nusabali

Kasus Gigitan Anjing Rata-rata Seratusan Sebulan

Selama Covid-19, Dinas Pertanian tidak menggelar vaksinasi rabies

  • www.nusabali.com-kasus-gigitan-anjing-rata-rata-seratusan-sebulan

GIANYAR, NusaBali - Kasus gigitan anjing di Kabupaten Gianyar memprihatinkan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gianyar, dalam kurun waktu satu bulan selama Tahun 2023 ini rata-rata jumlah kasus gigitan anjing mencapai ratusan.

Dinas Pertanian Gianyar yang membidangi kesehatan hewan diminta memastikan kesehatan anjing di Gianyar guna menghindari korban jiwa karena rabies.

Plt Kadis Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengungkapkan, jumlah gigitan hewan penular rabies (GHPR) di tahun 2023 ini telah mencapai ribuan kasus. Rinciannya, Januari sebanyak 421 kasus, Februari sebanyak 365 kasus, Maret  456 kasus, April 452 kasus, dan Mei sebanyak 205 kasus. 

“Itu data se-Gianyar, itu data pasien yang kami layani selama ini. Yang digigit tidak semua diberikan vaksin anti rabies (VAR), tapi sesuai kasus gigitannya. Untuk data bulan Mei, belum semua data masuk," ujar Ariyuni.

Ariyuni mengatakan, ujung tombak penanganan rabies ada di Dinas Pertanian. Dinas Kesehatan hanya menangani pasien tergigit anjing. “Untuk VAR di tingkat puskesmas, sementara masih ready, semoga dengan semakin digalakkannya vaksin rabies untuk hewan dan kesadaran pemilik hewan peliharaan, kasus akan lebih terkendali. Ayo kita fokus tuntaskan di hulu sehingga semua lebih terkendali," pinta Ariyuni.

Terpisah, Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Gianyar I Made Santiarka menyebutkan, kekebalan anjing di Kabupaten Gianyar terhadap virus rabies telah melemah. Bahkan hampir bisa dikatakan nol. Sebab selama Covid-19, Distan Gianyar tidak melakukan vaksinasi rabies terhadap anjing lantaran terbentur anggaran dan aturan pandemi Covid-19.

Made Santiarka mengatakan, potensi rabies saat ini cukup tinggi. Selain daya tahan anjing terhadap virus yang mulai melemah, Dinas Pertanian juga kekurangan personiel dalam menangani rabies. Saat ini, Dinas Pertanian hanya memiliki empat tim dalam penanganan kasus rabies. Idealnya ada ratusan tim, dalam satu tim terdiri dari enam orang anggota.

Akibat keterbatasan personel, gerakan virus rabies lebih cepat dari gerakan Bidkeswan Gianyar. "Gerakan kami terkendala personel. Kami kalah cepat dengan rabies. Kecepatan virusnya lebih cepat daripada pergerakan kami. Kami masih menangani kasus di desa A, tahu-tahunya muncul lagi di desa yang lainnya," ujar Santiarka.

Santiarka mengatakan, potensi anjing rabies cukup besar di Gianyar. Sebab, kekebalan anjing terhadap virus bisa dikatakan nol. "Waktu Covid kami tak sediakan vaksinasi rabies. Kekebalan anjing itu sudah mulai nol. Karena itu, jika ada kasus gigitan, segera ke puskesmas. Nanti puskesmas yang melaporkan ke kami. Dinas Pertanian hanya  menangani anjingnya. 

Menentukan positif atau tidak, kami harus uji sample. Kalau anjingnya positif, kami lakukan eliminasi selektif dan tertarget. Tertarget adalah anjing yang sempat kontak dengan yang positif, itu kami eliminasi," jelas Santiarka.

Santiarka meminta kesadaran para pemilik anjing agar menjaga anjingnya dengan baik. Jika tidak dibawa jalan-jalan, kandangkan untuk menghindari kasus gigitan anjing. 7 nvi

Komentar