nusabali

Pakan Naik, Budidaya Ikan Tutup Usaha

  • www.nusabali.com-pakan-naik-budidaya-ikan-tutup-usaha

Dari 500 kelompok budidaya ikan di Kabupaten Tabanan, sekitar 50 persennya terpaksa berhenti.

TABANAN, NusaBali
Dampak dari harga pakan ikan naik, sejumlah pembudidaya ikan di Tabanan tutup usahanya sementara. Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan pun hanya bisa memberikan motivasi belum bisa berbuat banyak.

Saat ini harga pakan ikan tergolong mahal tembus di kisaran Rp 15.000 - 16.000 per kilogram. Kenaikan harga pakan terjadi sudah lama atau usai Covid-19 dan hingga kini belum melandai. Kelompok budidaya ikan yang banyak berhenti sementara ini adalah kelompok yang membudidayakan ikan 2.000 ekor.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan I Gusti Ngurah Agung Suryana mengatakan dari hasil pendataan tim memang banyak kelompok budidaya ikan yang berhenti meneruskan usahanya.

Dari 500 kelompok yang didata 50 persennya berhenti. "Ini karena dampak harga pakan naik, jadinya mereka (pembudidaya tidak bisa berbuat banyak," jelasnya, Minggu (23/7).

Disebutkan kelompok budidaya yang berhenti sementara ini sebagian besar budidaya ikan lele. Mereka yang berhenti ini banyak memiliki peliharaan sekitar 2.000 ekor. Sementara yang masih bertahan adalah mereka yang memiliki peliharaan diatas 2.000 atau memiliki 10 unit kolam.

"Yang banyak berhenti ini adalah anggota kelompok. Misalnya satu kelompok itu terdiri dari 10 orang, nah anggotanya ini yang berhenti," bebernya.

Dengan kondisi tersebut Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan saat ini sudah memberikan motivasi. Namun karena harga pakan ini terus mahal membuat kelompok budidaya memilih tetap berhenti sementara dari dipaksakan akan berdampak makin rugi terutama biaya operasional.

Selain itu kata Suryana untuk membantu meringankan beban kelompok budidaya, pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah memberikan bantuan Tabanan dua unit mesin pengelolaan pakan ikan. Bantuan mesin ini sudah diberikan kepada kelompok di Kecamatan Selemadeg dan Kecamatan Penebel.

"Nah harapannya dengan bantuan mesin ini kelompok bisa membuat pakan sendiri tentu dengan campuran yang berkualitas. Kita akan terus pantau bantuan mesin ini supaya nantinya tidak mangkrak," tegas Suryana.

Dia menambahkan budidaya ikan yang tercatat di Tabanan hampir merata masyarakat mengembangkan di 10 Kecamatan. Tidak ada tersentral satu lokasi. Hanya di Kecamatan Pupuan saja yang sedikit karena kesulitan air.

"Kelompok budidaya kita hasil produksinya biasanya mereka jual kepada pengempul yang ada di Denpasar dan Badung. Serta dikonsumsi secara pribadi. Dan saat ini harga ikan khusus lele tergolong mahal di angka Rp 21.000 per kilogram di petani yang sebelum Covid-19 di kisaran Rp 17.000 per kilogram," tandas Mantan Kadis Pariwisata Tabanan ini. 7des

Komentar