nusabali

40 Desa/Kelurahan di Buleleng Cukup Rawan Konflik

  • www.nusabali.com-40-desakelurahan-di-buleleng-cukup-rawan-konflik

Database wilayah rawan konflik di Buleleng ini diperlukan sebagai mitigasi dini. Peta rawan konflik ini menjadi pedoman pemerintah daerah dan petugas keamanan sebagai langkah antisipasi jelang Pemilu.

SINGARAJA, NusaBali
Jelang pelaksanaan Pemilu 2024,  Pemkab Buleleng melakukan pemetaan desa/kelurahan rawan konflik. Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Buleleng bekerjasama dengan Undiksha Singaraja melakukan penelitian pada 148 desa/kelurahan. Hasilnya, 40 desa/kelurahan masuk dalam kategori cukup rawan konflik.

Tim peneliti Undiksha Singaraja melakukan pemetaan dengan beberapa indikator. Mulai dari bidang politik, tapal batas, adat, dan ekonomi. Dari pemetaan yang dilakukan diklasifikasikan lima tingkat kerawanan. Mulai dari sangat tidak rawan, tidak rawan, cukup rawan, rawan dan sangat rawan. Namun dari hasil pemetaan sementara, hasil menunjukkan cukup rawan konflik di 40 desa/kelurahan. Sedangkan sisanya tidak rawan konflik.

Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa dalam Focus Group Discussion (FGD) Pemetaan Database Rawan Konflik Kabupaten Buleleng mengatakan, secara umum dari hasil pemetaan sementara posisi Buleleng kondusif. Namun dia menginginkan hasil pemetaan di-update dengan kasus dan data terbaru.

“Riset ini berdasarkan data beberapa bulan sebelumnya. Dalam minggu ini kan juga ada kasus-kasus di beberapa desa apakah ini akan menjadi pemicu dan potensi kerawanan, sehingga perlu penyempurnaan lagi,” terang Suyasa.

Menurutnya database rawan konflik di Buleleng ini akan sangat diperlukan sebagai mitigasi dini. Peta rawan konflik ini juga akan dipakai pedoman pemerintah daerah dan petugas keamanan sebagai langkah antisipasi jelang Pemilu.

“Sebelum Pemilu harus sudah dilakukan untuk mengetahui sejak dini potensi konflik yang kemungkinan terjadi di desa/kelurahan. Deteksi awal ini akan menjadi kesimpulan dan penentuan treatment pada desa-desa yang memiliki potensi kerawanan agar menjadi lebih damai,” ucap Suyasa.

Treatment yang akan diberikan disebutnya akan disesuaikan dengan pemicu potensi konflik di masing-masing desa/kelurahan. 7k23

Komentar