nusabali

Kapolri Minta Novel Sebut Nama Jenderal

  • www.nusabali.com-kapolri-minta-novel-sebut-nama-jenderal

Dalami kasus Novel, Kapolri kirim tim ke Singapura 

JAKARTA, NusaBali
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, pihaknya akan mendalami pernyataan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Namun, Tito meminta Novel untuk lugas menyebut siapa oknum yang dimaksud disertai bukti yang kuat.
 
"Itu yang penting. Sebut namanya siapa, buktinya apa?" ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/6) seperti dilansir kompas.
 
Jika Novel bisa melampirkan bukti yang mendukung pernyataannya, Tito menjamin akan memproses oknum tersebut. Ia juga akan terbuka mengusut dugaan pelanggaran pati Polri yang dimaksud.
 
"Tapi kalau seandainya tidak ada bukti, tentu saya menyayangkan karena intitusi Kepolisian jadi negatif pandangannya," kata Tito.
 
Pernyataan Novel itu akan jadi informasi sumir sehingga menimbulkan berbagai spekulasi. Tak hanya itu, di internal kepolisian nantinya bisa muncul rasa saling curiga. 
 
Oleh karena itu, Kapolri berencana menemui pimpinan KPK pada Senin (19/6), untuk membahas dua hal. Salah satunya soal pernyataan Novel kepada media "Time" itu. 
 
"Kemudian koordinasi perkembangan penanganan penyidikan kasus penganiayaan Novel," kata Tito.
 
Penyidik Polda Metro Jaya nantinya akan kembali memeriksa Novel di Singapura untuk mengkonfirmasi apa yang dia sampaikan ke media. Sekaligus memperjelas siapa oknum jenderal Polri yang dia maksud.
 
Hal senada disampaikan Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto yang mengingatkan Novel untuk berhati-hati dengan penyebutan nama atas kecurigaan pihak yang terlibat dalam kasus teror. Apabila Novel menyebut nama tak terbukti keterlibatannya, maka ada implikasi hukumnya. "Kalau dia menyebut nama, sebaiknya hati-hati, karena kalau menyebut nama dan tidak terbukti ada implikasi hukum," ujar Setyo seperti dilansir detik.
 
Sebelumnya, Novel menduga serangan pada dirinya terkait sejumlah kasus korupsi yang dia tangani. Sejak menjadi penyidik KPK, setidaknya enam kali Novel menerima serangan.
 
Novel sempat mendapat informasi bahwa ada perwira tinggi Polri yang terlibat dalam kasus itu. Namun, ia menepisnya. Hingga dua bulan berlalu, pelakunya tak kunjung tertangkap. Akhirnya, ia mulai mempertimbangkan kebenaran informasi tersebut. Ia pun menduga ada "orang kuat" di balik serangan kepada dirinya.
 
"Awalnya saya mengira informasi itu salah. Tapi setelah dua bulan dan kasus itu belum juga selesai, saya mengatakan (kepada yang memberi informasi itu), sepertinya informasi itu benar," kata Novel, sebagaimana dikutip dari "Time".
 
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendesak segera dibentuk tim khusus untuk membongkar penyiraman air keras terhadap Novel. “Publik tidak bisa lagi hanya berharap pada Polda Metro Jaya untuk menuntaskan kasus ini. Sebab sudah tiga bulan Polda Metro Jaya menangani kasus ini tapi tak terlihat tanda-tanda kasus ini akan terang benderang,” kata Neta  dalam pesan tertulisnya, Kamis (15/6).

IPW menilai pengakuan Novel  menjadi babak baru dalam teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK ini. Hal ini perlu dituntaskan agar tudingan Novel ini tidak menjadi spekulasi dan bola liar. Menurut Neta, ada dua indikasi yang bisa membuat publik mempercayai tudingan Novel. *

Komentar