nusabali

Tokoh Senior Golkar, Pencetus Stadion Kapten Dipta Sekaligus Mantan Bupati Gianyar CBS Tutup Usia

  • www.nusabali.com-tokoh-senior-golkar-pencetus-stadion-kapten-dipta-sekaligus-mantan-bupati-gianyar-cbs-tutup-usia

GIANYAR, NusaBali - Mantan Bupati Gianyar dua periode (1992-1997 dan 1997-2002) yang merupakan tokoh senior Golkar Bali, Tjokorda Gede Budi Suryawan tutup usia, Selasa (27/6).

Tokoh politik yang akrab disapa CBS ini menghembuskan napas terakhir di kediamannya Puri Mahasari di Banjar Ubud Kelod, Kelurahan Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar pada pukul 07.15 Wita. Almarhum meninggal dunia di usia 72 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri Tjokorda Istri Putra Anitawati, tiga putra Tjokorda Gde Setiabudi Suryawan, Tjokorda Gde Agung Wijaya Kusuma, Tjokorda Gde Putera Tejakusuma, serta 5 orang cucu.

Menurut sang istri, Tjokorda Istri Putra Anitawati, suaminya meninggal dunia sesaat setelah mandi di kediamannya Puri Mahasari, Ubud, Gianyar.

Sebelum pergi meninggalkan keluarga untuk selama-lamanya, CBS sempat memuji pembangunan Gianyar belakangan ini. Bahkan mantan bupati yang dikenal humble ini sempat menyampaikan keinginannya untuk jalan-jalan ke Kota Gianyar sekadar berjalan-jalan bersama cucunya. Terlebih kini Kota Gianyar telah disulap dengan ratusan cahaya lampu kota, dan Alun-alun Gianyar pun kini sangat indah.

"Beliau (almarhum CBS) sangat ingin jalan-jalan ke Kota Gianyar, keinginan itu sempat disampaikan kepada anak-anak dan cucu-cucunya," ungkap Tjok Istri Anitawati. Hal senada diungkapkan Tjokorda Gde Putera Tejakusuma, putra bungsu almarhum bahwa kepergian almarhum cukup mendadak, sebab sebelumnya tidak ada mengeluh sakit.

Namun beberapa tahun lalu CBS sempat mengalami stroke dan prostat. Guna menunjang kesehatannya, CBS semasa tua dirawat oleh perawat. "Sebelum meninggal, tidak ada keluhan, tadi dari pihak rumah sakit langsung ke Puri (untuk memastikan). Kebetulan beliau dirawat oleh perawat," jelas Tjokorda Tejakusuma. Untuk upacara palebon almarhum saat ini masih dalam proses rembug keluarga dan petunjuk dewasa ayu.

Seperti diketahui, saat menjadi orang nomor 1 di Gianyar CBS termasuk pemimpin yang fenomenal. Tokoh kelahiran 13 September 1951 ini bahkan mendapatkan julukan bapak pembangunan yang kini tetap terjaga dan dinikmati oleh masyarakat. CBS mewujudkan ide-ide cemerlang dalam meningkatkan laju perekonomian di wilayah Kabupaten Gianyar. CBS berjasa dalam pembangunan Gianyar. Seperti membangun Pasar Gianyar, Stadion Kapten I Wayan Dipta, Balai Budaya Gianyar hingga Jalan Bypass Dharma Giri.

Untuk diketahui, karier CBS di pemerintahan dimulai sebagai pegawai biro Setwilda Propinsi Bali tahun 1979 hingga 1980. Posisi puncak di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali diraihnya pada tahun 1988, setelah menjabat sebagai Kepala Biro Protokol Setwilda Bali hingga tahun 1992. Tahun 1992 hingga 1997, CBS terpilih sebagai Bupati Gianyar. Karena dianggap sukses memimpin Gianyar dengan berbagai programnya, CBS kemudian terpilih lagi sebagai Bupati Gianyar untuk periode 1997 hingga 2002.

Usai menjabat sebagai Bupati Gianyar, CBS kemudian meneruskan karier politiknya sebagai anggota DPRD Provinsi Bali mulai tahun 2004. Selain itu, CBS juga menjabat Ketua DPD I Golkar Bali tahun 2004. Dia juga pernah mencalonkan diri menjadi Gubernur Bali pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali Tahun 2008. Sebagai Calon Gubernur (Cagub) saat itu, CBS berpasangan dengan Nyoman Gede Suweta di posisi Cawagub. Namun pasangan ini gagal karena pemenang Pilgub saat itu adalah pasangan Made Mangku Pastika dan AA Ngurah Puspayoga.

Foto: Suasana rumah duka di Puri Taman Sari kediaman almarhum Tjokorda Budi Suryawan, Selasa (27/6). -NOVI

Selama hidupnya, pria yang hobi membaca, olahraga, dan berkesenian ini sudah meraih berbagai tanda penghargaan. Penghargaan tertinggi yang pernah diraihnya, yakni penghargaan Satya Lencana Pembangunan Bidang Pertanian dari Presiden RI, penghargaan Satya Lencana Wirakarya dari Presiden RI, serta berbagai penghargaan lainnya.

Berpulangnya mantan Ketua DPD I Golkar Bali, Cokorda Budi Suryawan (CBS) meninggalkan duka mendalam bagi kader Partai Golkar. Untuk penghormatan terhadap tokoh asal Puri Ubud, Gianyar ini, DPD I Golkar Bali akan menyiapkan prosesi penghormatan terakhir jika keluarga besar mengizinkan.

Hal itu diungkapkan Ketua DPD I Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry, Selasa siang kemarin. Sugawa Korry menyebutkan, mendengar kabar duka wafatnya CBS, Selasa siang. "Kami kehilangan salah satu kader terbaik," ujar Sugawa Korry kepada NusaBali terkait meninggalnya CBS. Sugawa Korry menyebutkan, sosok CBS adalah kader yang punya militansi, konsisten dalam membesarkan Partai Golkar dalam situasi apapun. "Beliau adalah sosok kader yang konsisten mencintai Partai Golkar sampai akhir hayat beliau," ujar politisi asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Saat CBS menjabat Ketua DPD I Golkar Bali periode 2004-2009, Sugawa Korry sendiri menjabat Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali. Selain Sugawa, saat itu, CBS di-back up tiga tokoh sentral di kepengurusan partai, yakni Dewa Made Suamba Negara yang menjabat Sekretaris DPD I Golkar Bali, Dewa Ngakan Rai Budiasa sebagai Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) dan Dewa Ayu Sri Wigunawati yang menjabat Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG) Provinsi Bali.

Untuk penghormatan kepada CBS, DPD I Golkar Bali menurut Sugawa Korry menyiapkan prosesi upacara penghormatan. Prosesi ini selalu dilakukan ketika ada tokoh Golkar yang meninggal dunia. "Kami akan siapkan penghormatan dan barisan kehormatan kader Golkar," tegas Wakil Ketua DPRD Bali ini.

Meninggalnya CBS menjadi duka mendalam bagi Golkar. Secara beruntun, Partai Golkar kehilangan para tokoh sentralnya. Sebelumnya Golkar kehilangan tokohnya, yakni Ida Tjokorda Pemecutan XI. Tjok Pemecutan yang sempat menjabat Dewan Pertimbangan DPD I Golkar Bali, wafat di kediaman putranya, Jalan Moh Yamin, Niti Mandala Denpasar pada Rabu 22 Desember 2021 silam. Mantan Ketua DPRD Badung dua periode ini menghembuskan napas terakhir karena melawan penyakit komplikasinya pada usia 76 tahun.

Belum lenyap duka tersebut, Golkar kembali kehilangan Sekretaris Wantimbang DPD I Golkar Bali Anak Agung Ngurah Rai Wiranata. Rai Wiranata yang mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali periode 2004-2009 meninggal dunia pada Kamis 22 September 2023 pada usia 68 tahun. Rai Wiranata meninggal dunia hanya berselang beberapa bulan setelah sempat menemui tokoh Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha, terkait masalah pengisian kursi Ketua Wantimbang Golkar Bali.

Sepeninggal Rai Wiranata, Golkar kembali kehilangan kader terbaiknya, yakni mantan Ketua DPD I Golkar Bali I Gusti Ngurah Alit Yudha, pentolan Partai Golkar asal Puri Carangsari, Kecamatan Petang, Badung. Alit Yudha meninggal dunia pada Senin 22 Desember 2023 pada usia 76 tahun. Kehilangan sejumlah tokoh dengan simpul-simpul massa ini tentu saja membuat Golkar Bali berduka sekaligus harus segera bangkit agar kekuatannya tak tergerus. 7 nvi, nat

Komentar