nusabali

Pengusaha Jamin Stok Gandum RI Aman

  • www.nusabali.com-pengusaha-jamin-stok-gandum-ri-aman

JAKARTA, NusaBali - Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memastikan stok gandum dalam negeri aman di tengah langkah Rusia yang memutuskan keluar dari kesepakatan gandum Ukraina.

Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies mengatakan mayoritas gandum Indonesia tidak bergantung pada impor dari Ukraina maupun Rusia. Pemasok utamanya justru negara lain.

"Kita tidak bergantung kepada gandum Rusia ataupun Ukraina. Kita banyak kerjasama dengan Australia, Kanada, dan beberapa Amerika Serikat. Ada beberapa gandum juga dari Brasil, Bulgaria," katanya seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (20/7).

"Stok gandum nasional kita aman," imbuhnya.

Berdasarkan data Aptindo, Ukraina memang bukan pemasok gandum terbesar ke Indonesia. Impor gandum RI mencapai 9,4 juta ton pada 2022. Dari jumlah tersebut, mayoritas berasal dari Australia sebesar 4,24 juta ton atau 44,9 persen, kemudian Argentina 1,46 juta ton atau 15,5 persen.

Selanjutnya, Kanada 1,32 juta ton atau 14 persen, dan India 963,1 ribu ton atau 10,2 persen. Adapun Ukraina hanya 166,7 ribu ton atau 1,8 persen.

Pada Januari-Maret 2023, impor gandum RI mencapai 2,6 juta ton. Mayoritas berasal dari Australia sebesar 1,07 juta ton atau 40,8 persen, kemudian Brasil 673 ribu ton atau 24,1 persen dan Kanada 531 ribu ton atau 20,1 persen. Sedangkan Ukraina hanya 88,9 ribu ton atau 3,8 persen.

Harga gandum, jagung, dan kedelai naik setelah Rusia memutuskan keluar dari perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina lewat Laut Hitam. Harga gandum melonjak 3 persen ke 689,25 sen per gantang pada Senin (17/7).

Angka itu menjadi level tertinggi sejak 28 Juni sebesar 706,25 sen per gantang. Namun, harga gandum tetap jauh di bawah level puncak 1.177,5 sen per gantang yang dicapai pada Mei tahun lalu. Sedangkan jagung berjangka melonjak hingga setinggi 526,5 sen per gantang dan kedelai berjangka melonjak hingga setinggi 1.388,75 sen per gantang.

Rusia keluar dari perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam, yang ditengahi oleh Turki dan PBB pada Juli tahun lalu.

Kesepakatan itu merupakan terobosan diplomatik yang dirancang untuk mencegah krisis pangan global dengan memungkinkan ekspor biji-bijian berjalan aman dari Ukraina, di tengah invasi Rusia. 7

Komentar