nusabali

106 Rumah Rusak Akibat Gempa Bantul

  • www.nusabali.com-106-rumah-rusak-akibat-gempa-bantul

JOGJAKARTA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Jogyakarta (DIJ) menyatakan jumlah rumah rusak akibat gempa bumi bermagnitudo 6,4 di Kabupaten Bantul pada Jumat malam (30/6) mencapai 106 unit rumah.

Plh Kepala Pelaksana BPBD DIJ Danang Samsurizal dalam keterangannya di Jogjakarta, Sabtu, mengatakan data terbaru kerusakan rumah akibat gempa itu tersebar di Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Kulon Progo.

"Rumah rusak 106 unit, terdiri atas 102 unit rusak ringan dan empat unit rusak sedang," kata Danang seperti dilansir Antara.

Kerusakan rumah paling banyak di Kabupaten Gunungkidul mencapai 54 rumah rusak ringan dan 4 rumah rusak sedang. Kemudian Kabupaten Bantul sebanyak 31 rumah rusak ringan, Kulon Progo 16 rumah rusak ringan, dan Sleman satu rumah rusak ringan.

Selain itu gempa Bantul juga mengakibatkan sejumlah objek atau bangunan lain di DIY mengalami kerusakan, diantaranya 12 unit fasilitas perkantoran, lima unit fasilitas ibadah, tiga unit faslitas usaha, dua unit fasilitas pendidikan, dua unit fasilitas kesehatan. Berikutnya, tiga unit kandang ternak, satu unit jaringan listrik, satu unit tiang listrik, dan dua unit travo listrik.

Sementara itu, lanjut dia, untuk korban terdampak primer maupun sekunder akibat gempa tercatat sembilan orang mengalami luka yakni di Bantul ( 5 orang), Gunungkidul ( 2 orang), Sleman (1 orang), dan Kulon Progo (1 orang). Sedangkan korban meninggal dunia tercatat satu orang yang beralamat di Bantul.

Danang mengatakan BPBD DIJ telah melakukan sejumlah penanganan korban terdampak, mendirikan tenda penyintas, mendorong logistik makanan, serta melakukan kajian cepat dampak dan kebutuhan.

Danang mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," kata dia.

BMKG menyebut gempa susulan di Jogyakarta masih terjadi setelah guncangan pertama terjadi pada Jumat kemarin (30/6).

"Tadi terakhir 47 (gempa susulan)," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat meninjau salah satu rumah warga terdampak gempa di Bangunjiwo, Bantul, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (1/7).

Namun demikian, lanjut Dwikorita, kekuatan gempa susulan itu kian melemah dan berkurang frekuensinya. Terendah hanya Magnitudo 2,8 yang hanya bisa dideteksi oleh detektor gempa.

"Menurun, tadi semakin jarang selang waktunya dan kekuatannya semakin melemah. Sampai terendah 2,8 terendah itu tidak dirasakan manusia," imbuh dia.

Gempa susulan kian melemah karena kekuatan getaran dari bagian yang pecah atau patah hasil proses subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia terus menurun.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa tektonik berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIJ), Jumat (30/6) malam.

Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63 Lintang Selatan (LS) dan 110,80 Bujur Timur (BT), atau tepatnya 86 km barat daya Bantul berlokasi di laut pada kedalaman 25 km. 7

Komentar