Investor Pasar Modal di Bali Tumbuh 9,5 Persen

Pada Juni 2023, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan, baik saham, obligasi, reksadana dan produk turunannya di Bali sebanyak 210.154 investor atau bertumbuh sebesar 18.175 investor baru atau kurang lebih 9,5 persen dari tahun sebelumnya. Sementara pada Juni 2023, jumlah investor saham di Bali sebanyak 104.136 investor atau bertumbuh sebesar 9.385 investor baru atau 9,9 persen dari tahun sebelumnya.

“Pasar modal kita sudah mulai naik lagi,” kata Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Bali I Gusti Agus Andiyasa, Jumat (28/7).

Dikatakan, meningkatnya jumlah investor pasar modal ini diakibatkan membaiknya sektor pariwisata dan mulai pulihnya sektor-sektor lain. “Pertumbuhannya cepat,” ujarnya.

Siring dengan meningkatnya jumlah investor pasar modal, Andiyasa menegaskan jika BEI tetap melakukan edukasi-edukasi tentang pasar modal. Di antaranya workshop go publik, coatching clinic, agar tahu bagaimana proses untuk go public. Menurutnya, semua jenis usaha di Bali potensial masuk ke pasar modal. “Banyak yang potensial masuk pasar modal, tinggal komitmen untuk bisa segera melantai,” ucapnya.

Dijelaskan, perusahaan masuk ke pasar modal bukan semata-mata untuk pendanaan, namun juga agar perusahaan lebih berkembang dan lebih dikenal. “Malah ada yang bukan pendanaan, tetapi butuh usahannya berkelanjutan,” kata dia.

Sementara itu, berdasarkan kelompok umur, lanjut Andiyasa, mereka yang berusia 18-25 tahun yang paling ‘berani’ bermain di sektor saham di Bali. Persentasenya 33 persen. Disusul usia 26-30 tahun tercatat 24 persen, usia 31-40 tahun tercatat 24 persen, dan usia 41-100 tahun tercatat 19 persen.

“Sedangkan berdasarkan pekerjaan, karyawan swasta yang paling banyak investasi, sebesar 41,5 persen,” katanya. 7 k17