nusabali

Seniman Belgia Suguhkan Dramatari Panji Semirang

Bali World Culture Celebration Serangkaian PKB Ke-45

  • www.nusabali.com-seniman-belgia-suguhkan-dramatari-panji-semirang

DENPASAR, NusaBali - Seniman Belgia Gabriel Laufer akan menampilkan dramatari (arja) 'Panji Semirang' dalam Bali World Culture Celebration (BWCC), serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Rabu (12/7).

Dia berkolaborasi dengan seniman Bali Made Wardana. Keduanya selain bertindak sebagai penulis naskah dan sutradara, juga akan ikut tampil membawakan dialog serupa bondres berdurasi sekitar 1,5 jam. Dramatari ini akan disisipi sejumlah kesenian tradisi lain yang tumbuh dan berkembang di Banjar Pegok, Desa Adat Sesetan, Denpasar. Banjar ini merupakan asal seniman Made Wardana. Kesenian Janger, Gambuh dan Genggong yang diangkat berasal dari seni tradisi yang berkembang di Banjar Pegok, Desa Adat Sesetan, Denpasar. Kesenian asli Banjar Pegok tersebut sempat terekam dalam sebuah video berangka tahun 1936.

"Pergelaran dramatari 'Panji Semirang' bertujuan untuk mempopulerkan legenda Panji Indonesia, serta menghargai dan melestarikan bentuk seni kuno Janger, Gambuh dan Genggong," ujar Gabriel saat melakukan persiapan pergelaran di Balai Banjar Pegok, Kamis (6/7).

Gabriel yang menetap di Jakarta sejak tahun 2013 mengatakan, kesenian Gambuh tumbuh di Desa Pedungan (Denpasar) dan Desa Batuan (Gianyar). Namun dia menyebut kesenian Gambuh di Desa Sesetan (Pegok) punya sejarah paling tua. Untuk itu, pergelaran Duo Made, nama panggung Gabriel Laufer dan Made Wardana, juga akan melibatkan Sekaa Cak Danjur, Banjar Pegok, Desa Adat Sesetan yang sebagian besar diisi para seniman remaja. "Jadi ini juga ada revitalisasi dan regenerasi warisan Bali," sebutnya.


Dramatari Panji Semirang mengisahkan keberadaan Hutan Asmarantaka yang berada tidak jauh dari Kerajaan Daha, Jawa Timur. Di dalam Hutan Asmarantaka hidup masyarakat yang bahagia. Mereka dianugerahi gunung berapi yang memastikan tanah subur, pepohonan yang menyegarkan, sinar matahari, sungai dan air terjun yang menyegarkan suasana,  ribuan bunga menyenangkan mata, buah-buahan berlimpah, dan kekayaan fauna pun beragam dalam keseimbangan yang sempurna.

Semua penduduk dengan damai menjalani pekerjaan mereka, tukang kayu, juru masak, pemburu, nelayan, semuanya senang merayakan alam dan kebahagiaan dengan menari, menyanyi, dan bermain musik dalam berbagai upacara dan pawai sepanjang tahun.

Penduduk Asmarantaka berutang budi kepada raja mereka, Raden Panji Semirang, seseorang yang sangat berhati-hati tetapi juga seorang pejuang yang terampil dan tangguh yang tidak dapat diusik. Siapa pun yang melintasi wilayah Panji Semirang tanpa izin akan menghadapi konsekuensi berat, yaitu kehilangan semua kepemilikan mereka dan dihukum untuk ditahan. Walaupun hukumannya relatif lebih ringan, para sandera secara cepat terbiasa dengan kehidupan yang bebas di tempat-tempat yang ajaib ini karena mereka menemukan kegembiraan di dalamnya. Di sisi lain dengan suasana yang menyenangkan ini, Raja Panji Semirang terlihat sedih. Di malam hari, suara seruling sedih dapat terdengar, membawa rahasia yang tidak diketahui oleh siapa pun.

Gabriel Laufer mengatakan kisah Panji Semirang merupakan sebuah legenda dengan tema dan nilai yang masih sangat aktual saat ini. Menariknya, selain mengangkat tradisi seni lawas di Bali, dramatari Panji Semirang juga akan diiringi tabuh karya Gabriel Laufer yang terbukti sukses dimainkan 20 tahun silam.


Tabuh yang akan mengiringi dramatari merupakan ciptaan Gabriel Laufer yang pernah diperlombakan bersama Made Wardana pada tahun 2003. Saat itu mereka menampilkan komposisi tersebut pada dramatari 'La Princesse de Babylone' yang memenangkan hadiah untuk pertunjukan terbaik tahun 2003 dari Departemen Kebudayaan Pemerintah Belgia. "Saya dan Made Wardana sudah berkolaborasi selama 27 tahun. Saya adalah murid pertamanya di Belgia," ungkap Gabriel.

Made Wardana menambahkan merasa bangga ada orang asing yang ikut peduli dan mencintai kesenian tradisional Bali. Bli Ciaaattt sapaan akrabnya menyebut tabuh yang dikomposisikan Gabriel menunjukkan bahwa kesenian Bali tidak kalah indah dibanding kesenian-kesenian luar negeri seperti kesenian Eropa.

"Ini original musiknya, rasa Bali yang digunakan. Bayangkan orang Eropa membuat musik Bali," ucap Bli Ciaaattt yang viral karena musik Gamut (gamelan mulut).

Dia yang puluhan tahun menetap di Belgia, juga merasa bersyukur, masih ada remaja Bali yang punya semangat mempelajari kesenian tradisional di tengah kemajuan teknologi saat ini. "Dalam kurun waktu yang singkat mereka berhasil membunyikan Genggong secara baik. Mereka belajar juga Gambuh, Gambuh ini sulit. Usia mereka rata-rata 15 tahun,  bayangkan," tandasnya.7cr78

Komentar