nusabali

SGB Disodori Geredeg

  • www.nusabali.com-sgb-disodori-geredeg

Tjok Pemecutan minta Golkar tak usah merengek minta figur Cawagub dari luar yang jelas-jelas menolak, hingga wibawa partai jatuh

Putu Tutik Tolak Jika Ditugasi sebagai Tandem SGB di Pilgub


DENPASAR, NusaBali
Calon Gubernur (Cagub) Bali dari Golkar, I Ketut Sudikerta, disarankan gaet rekan separtai I Wayan Geredeg sebagai tandemnya di posisi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) untuk tarung Pilgub 2018. Alasannya, ini jauh lebih elegan ketimbang SGB (Sudikerta Gubernur Bali) merengek-rengek minta figur dari luar Golkar sebagai Cawagub.

Saran untuk usung Paket SGB-Geredeg ini dilontarkan Dewan Pertimba-ngan DPD I Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI, di Denpasar, Senin (12/6). Tjok Pemecutan mengingatkan, jauh lebih elegan mengusung Paket SGB-Geredeg ketimbang merengek-rengek, apalagi sampai ditolak figur dari luar yang ujungnya dapat menjatuhkan martabat Golkar sebagai partai papan atas selama 40 tahun. ”Usung pa-ket kader-kader, bisa Sudikerta-Geredeg,” tegas sesepuh partai dari Puri Pemecutan, Denpasar Barat ini.

Tjok Pemecutan mengatakan, kalaupun Paket SGB-Geredeg tidak bisa, Golkar mesti mencari tandem dari kader Beringin asal Buleleng (Bali Utara). Menurut Tjok Pemecutan, Gede Sumarjaya Linggih alias Demer bisa jadi alternatif. Demer merupakan politisi asal Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng yang kini anggota DPR RI Dapil Bali dan sekaligus anggota Dewan Pakar DPP Golkar.

Sedangkan Geredeg adalah politisi senior asal Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang kini menjabat Wakil Bendahara Umum DPP Golkar dan sekaligus Korwil Bali DPP Golkar. Mantan Ketua DPD II Golkar Karangasem 2010-2016 ini sempat dua kali periode menjadi Bupati Karangasem (2005-2010, 2010-2015).

“Dengan mengusung Paket SGB-Demer, Golkar bisa merebut suara di Buleleng dengan pemilih terbesar di Bali. Ngapain pusing dan merengek-rengek hanya untuk ditolak figur dari luar? Elite Golkar dan kader harus ingat sebagai partai yang punya basis massa jelas. Jangan kayak toke, hanyut pati grepe (kelabakan) setelah ditolak. Ambil keputusan cepat,” tandas Tjok Pemecutan.

Tjok Pemecutan pun mengingatkan SGB tidak usah lagi merengek-rengek dan incar IB Rai Dharmawijaya Mantra, Walikota Denpasar yang kini sedang gencar kumpulkan KTP untuk maju ke Pilgub Bali 2018 melalui jalur Independen dengan di-back up NasDem. “Sebab, Rai Mantra sendiri membidik posisi Cagub, bukan Cawagub,” jelas mantan Ketua DPRD Badung dan anggota MPR di era Orde Baru ini.

Menurut Tjok Pemecutan, dirinya memang pernah menawari Sudikerta untuk bertandem dengan Rai Mantra. “Tapi, karena Rai mantra tidak mau, ya sudah, tak usah merengek-rengek lagi, kayak pengemis saja kita,” katanya.

Dia menambahkan, bisa saja SGB berpasangan dengan Rai Mantra, jika Sudikerta bersedia turun kjelas menjadi Cawagub Bali. “Kalau solusi dngan pola terbalik (Rai Mantra-Sudikerta) sudah tidak yakin, maka sudahlah, usung paket kader-kader saja. Geredeg punya basis massa kuat di Karangasem dan seluruh Bali. Demer juga punya basis massa di Buleleng,” tegas Tjok Pemayun.

Warning Tjok Pemayun ini dilontarkan, karena saat acara konsolidasi SGB dengan kader-kader Beringin di Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Minggu (11/6), muncul kembali aspirasi supaya Sudikerta menggaet Rai Mantra sebagai Cawagub. Aspirasi itu disampaikan sejumlah Ketua PK Golkar dan PD Golkar se-Bali yang hadir.

Sedangkan Ketua DPD II Golkar Denpasar, Wayan Mariyana Wandira, yang mendampingi SGB dalam acara tersebut, menanggapi enteng aspirasi menggaet Rai Mantra sebagai Cawagub. ”Aspirasi ditampung, tapi hasil survei yang nanti akan menentukan siapa tandem SGB,” jelas Mariyana yang juga Wakil Ketua DPRD Denpasar.

Sementara itu, Srikandi Demokrat Ni Putu Tutik Kusuma Wardhani secara tegas menyatakan menolak, jika ditugasi induk partainya menjadi Cawagub pendamping SGB dalam pilgub Bali 2018. Putu Tutik berdalih, dirinya baru saja bertugas di DPR RI mengisi kursi lowong Jero Wacik, sehingga tidak mungkin nyalon ke Pilgub Bali 2018 yang kesannya haus kekuasaan.

“Saya baru saja dilantik sebagai wakil rakyat Bali di Senayan. Nanti kesannya saya haus kekuasaan. Nggaklah,” ujar Putu Tutik kepada NusaBali, Senin kemarin. “Kalau diminta induk partai maju ke Pilgub 2018, saya akan berikan argumentasi logis. Tidak harus Putu Tutik kan? Ada yang lain yang lebih layak maju jadi Cawagub Bali,” lanjut Srikandi Demokrat asal Singaraja, Buleleng yang mantan Ketua Komisi II DPRD Bali 2009-2014 ini.

Menurut Putu Tutik, yang paling pas diajukan menjadi Cawagub pendamping SGB adalah Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta. Putu Tutik sendiri mau fokus dengan tugasnya di Komisi XI DPR RI. “Dengan sisa masa jabatan yang hanya 2 tahun, saya ingin memberikan kontribusi kepada Bali. Saya mewakili rakyat Bali di Senayan melalui Demokrat. Saya tidak mau kecewakan rakyat Bali yang sudah memilih saya,” tegas Sekretaris Departemen Perempuan dan Perlindungan Anak DPP Demokrat ini.

Nama Putu Tutik sebelumnya termasuk di antara 5 kader Demokrat yang disebut SGB masuk bursa Cawagub. Selain Putu Tutik, 4 kader Partai Biru Langit yang juga masuk bursa adalah I Gusti Bagus Alit Putra (Ketua Majelis Daerah DPD Demokrat Bali yang kini Wakil Ketua DPRD Bali), Putu Supadma Rudana (politisi asal Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Gianyar yang kini Wakil Sekjen DPP Demokrat dan segera akan maju ke DPR RI Dapil Bali dengan status PAW untuk menggantikan Putu Sudiartana), Made Mudarta (Ketua DPD Demokrat Bali dua periode, yang disebut-sebut sebagai menjadi representasi koalisi Golkar-Demokrat), dan Gede Ngurah Wididana alias Pak Oles (mantan Ketua DPD Hanura Bali dan anggota DPRD Bali 2009-2014, yang kini menjabat Ketua Bappilu DPD Demokrat Bali).

Saat dikonfirmasi NusaBali, Made Mudarta menyebutkan pasangan Cagub-Cawagub akan diputuskan setelah hasil survei kandidat keluar. “Sekarang kan kita sedang melakukan survei internal. Setelah survei ini final, barulah kita bisa putuskan. Kita tidak akan tergesa-gesa memutuskan siapa yang layak diusung di Pilgub Bali 2018,” ujar Mudarta. *nat

Komentar