nusabali

Soal Pura Pagubugan Jadi Pusat Ulun Danu Jembrana, Majelis Madya Subak Jembrana Masih Pikir-Pikir

  • www.nusabali.com-soal-pura-pagubugan-jadi-pusat-ulun-danu-jembrana-majelis-madya-subak-jembrana-masih-pikir-pikir

NEGARA, NusaBali
Adanya rencana Bupati Jembrana I Nengah Tamba menjadikan Pura Ulun Danu Pagubugan sebagai Pura Pusat Ulun Danu Kabupaten Jembrana, untuk sementara belum disetujui pihak Majelis Subak Kabupaten Jembrana.

Majelis Subak masih pikir-pikir dan menyatakan masih perlu mengkaji asal usul Pura Pagubugan tersebut. Terlebih di sisi lainnya, juga ada Pura Ulun Danu lain yang dinilai layak untuk dijadikan Pura Pusat Ulun Danu Jembrana.

Ketua Majelis Madya Subak Jembrana I Komang Arnyana, Senin (3/4), mengaku sebenarnya sangat setuju dengan keinginan Bupati Tamba agar Jembrana memiliki salah satu pura pusat Ulun Danu. "Kami di majelis sangat setuju dibuatkan Pura Ulun Danu kabupaten. Itu menjadi salah satu cita-cita kami di majelis. Biar kita subak se-Jembrana punya satu pura bersama," ujar Arnyana.

Namun megenai rencana dipilihnya Pura Pagubugan menjadi Pura Pusat Ulun Danu, Arnyana mengaku, belum bisa memberi tanggapan ataupun menyetujui rencana tersebut. Pasalnya, dia pun mengaku belum mengetahui secara jelas asal usul pura tersebut sehingga masih perlu mengkaji kelayakannya. "Nanti kami coba minta purana (historis) Pura Pagubugan itu. Mungkin nanti kami bersama para Majelis Alitan (Mejelis Kecamatan) akan tangkil ke sana, mengkaji apakah itu layak atau bagaimana," ucapnya.

Menurut Arnyana, kajian itu juga diperlukan karena di daerah lain, juga ada beberapa Pura Ulun Danu. Termasuk salah satunya adalah Pura Ulun Danu Pasatan di Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, yang diyakini beberapa subak di Kecamatan Mendoyo sebagai Pura Pusat Ulun Danu Kabupaten Jembrana. "Kalau yang di Pura Pasatan, juga sudah mendatangkan sulinggih. Bahkan, Ida Pedanda Made Gunung (almarhum) sempat mengakui bahwa Pura Pasatan itu Pusat Ulun Danu Kabupaten Jembrana," ujar Arnyana yang juga Ketua Subak Pecelengan di Desa Mendoyo Dagin Tukad, Kecamatan Mendoyo ini.

Untuk itu, Arnyana mengaku, masih perlu mendalami asal usul dan membandingkan kelayakan antara Pura Pagubugan dengan Pura Pasatan. Setelah mendapat purana tiap pura itu, pihaknya berencana akan berkoordinasi dengan pihak Pemkab Jembrana dan melakukan sosialisasi kepada 231 subak se-Jembrana. "Dua pura itu yang nanti kami dipakai perbandingan. Nanti kita juga rencanakan kooridinasi ke Pemkab, duduk bersama membahas mana yang lebih layak," pungkas Arnyana. *ode

Komentar