nusabali

Mengharukan Prosesi Pemakaman Putra Disel Astawa, Layang-Layang Ikut Mengiringi Pemakaman

  • www.nusabali.com-mengharukan-prosesi-pemakaman-putra-disel-astawa-layang-layang-ikut-mengiringi-pemakaman
  • www.nusabali.com-mengharukan-prosesi-pemakaman-putra-disel-astawa-layang-layang-ikut-mengiringi-pemakaman
  • www.nusabali.com-mengharukan-prosesi-pemakaman-putra-disel-astawa-layang-layang-ikut-mengiringi-pemakaman

MANGUPURA, NusaBali.com – Putra kesayangan anggota DPRD Bali, I Wayan Disel Astawa, I Ketut GK alias Tut De, 13, dimakamkan ke rumah peristirahatan terakhirnya di Setra Desa Adat Ungasan, Jalan Pura Batu Pageh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali, pada Senin (14/8/2023) sore.

Dari pantauan NusaBali.com pada pukul 11.30 Wita, jenazah mulai dibersihkan dan dimandikan di kediaman I Wayan Disel Astawa di Jalan Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. 

Isak tangis dari keluarga dan warga yang berdatangan pun terdengar sayup-sayup selama proses berlangsung dan tepat pukul 14.30 Wita, jenazah pun dibawa oleh mobil ambulans ke lokasi pemakanan. 

Tak hanya dipadati oleh pihak keluarga, namun terlihat ratusan warga Desa Adat Ungasan dan teman-teman sekolah Tut De pun ikut mengantarnya ke peristirahatan terakhir.

“Warga antusias ikut mengiringi, mereka datang, teman, sahabat, suka duka, Disel family, keluarga saya, Prajuru Desa Adat Ungasan, krama Desa Adat Ungasan dari 15 belas banjar ini semua hadir untuk mengantarkan anak saya ke prosesi acara penguburan,” terang Disel ditemui setelah prosesi pemakaman pada Senin (14/8/2023) sore.

Selama prosesi pemakaman berlangsung, satu layangan pun diterbangkan. Disel mengungkapkan hal itu dilakukan sesuai permintaan terakhir dari anak kesayangannya. 

Bahkan ia menjelaskan, sebelum anaknya meninggal dunia akibat kecelakaan maut pada Sabtu (12/8/2023), sebenarnya Tut De ingin bermain dan menaikkan layangan.

Namun, entah apa yang ada dipikirannya saat itu, akhirnya Tut De berubah pikiran dan memilih untuk mandi ke pantai bersama teman-temannya. Lanjut dia, dengan tegar Disel menceritakan bahwa anaknya tersebut bahkan telah mendaftar di lima jenis perlombaan layangan.

“Karena kami di umat Hindu, sebelum proses penguburan kami nunas baos kepada Sang Hyang Pinter, jadi di situ kami minta apa yang menjadi suatu keinginan dari pada anak kami karena itu adalah permintaan terakhir. Jadi beliau (Tut De) minta segala peralatan pembuatan layangan yang dia sukai dan dia beli, karena dia suka layangan,” tutur pria politisi Partai Gerindra itu.

Lebih lanjut ia jelaskan, rangkaian prosesi upacara yang sudah dilalui mulai dari upacara meoton, upacara metatah atau potong gigi. Sebab, terangnya seharusnya upacara potong gigi direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Oktober mendatang saat melaksanakan upacara Pitra Yadnya. 

Meski demikian, pihaknya akan tetap melaksanakan upacara tersebut pada bulan September yang mana puncak upacara akan dilaksanakan pada Selasa (19/9/2023) mendatang. 

Sementara rangkaian kegiatan akan dimulai dengan upacara ngulapin pada Minggu (16/9/2023) dan dilanjutkan dengan upacara ngaskara pada Senin (17/9/2023) mendatang.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh sahabat, kawan, teman saya yang telah ikut berpartisipasi dari awal kecelakaan hingga kini yang sudah berjalan dengan baik. Lalu teman-teman DPRD Provinsi Bali sudah hadir, teman-teman Tut De di SD Widiatmika dan di Taman Rama juga sudah datang dari awal hingga berakhirnya prosesi ini. 

"Bila ada hal-hal yang kurang berkenan, bila ada kesalahan dari pada anak saya di sekolah atau dimana pun, mohon dimaafkan agar anak saya cepat mendapat tempat yang layak sesuai dengan pengabdiannya saat itu,” tutupnya. *ris

Komentar