nusabali

Kebakaran Landa Merajan Griya di Ubud

Pratima Barong Ket dan Rangda yang Disakralkan Hangus

  • www.nusabali.com-kebakaran-landa-merajan-griya-di-ubud
  • www.nusabali.com-kebakaran-landa-merajan-griya-di-ubud
  • www.nusabali.com-kebakaran-landa-merajan-griya-di-ubud

Saat api mulai berkobar, warga sekitar langsung membunyikan kulkul bulus dan membantu memadamkan api secara manual secara gotong-royong.

GIANYAR, NusaBali
Merajan Griya Bhujangga Waisnawa di Banjar Sindu, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar terbakar pada, Selasa (4/7) dinihari pukul 03.20 Wita. Api melahap gedong penyimpenan yang beratapkan ijuk. Pratima berupa Barong Ket dan Rangda yang disakralkan pun hangus terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun kerugian material ditaksir mencapai Rp 700 juta lebih.

Informasi yang dihimpun, kobaran api pertama kali dilihat oleh sejumlah warga yang sedang beraktifitas di Pasar Sayan Ubud yang tak jauh dari TKP. Api pertama kali muncul dari atap gedong penyimpenan barong ket dan menjalar ke palinggih yang lain. Setelah melahap gedong penyimpenan barong ket, api dengan cepat menjalar ke Palinggih Kemulan, Pelik Sari dan gedong penyimpenan Rangda.

Warga sekitar pun langsung membunyikan kulkul bulus, membantu memadamkan secara manual secara gotong-royong dan menghubungi pihak Pemadam Kebakaran (Damkar) Gianyar dan pihak terkait. Beberapa saat kemudian 4 unit mobil pemadam kebakaran Kabupaten Gianyar tiba di TKP dan langsung melakukan upaya pemadaman api dengan cara menyemprotkan air pada titik lokasi kebakaran. Banyaknya material yang mudah terbakar menyebabkan kebakaran baru benar-benar berhasil didinginkan pada pukul 06.15 Wita.

Foto: Polsek Ubud melakukan olah TKP kebakaran di Merajan Griya Bhujangga Waisnawa. -NOVI

Kapolsek Ubud Kompol, I Made Uder belum bisa memastikan penyebab kebakaran. "Penyebab kebakaran masih lidik," ujarnya singkat. Sementara Perbekel Sayan, I Made Andika dikonfirmasi terpisah mengatakan suasana dinihari di desanya cukup mencekam saat kejadian. Masyarakat setempat khawatir api menjalar ke bangunan lain. Kata Perbekel Andika, saat kejadian pemilik telah melihat kepulan asap dari dalam gedong dan sebelumnya sempat tiba-tiba listrik padam.

"Api diketahui oleh salah satu keluarga Ida Rsi. Informasinya listrik saat kejadian padam, dilihat api sudah berkobar di Merajan. Seketika 4 bangunan palinggih sudah terbakar, yaitu Pepelik Sari, Palinggih Kemulan, Gedong Ratu Gede, Gedong Ratu Ayu. Penyebabnya belum bisa dipastikan," ujarnya. Sementara korban Komang Takuaki Banuartha, putra Ida Rsi Bhujangga menjelaskan kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh adiknya. Bermula dari listrik padam yang menyebabkan AC dan lampu turut padam.

"Adik pertama bangun dari tidurnya dikarenakan AC dan lampu di kamar tiba-tiba mati karena korsleting listrik. Saat itu ia keluar dari kamar, lalu mendapati api sudah besar di merajan," jelasnya. Dari sejumlah Palinggih yang hangus terbakar, hanya ada satu Palinggih yang selamat. "Yang kebakar palinggih kemulan dan peliksari, juga gedong sesuhunan Ratu Gede dan Ratu Lingsir. Tapi gedong Ratu Lingsir bisa diselamatkan," ujarnya saat ditemui di Griya.

Foto: Ornamen kulit dan bulu tebal Barong Ket yang disakralkan hangus terbakar. -NOVI

Akibat kebakaran tersebut, kedua prerai Barong Ket dan Rangda masih dalam keadaan utuh. Namun ornamen kulit dan bulu tebal barong ket ludes terbakar, sehingga badannya tak berbentuk. Hiasan barong yang tersisa pun ditaruh berpencar di areal merajan. Sementara prerai sesuhunan Ratu Lingsir berupa rangda, meskipun sempat dikepung api, namun wujudnya masih utuh. "Ratu Gede (barongket) mengalami kebakaran pada badan, namun prerainya masih utuh," ujarnya.

Terkait penyebab kebakaran, Takuaki dan keluarganya tak mengetahui secara pasti. Jika ada yang menduga karena sisa persembahyangan, ia memastikan tidak. "Dugaan penyebabnya belum jelas. Kalau karena dupa persembahyangan, kami rasa tidak. Sebab jarak waktu antara bersembahyang dengan kebakaran jauh," ujarnya. Pasca kejadian ini, pihaknya berencana akan menggelar upacara. "Sesuhunan merupakan milik Griya. Disungsung oleh semeton Bujangga Waisnawa. Kerugiannya, mungkin sampai Rp 1 miliar lebih. Setelah ini akan ada upacara. Sesuhunan juga akan digeseng," ujarnya.

Kepala Dinas Damkar Gianyar, I Made Watha mengatakan pihaknya mendapatkan laporan tersebut sekitar pukul 04.35 Wita. Setelah itu pihaknya langsung menerjunkan 4 unit mobil damkar. Tiba di lokasi sekitar pukul 04.41 Wita. "Pokok benda yang terbakar berupa 4 palinggih dan satu barong. Tidak terdapat korban jiwa. Kami berhasil mengantisipasi api tak meluas ke bangunan lain, karena di sekeliling merajan terdapat banyak bangunan dan rumah. Api bisa dipadamkan setelah 1,5 jam petugas berjibaku," kata Watha. 7 nvi

Komentar