nusabali

Rumah Terbakar, Bocah 9 Tahun Meninggal

Rumah Sekaligus Tempat Kerajinan Sanggah di Darmasaba

  • www.nusabali.com-rumah-terbakar-bocah-9-tahun-meninggal

MANGUPURA, NusaBali - Kejadian naas menimpa keluarga Kadek Budi Adnyana,55, seorang pengusaha kerajinan sanggah (palinggih) di Jalan Darmasaba, Banjar/Desa Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Badung.

Si jago merah melalap seisi rumah milik korban yang berada tepat di belakang tempat usaha kerajinan miliknya, Senin (31/7) pukul 07.00 Wita. Naasnya, kebakaran ini merenggut nyawa anak bungsunya, I Ketut Sw, 9, karena terjebak api saat hendak lari keluar rumah semi permanen tersebut.

Pantauan NusaBali di lokasi kejadian pukul 12.00 Wita, tim labfor dari kepolisian baru selesai melakukan pemeriksaan. Hingga saat ini belum diketahui apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut. Sementara jenazah I Ketut Sw, setelah api berhasil dipadamkan langsung dievakuasi ke RSD Mangusada di Kelurahan Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung. Setelah pemeriksaan tim labfor, selanjutnya TKP kebakaran itu dipasangi police line hingga saat ini.

Kadek Angga Pratama,17, salah satu korban kebakaran mengalami sedikit luka bakar di tangan dan leher. Meski selamat dari kejadian naas itu, namun dirinya merasa sedih karena adik bungsunya tidak bisa diselamatkan dari kobaran api yang begitu cepat. "Ada beberapa kamar di situ. Sewaktu kejadian, kami berempat orang di rumah ini. Bapak, saya, adik yang paling kecil, sama satu lagi karyawan bapak. Saya sendiri dibangunkan sama karyawan bapak karena api sudah mulai menjalar," ungkapnya.

Menyadari adanya kebakaran yang menyebar, Angga langsung keluar membantu mengambil air untuk memadamkan api. Tanpa disadari, adik bungsunya ternyata masih terjebak di dalam kamar. Angga mengira sang adik sudah keluar kamar, mengingat kebiasaannya yang selalu rajin bangun pagi. "Adik saya biasa bangun sekitar jam 6 pagi, langsung keluar kamar. Saat kebakaran ini, saya kira dia sudah keluar rumah. Tapi saat saya cari-cari, ternyata masih terjebak di dalam kamar. Kata petugas pemadam, adik saya posisinya ditemukan sudah mau keluar kamar," tutur Angga.

Foto: Aparat Polsek Abiansemal saat mengevakuasi korban meninggal dan olah TKP. -IST

Mengingat rumah tersebut ditinggali bersama dan kini tinggal puing tak bersisa, Angga mengaku sekeluarga saat ini akan menumpang sementara di rumah pamannya. Setelah proses pemeriksaan terhadap jenazah adiknya selesai, sekeluarga akan segera berangkat ke kampung halaman di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng untuk melakukan prosesi pemakaman.

Selain menewaskan anak pemilik usaha, bangunan empat kamar itu pun tinggal puing. Satu unit mobil Xenia, sepeda motor Honda Supra, Prima, dan NMax juga ikut terbakar. Untungnya kebakaran tersebut segera mendapat penanganan tim pemadam kebakaran Badung sehingga api tidak merembet ke bangunan lain di sekitar. Belum diketahui penyebab persis terjadinya kebakaran tersebut. Aparat Polsek Abiansemal dibantu Satreskrim Polres Badung masih melakukan penyelidikan.

Peristiwa kebakaran yang menimpa rumah dan gudang usaha pembuatan palinggih itu berlangsung cepat. Tidak ada orang yang mengetahui secara persis dari mana titik awal api muncul. Tiba-tiba api sudah besar dan seketika menguasai seluruh bangunan. Tim pemadam kebakaran Kabupaten Badung harus mengerahkan enam unit mobil pemadam untuk mengepung kobaran api agar tidak merembet ke bangunan sekitarnya.

Kasi Humas Polres Badung Iptu I Ketut Sudana dikonfirmasi kemarin siang mengungkapkan pihaknya masih melakukan penyelidikan. Beberapa orang saksi diperiksa termasuk Kadek Budi Adnyana sebagai pemilik usaha. Keterangan dari Kadek Budi Adnyana bahwa kejadian tersebut terjadi pada saat dirinya sedang tidur.

"Saksi sekaligus korban Kadek Budi Adnyana mengaku awalnya merasakan panas menyengat di dalam kamar saat tidur. Korban keluar kamar dan melihat api sudah besar di kamar paling timur," ungkap Iptu Ketut Sudana. Iptu Sudana melanjutkan, melihat kobaran api di kamar nomor 1 itu korban berteriak minta tolong kepada warga sekitar. Korban lupa menyelamatkan anaknya (korban meninggal) yang saat itu sedang tidur di kamar nomor 2. Kadek Budi Adnyana tidak bisa masuk ke dalam kamar tempat tidur korban meninggal karena api sudah besar.

"Gudang sekaligus tempat tinggal tersebut terdiri dari empat kamar yang terbuat dari kayu dan triplek. Kamar nomor 1 paling timur ditempati orangtua Kadek Budi Adnyana. Kamar nomor 2 ditempati Kadek Budi Adnyana. Kamar nomor 3 ditempati I Gede Merta, 29. Kamar nomor 4 yang ditempati anak Kadek Budi Adnyana (pada saat kejadian sedang belanja ke pasar," ungkap Iptu Sudana. 7 ind, pol

Komentar