nusabali

Ijuk Meru Tumpang Tiga Mulai Dipasang, Undagi: Kami Senang Ngaturang Ngayah di Pura Luhur Uluwatu

  • www.nusabali.com-ijuk-meru-tumpang-tiga-mulai-dipasang-undagi-kami-senang-ngaturang-ngayah-di-pura-luhur-uluwatu
  • www.nusabali.com-ijuk-meru-tumpang-tiga-mulai-dipasang-undagi-kami-senang-ngaturang-ngayah-di-pura-luhur-uluwatu
  • www.nusabali.com-ijuk-meru-tumpang-tiga-mulai-dipasang-undagi-kami-senang-ngaturang-ngayah-di-pura-luhur-uluwatu

MANGUPURA, NusaBali - Perbaikan Meru Tumpang Tiga Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, hampir rampung. Perbaikannya pun dikebut agar bisa rampung sebelum hari pamelaspasan pada Sukra Kliwon Sungsang (28/7) mendatang yang bertepatan dengan Sugihan Bali.

Undagi yang memperbaiki Meru Tumpang Tiga, I Wayan Contok alias Jero Mangku Dalang Contok, mengatakan pada Sabtu (10/6) merupakan dewasa ayu (hari baik) untuk memulai pemasangan ijuk. Pihaknya sudah melakukan ritual sebelum memulai proses pemasangan ijuk. 

“Sabtu adalah hari yang baik untuk memulai, kami melakukan ritual menggunakan banten, ngaturang pejati (mempersembahkan sarana upacara, Red) untuk memohon izin kepada Beliau yang berstana di sini atau kepada alam semesta agar semuanya lancar,” ujar Jero Mangku Dalang Contok saat ditemui di Utama Mandala Pura Uluwatu, pada Minggu (11/6) sore.

Sebelum semua ijuk dinaikkan dan dipasang ke Meru, jelas Jero Mangku Dalang Contok, terlebih dulu diprasiste atau dipercikkan dengan air suci. Setelah itu, para undagi (tukang) baru bisa memulai pemasangan ijuk ke Meru.

Meru Tumpang Tiga itu pun, lanjut Jero Mangku Dalang Contok, memiliki ketebalan ijuk yang berbeda-beda. Untuk Meru utama yakni Meru paling atas, ketebalan ijuk minimal 45 centimeter. Sedangkan Meru kedua, ketebalanya 55-60 centimeter, dan Meru ketiga memiliki ketebalan 60-65 centimeter. Masing-masing Meru pun memiliki panjang yang berbeda, sehingga total ijuk yang dibutuhkan untuk mengisi ketiga Meru tersebut mencapai tiga sampai tiga setengah ton ijuk dan menggunakan 200 bambu untuk menopang.

Foto: Undagi yang memperbaiki Meru Tumpang Tiga, I Wayan Contok alias Jero Mangku Dalang Contok. -RIKHA SETYA

“Paling tidak menghabiskan tiga sampai tiga setengah ton ijuk. Ijuk itu menggunakan ijuk dari Bali yang saya ambil dari daerah Bangli dan juga Karangasem,” kata pria berkacamata itu.

Masih menurut Jro Mangku Dalang Contok, dalam proses perbaikan Meru Tumpang Tiga Pura mempercatakan kepada undagi yang berasal dari Bali. Alasan tersebut karena dalam pembuatan bangunan Bali seperti Pura memang harus dibuat oleh orang yang paham tentang bangunan Bali, yaitu keundagian (arsitektur Bali), hari yang baik (dewasa ayu), ukuran bangunan yang benar, serta upacara keagamaan. Sebelum memulai pekerjaan pun, para undagi diwajibkan untuk sembahyang dan memercikkan tirta.

“Undagi yang digunakan adalah undagi profesional yang memang sudah berpengalaman di dunia keundagian. Kami yakin dan memohon berkah kepada Beliau yang berstana di sini agar diberikan keselamatan. Semua tukang sehat dan bahkan mereka sangat senang ngaturang ngayah di Pura yang paling utama di Bali ini,” tuturnya bangga.

Jero Mangku Dalang Contok memprediksi, proses pemasangan ijuk hanya memakan waktu lima hari pengerjaan. Para undagi pun, kata dia, bekerja mulai pukul 09.00 Wita hingga 17.00 Wita sebelum waktu sandikala tiba. Tingkat ketahanan ijuk yang sudah terpasang pun bisa tahan sampai 30 tahun.

“Setelah selesai terpasang, kami menunggu hari pembersihannya atau pamelaspasan. Mudah-mudahan dengan selesainya palinggih di sini semoga semua umat Hindu termasuk semua umat di dunia bisa rukun, sehat, selamat, dan damai,” harapnya. 7 ol3

Komentar