis muda yang belum terafiliasi partai untuk mendukung PSI pada perhelatan pemilu tahun depan. Dia optimistis PSI dapat meraih suara signifikan di Bali, berbekal dukungan beberapa kader PSI yang sudah duduk di kursi legislatif di Bali.

“Yang pasti kami tidak akan mengganggu partai lain lah ya,” tegas Wakil Menteri (Wamen) Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ini.

Kader PSI yang juga anggota DPRD Bali Grace Anastasia Surya Widjaja mengatakan, kehadiran Ketum PSI menambah semangat kader PSI di Bali menjelang Pemilu 2024.

Kaesang, ujar Grace, mengingatkan seluruh kader PSI untuk berlaku sesuai dengan DNA PSI yakni antikorupsi dan antiintoleransi.

“Ketum menyampaikan juga kalau nanti suatu saat ada yang seperti itu (korupsi), sebelum diambil KPK, saya (Ketum) ‘sembelih’ dulu,” kata Grace.   

Grace pun menegaskan partainya akan tegak lurus dengan kebijakan Presiden Joko Widodo. Termasuk terkait siapa calon presiden yang akan diusung pada Pilpres tahun depan. “Dari awal slogan PSI tegak lurus Pak Jokowi,” ucap Grace. Karena itu partainya hingga kini masih belum memutuskan kepada siapa dukungan akan diberikan.

Usai jalan santai di CFD, Kaesang melakukan pertemuan bersama sejumlah tokoh Bali di Jalan Moh Yamin Niti Mandala Denpasar. Pertemuan tertutup mengundang Gubernur Bali periode 1998-2003 dan 2003-2008 Dewa Made Beratha, dua mantan Bupati Badung I Gusti Bagus Alit Putra yang juga mantan Ketua DPD Demokrat Bali, Dewa Gede Oka, mantan Bupati Badung yang notabene mantan Ketua DPD I Golkar Bali.

Selain itu juga diundang mantan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, politisi senior sekaligus Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali Dewa Nyoman Sukrawan, kader Demokrat yang Ketua Wanita Tani Bali Putu Tutik Kusuma Wardhani. Tutik diundang bersama suaminya Gede Dharma Wijaya tokoh Organda Bali. Selain itu ada kader Demokrat yang juga seniman Bali Dewa Putu Badra hingga akademisi Prof Dr Made Sudiana.

Kaesang sendiri masih irit bicara mengenai pertemuan tersebut. Dia hanya menyampaikan, sebagai politisi muda, ingin meminta masukan dari para tokoh senior. “Minta wejangan, kita kan belajar,” ucap Kaesang.

Sore harinya sekitar pukul 15.30 Wita, Kaesang Pangarep melakukan kunjungan ke kawasan hutan mangrove Desa Kedonganan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Pada kunjungan itu, Kaesang menelusuri kawasan yang dikelola oleh Kelompok Nelayan Segara Ayu Kedonganan. Saat bertemu Kaesang, kelompok nelayan sangat mengharapkan adanya kanal serta jalan inspeksi agar bisa mengakomodir aktivitas mereka.

Foto: Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyusuri kawasan hutan mangrov Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung pada Minggu (1/10) sore. -ANTARA

Wakil Ketua Kelompok Nelayan Segara Ayu I Ketut Adi Suila mengaku sangat senang atas kunjungan Kaesang Pangarep ke kawasan mangrove yang berada di pantai sebelah timur Kedonganan.

“Kami semua di sini sangat menyambut baik atas kunjungan Mas Kaesang. Ini tentunya akan berdampak luas atas keberadaan kawasan mangrove ini. Harapan kami sangat besar setelah kunjungan Mas Kaesang ini,” kata Ketut Suila usai mendampingi Kaesang bersama rombongan.

Dikatakannya, setelah melakukan pengecekan hingga ke area mangrove, Kaesang sangat mendukung kegiatan serta aktivitas Kelompok Nelayan Segara Ayu. Di tengah kesibukan anggota kelompok nelayan mencari ikan, masih konsisten menjaga serta merawat kawasan mangrove dengan baik.

“Setelah melihat kondisi kawasan mangrove, beliau ingin agar ada kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Dia sangat antusias dalam mengembangkan wisata dengan mengedepankan konsep konservasi dan edukasi,” ucap Ketut Suila.

Kelompok nelayan mengharapkan Kaesang membuatkan kanal bagi para nelayan serta jalan inspeksi. Adapun fungsi kanal itu nantinya untuk dilalui oleh para nelayan yang hendak melaut, sehingga para nelayan tidak lagi berkejaran dengan waktu naik pasang surut air laut. Hal ini dikarenakan, ketika air surut, maka akses kapal nelayan sudah tidak bisa menepi dan harus lego jangkar di tengah hutan mangrove.

“Ketika nanti ada kanal itu, tentunya air laut akan tergenang. Dengan demikian kapal nelayan yang ukuran kecil itu bisa keluar – masuk,” kata Ketut Suila.

Dia merinci kalau kanal yang diusulkan itu nantinya akan dibikin sedalam 1 meter, panjang sekitar 600 meter, dan lebar 8 meter. Sehingga anggota kelompok nelayan bisa memiliki akses 24 jam. Selain itu, ada juga usulan jalan inspeksi yang berfungsi untuk melakukan pengawasan keberadaan mangrove di sana. Jalan inspeksi itu pun akan dibikin menggunakan kayu besi dengan panjang 600 meter juga.

“Jalan inspeksi ini sangat dibutuhkan untuk menunjang pemantauan kami di sini. Kami bisa turun cek keseluruhan kawasan mangrove ini tiga hingga empat kali dalam seminggu,” tandas Ketut Suila.

Kaesang ditemui usai mengecek kawasan mangrove itu mengaku kalau apa yang dibutuhkan oleh kelompok nelayan Segara Ayu itu sudah sepatutnya diakomodir oleh semua pihak. Dia berharap agar permintaan dari kelompok nelayan itu bisa segera terealisasi.

“Dengan demikian, para nelayan bisa memiliki akses melaut selama 24 jam dalam sehari. Kalau selama ini berkejaran dengan waktu dan pasang surut air laut. Ini yang akan kita komunikasikan juga dengan jajaran di PSI,” kata Kaesang. 7 cr78, dar

Komentar