nusabali

Kisah Agus Indra Yudhistira Diva Putra Raih Terbaik III Sekolah Staf Presiden 2023

Tahap Seleksi, Harus Bersaing dengan 66.239 Pendaftar

  • www.nusabali.com-kisah-agus-indra-yudhistira-diva-putra-raih-terbaik-iii-sekolah-staf-presiden-2023
  • www.nusabali.com-kisah-agus-indra-yudhistira-diva-putra-raih-terbaik-iii-sekolah-staf-presiden-2023

Agus Indra berharap ke depan dapat berkontribusi di lingkup kesehatan dan membuat terobosan baru pada layanan primer. Dia fokus pada pencegahan daripada mengobati penyakit.

DENPASAR, NusaBali
Agus Indra Yudhistira Diva Putra didapuk sebagai terbaik III peserta Sekolah Staf Presiden (SSP) 2023 saat malam inaugurasi, Jumat (14/7/2023) lalu. Dia diberikan piagam penghargaan oleh Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan di Gedung Bina Graha, Jakarta. Untuk lolos seleksi Sekolah Staf Presiden, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini menulis essay soal sistem layanan primer terbaru di pos pelayanan terpadu (posyandu). 

Indra, demikian dia biasa dipanggil, yang dilantik menjadi dokter pada Maret 2023, ini menceritakan dirinya menjadi terbaik III dari 35 peserta SSP dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Dirinya tak menyangka bisa berada di posisi tersebut. Sementara posisi pertama diraih oleh mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung dan posisi kedua diraih oleh mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. 

“Saya tidak menyangka bisa berada di posisi ketiga karena teman-teman saya, 35 orang itu hebat semua. Ini tidak pernah saya kira sebelumnya, ini pengalaman yang sangat beruntung dan bisa memperkaya diri saya,” ucap Indra saat dikonfirmasi pada Jumat (28/7/2023).

Indra menuturkan dia mengikuti program SSP yang diselenggarakan oleh Kantor Staf Presiden berkolaborasi dengan Pertamina lantaran iseng, menunggu jadwal internship Kemenkes yang terlaksana pada Agustus 2023.

Dia mengikuti seleksi sejak Juni 2023 yang dimulai dari tahap administrasi hingga pembuatan curriculum vitae dan pembuatan essay. 

Dia menyampaikan rentang usia peserta yang terpilih berkisar antara 20 tahun hingga 26 tahun.


“Saya lulusan Fakultas Kedokteran, namun saya masih menunggu internship di bulan Agustus. Jadi saya iseng daftar dan tidak ada keinginan sama sekali untuk lulus atau tidak. Melihat program ini sangat bagus karena mempelajari kebijakan publik. Kebetulan di kesehatan juga ada kebijakan kesehatan, mungkin berhubungan dengan saya sehingga saya mencoba daftar saat dua hari sebelum pendaftaran ditutup,” ungkap lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu.

Putra dari pasangan dr Made Krisna Winantara SpB dan Ida Ayu Listiari SE bersaing dengan 66.239 pendaftar secara nasional. Bahkan, mahasiswa yang terpilih di program ini bukan hanya pintar tetapi memiliki potensi dan dedikasi yang tinggi untuk berpartisipasi dalam pengembangan kepemimpinan serta pemerintahan di Indonesia.

Belum lagi, Indra harus mampu menuangkan idenya melalui essay yang dia tulis. Indra menerangkan dirinya membuat sebuah essay soal sistem layanan primer terbaru di pos pelayanan terpadu (posyandu). 

Dia menilai, layanan posyandu di Indonesia saat ini memiliki sistem yang tidak berkelanjutan, sehingga dia memberikan solusi bahwa pada era ini seharusnya posyandu melakukan transformasi layanan primer. 

Dia berharap, essay yang dibuatnya dapat menjadi sebuah rekomendasi. Nantinya rekomendasi yang akan diberikan oleh Kantor Staf Presiden kepada kementerian atau lembaga terkait untuk dapat dijadikan solusi dari sebuah permasalahan.

“Dengan langkah ini nantinya tidak akan meningkatkan beban biaya BPJS. Jadi kita nantinya akan menekankan pencegahan penyakitnya yang diakomodasi melalui layanan primer yang di dalamnya posyandu,” kata alumnus Parade Cinta Tanah Air Nasional (PCTA) 2015 itu.

Indra menjelaskan selama mengikuti program SSP pada 3–14 Juli 2023, dirinya mengikuti berbagai kegiatan. Seperti rotasi di lima kedeputian per masing kelompok melakukan verifikasi lapangan sesuai bidang deputi.


Kemudian mendengarkan pemateri kepemimpinan yang diisi oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua KPK Firli Bahuri, Ketua BNPB, Gubernur Lemhanas, Menko PMK Muhadjir Efendi, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Menpora Dito Ariotedjo, serta seminar motivasi oleh Merry Riana. 

Selain itu, dia juga mengikuti sejumlah kunjungan ke berbagai tempat seperti ke Proyek Strategis Nasional, Tol JORR 2 BSD hingga Balaraja, dan lainnya.

“Saya sangat bersyukur bisa lolos dan menjadi bagian dari kegiatan ini. Tanggapan orangtua saya juga mengatakan ini adalah pengalaman yang memperkaya diri, karena sebagai seorang dokter tidak harus mengobati pasien tetapi juga menjadi pemimpin di komunitas,” ucap anak pertama dari dua bersaudara, kelahiran 8 September 1999 itu.

Setelah mengikuti program ini, dalam waktu dekat Indra akan melaksanakan internship di Rumah Sakit Kasih Ibu Kedonganan, Kecamatan Kuta, Badung. Indra juga bercita-cita melanjutkan pendidikan spesialis atau magister di luar negeri dengan beasiswa LPDP. 

Dia juga berharap ke depan dirinya dapat berkontribusi di lingkup kesehatan dan membuat suatu terobosan baru pada layanan primer. Sebab dia berharap fokus pada pencegahan daripada mengobati penyakit.

“Kalau layanan primernya bagus berarti masyarakat atau komunitas di dalam puskesmas itu sehat dan pola pikir kesehatannya modern, tidak lagi berdasarkan metode tradisional (ke balian, Red). Saya ingin sekali membuat suatu gerakan yang akan mengubah pola kesehatan nanti dari tradisional ke modern sehingga kesehatan khususnya kita (terutama di Bali, Red) lebih baik lagi dan meningkat lagi,” tuturnya. 7 ol3

Komentar