nusabali

Viral! Penjor Kupu-Kupu Barong Karya Pemuda Bangli, Kisahkan Kesakralan Galungan

  • www.nusabali.com-viral-penjor-kupu-kupu-barong-karya-pemuda-bangli-kisahkan-kesakralan-galungan
  • www.nusabali.com-viral-penjor-kupu-kupu-barong-karya-pemuda-bangli-kisahkan-kesakralan-galungan
  • www.nusabali.com-viral-penjor-kupu-kupu-barong-karya-pemuda-bangli-kisahkan-kesakralan-galungan

BANGLI, NusaBali.com - Sebuah penjor berkarater kupu-kupu barong dari Kabupaten Bangli meramaikan media sosial sejak Panampahan Galungan pada Selasa (1/8/2023).

Usut punya usut penjor untuk menyabut Hari Raya Galungan itu merupakan kreasi pemuda kreatif asal Banjar Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Bangli. Ia bernama I Wayan Aryatama dan baru berusia 24 tahun.

Karya penjor yang disebut sangat 'art' oleh warganet itu bukanlah karya pertama Aryatama bersama kerabatnya. Sejak tahun 2017, pemilik akun Instagram @yanfrog_ ini sudah mulai mengkreasikan tradisi namun tetap menjaga pakem.

"Galungan kali ini saya mengambil konsep kupu-kupu barong yang hinggap di atas bunga teratai," beber Arya ketika dihubungi NusaBali.com pada Kamis (3/8/2023) siang.

Kata Arya, konsep penjor kupu-kupu barong ini sudah ia pikirkan matang-matang selama tiga bulan. Menariknya, konsep ini dipersiapkannya ketika sedang merantau di sebuah kapal pesiar. Begitu dapat kesempatan pulang saat Galungan, konsep itu lantas dieksekusi.


Foto: I Wayan Aryatama. -IST

Munculnya karakter kupu-kupu barong ini berawal dari terinspirasi oleh karya-karya seniman Bali yang ia pantau. Selain itu, ada pula motivasi tersendiri mengapa karakter kupu-kupu barong dan teratai diangkat sebagai komponen dekorasi pada penjor.

"Kupu-kupu barong itu tidak bisa kita lihat kapan dan di mana saja. Menurut kepercayaan orang Bali, kalau ada karya ageng dan muncul kupu-kupu barong tandanya Ida Bhatara medal (hadir)," tutur pemuda yang lahir dari keluarga perajin.

Begitu pula dengan bunga teratai yang dianggap suci. Menurut ajaran Hindu, teratai juga disebut padma. Dalam pencitraan figur dewata, biasanya sosok dewata digambarkan berada di atas bunga teratai raksasa.

Filosofi ini lantas ditarik bertepatan dengan momen besar Hindu Bali yakni Hari Raya Galungan dan Kuningan. Di mana, makna penjor kupu-kupu barong yang hinggap di atas teratai ini diharapkan menjadi doa diberkatinya semesta oleh manifestasi Tuhan.

"Apalagi, untuk kupu-kupu barong ini saya memakai sikut (ukuran) asli sebagaimana ukuran komponen tapakan sasuhunan (yang berwujud barong ket)," imbuh Arya.


Foto: Penampakan tapel kupu-kupu barong dengan lapisan clay. -IST

Lanjut Arya, ada tiga komponen pada penjor kupu-kupu barong setinggi 13 meter ini. Komponen utamanya adalah kupu-kupu barong yang terdiri dari tapel barong berwarna putih lengkap dengan ornamennya. Kemudian, dihiasi sepasang sayap raksasa dari tripleks dan kain bernuansa Tri Datu.

Tapel barong yang terlihat seperti aslinya ini terbuat dari kertas yang dilapisi clay selayaknya membuat tapel ogoh-ogoh. Kata Arya, cara ini dilakukan untuk mengakali penggunaan kayu yang dinilai memakan waktu lebih lama untuk pembuatannya.

Selain komponen kupu-kupu barong, ada pula komponen bunga teratai yang terbuat dari janur atau ental. Komponen ini berada di bawah komponen kupu-kupu barong untuk memberi kesan kupu-kupu yang sedang hinggap. Arya menjelaskan, semua tuasan (potongan) janur yang dipakai direka sendiri.

Dua komponen ini, dipadukan dengan komponen penjor yang menutup ujung atas penjor dan bagian pangkalnya. Total sekitar 50 pelepah janur telah dihabiskan Arya dan kawan-kawan untuk menuntaskan penjor kupu-kupu barong yang hinggap di atas teratai ini.

Lalu berapa biaya yang sudah dihabiskan? "Saya agak sungkan menyebutkan. Kalau boleh dibocorkan, habis Rp 5,7 juta," ujar Arya yang khawatir disebut merusak harga bahan penjor jadi yang dijual di pasaran.

Menurut Arya, harga ini lebih murah dari penjor dengan ornamen serupa. Hanya saja, ia ingin mempertegas bahwa semua komponen dekorasi yang digunakannya sebagian besar dibikin sendiri, tidak dibeli jadi. Apalagi, biaya 'capek' tidak dihitung karena untuk keperluan pribadi.


Foto: Proses perakitan penjor kupu-kupu barong bersama kerabat dan sahabat. -IST

Dikreasikan begitu, apakah tidak merusak makna penjor? "Hal ini sudah saya pikirkan sebelum mulai membuat. Saya konsultasikan dulu dengan panglingsir (sesepuh) di rumah, apakah boleh atau tidak bikin seperti ini," balas Arya.

Tidak sekadar aspek seninya yang dipertontonkan, komponen yadnyanya juga diperhatikan. Dalam hal ini, komponen seperti pala bungkah, pala wija, pala gantung, dan unsur-unsur pendukung yadnya pun sudah dipasang pada penjor kupu-kupu barong ini.

Bagi Arya, berkreasi itu adalah suatu keharusan bagi yowana Bali untuk menggali kekayaan tradisi sehingga karya yang dihasilkan berkarakter dan tidak monoton. Asalkan, aspek pakem, unsur yadnyanya, dan batasan untuk berkreasi pada ranah tradisi itu tetap diperhatikan.

"Yang saya kreasikan pada penjor ini adalah dekorasinya saja. Untuk simbol-simbol penjor itu sendiri saya tidak berani menghilangkan. Semuanya sudah dipasang," tegas Arya.

Setelah karyanya viral, tentu ekspektasi warganet pada penjor karya Arya bakal tinggi untuk enam bulan ke depan. Soal ini, ia mengaku bakal memberikan yang terbaik. Namun memang, sebagai crew di sebuah kapal pesiar, ia tidak selalu bisa pulang setiap hari raya. *rat

Komentar