nusabali

Pahami Saat Ajal

  • www.nusabali.com-pahami-saat-ajal

Yam yam vāpi smaranbhāvam tyajatyante kalevaram, Tam tamevaiti kaunteya sadā tadbhāvabhāvitah. (Bhagavad-gita, VIII.6)

Mengingat objek apa saja pada waktu terakhir saat meninggalkan badan, hanya itu yang dicapainya, wahai Arjuna, karena pikirannya terus-menerus ke objek tersebut.

KE mana orang pergi setelah kematiannya ditentukan pada saat dia sekarat. Jika waktu menjelang kematian orang mengingat benda-benda, maka dia akan sampai pada benda-benda itu. Jika Tuhan yang diingat, maka dia akan mencapai Tuhan. Intinya, apapun yang diingat pada saat kematiannya, orang akan sampai pada objek itu. Mengapa demikian? 

Oleh karena waktu sekarat adalah momentum orang untuk melompat ke kelahiran berikutnya. Saat orang akan meninggalkan tubuh, seluruh vasanas atau seluruh memori yang pernah dialami selama ribuan bahkan jutaan kali kelahiran hadir bersamaan. Pada saat sekarat, seluruh memori itu bubbling, hadir bersamaan dan siap meninggalkan tubuh. Sesaat setelah tubuh mati, vasana itu telah mengkristal, berada dalam posisi potensi. Dan inilah yang kemudian mengambil momentum untuk hadir pada bentuk wujud manusia baru atau disebut kelahiran kembali. 

Jika orang pada saat kematiannya yang diingat hanya satu, yakni ketunggalan atau keabadian, maka tidak ada lagi vasana yang mengikutinya. Sehingga, saat kematian orang tidak lagi meninggalkan jejak memori tersebut, tidak ada gumpalan vasana yang mencari momentum untuk lahir kembali. 

Pada saat inilah orang telah dikatakan mencapai moksa, yakni tidak ada jejak lagi dalam kehidupan ini. Dia telah manunggal dengan kesadaran abadi. Pada saat kematian, dia akan sangat tenang, sebab beban vasana sama sekali tidak hadir. Berbeda dengan beban vasana yang berat, orang pada menjelang kematiannya akan tersiksa, saat sekarat orang itu tersiksa, tidak langsung meninggalkan tubuh karena keterikatannya terlalu tinggi. 

Apa yang harus dilakukan agar kita mampu pada saat kematian tidak lagi dijejali oleh sancita karma, vasana yang dikumpulkan sejak pertama kali dilahirkan sebagai wujud makhluk hidup? Para rsi menyatakan bahwa melakukan sadhana spiritual adalah satu-satunya cara. Bahkan Krishna sendiri menyatakan bahwa orang harus menjadi yogi. Hanya seorang yogi yang mampu meretas seluruh jaringan vasana itu. Hanya seorang yogi yang mampu men-decode system rumit vasana yang telah terbentuk selama jutaan kali kelahiran sebelumnya. Mengapa? Karena yogi lah yang dianugerahi password untuk masuk ke dalamnya dan kemudian meretas semuanya. Jika tidak, setiap upaya yang dilakukan bukannya menghilangkan vasana tersebut, melainkan memunculkan vasana baru yang memperumit vasana yang telah ada.

Sadhana spiritual apa yang bisa dijalankan agar orang bisa men-decode system vasana itu? Para muni telah memberikan jalannya. Sampai saat ini diklasifikasikan ke dalam empat gugusan utama, di mana di masing-masing gugusan memiliki cabang-cabangnya lagi, bisa ratusan bahkan ribuan cabang. Apa saja keempat jalan itu? Dikenal dengan catur marga Yoga. 

Pertama, karma yoga, yakni yoga dengan jalan tindakan. Jadi, tindakan bisa dijadikan sebagai alat untuk bisa menjadi yogi, untuk bisa memperoleh password dan kemudian men-decode sistem vasana yang sangat kompleks dan kemudian menghilangkannya. Bagaimana caranya? Yakni dengan menghadirkan kesadaran pada saat melakukan tindakan. Ini sangat susah karena tubuh memiliki mekanisme sendiri yang secara kompulsif terus bergerak. Gerakan atau tindakan kompulsif inilah yang secara terus-menerus menumpuk vasana itu sehingga menjadi demikian berat dan kompleks. 

Kedua, dengan jalan jnana yoga, yakni mengarahkan pikiran untuk senantiasa menyadari bahwa diri sejati adakah Atman, bukan tubuh. Permasalahan utama mengapa kita berada dalam alur vasana oleh karena identitas kita berada dalam alam materi, dan sifat alam materi memang demikian. Dengan mengajak pikiran untuk tidak mengikatkan diri pada jalur materi, maka vasana itu akan dikikis. 

Ketiga, Bhakti yoga, yakni dengan mengosongkan diri dan membiarkan Sang Kesadaran tertinggi yang menjadi penguasa diri, sehingga identitas hanya tunggal, yakni Realitas Sejati. 

Keempat, Raja yoga, yakni yoga yang dilakukan dengan teknik khusus baik melalui olah tubuh maupun olah napas serta olah pikiran. Dengan keempat jenis yoga ini, vasana tiu pelan-pelan bisa diminimalisir pengaruhnya sehingga dalam kurun waktu tertentu, kita benar-benar mampu menghapus itu semua. 7 

I Gede Suwantana
Bali Vedanta Society

Komentar